Mengedukasi Pasar tentang Aset Crypto dan Risikonya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Investor fest 2021 yang bertujuan mengedukasi seputar investasi dari berbagai aset seperti crypto , saham hingga forex sukses dilangsungkan akhir pekan kemarin. Digelar selama enam jam, acara melibatkan pembicara ahli di bidangnya masing-masing.
Antara lain Ellen May, Founder EMtrade; Kevin Widjaja, Chief Investment Officer Mandiri Investment Management Singapura; Yossy Girsang, CEO YG Strategic; Daryl Yahya, CEO TID Trading Academy; Oscar Darmawan, CEO Indodax; Gabriel Rey, CEO TRIV; dan Gema Goeyardi, CEO Astronacci.
Acara ini mengupas tuntas seputar alat investasi di 2021, baik secara fundamental dan teknikal. Audiens siaran langsung pun diajarkan melakukan manajemen risiko agar investasi yang mereka lakukan bisa terkendali dan meminimalisir kerugian. Salah satu bahasan yang menarik di acara ini adalah mengenai proyeksi market 2021, baik crypto, saham atau forex.
Menurut Oscar Darmawan, tahun ini menjadi tahun bullish bagi Bitcoin yang diikuti dengan banyaknya investor besar masuk ke aset crypto tersebut. Seperti yang publik tahu di awal tahun ini saja Bitcoin sempat meroket ke angka USD40.000, sebelum akhirnya harus turun kembali.
Kesempatan turun ini bisa dimanfaatkan oleh para trader untuk melakukan pembelian, namun harus tetap memerhatikan risiko yang ada. Sebab pasar crypto adalah pasar yang volatile.
“Saran saya jika ingin membeli crypto pilihlah yang market cap-nya besar, seperti Bitcoin dan Ethereum karena harganya tidak terlalu volatile. Karena kalau market cap-nya kecil ada kemungkinan menjadi abu. Karena untuk menjaga market cap butuh kepercayaan dari market,” saran Oscar saat menyampaikan materi mengenai crypto outlook 2021.
Lalu bagaimana dengan kondisi pasar saham di 2021? Hal ini pun dijawab oleh Ellen May, Founder dari EmTrade. 2021 menurutnya Indonesia dan negara lain sedang mengalami masa pemulihan ekonomi.
“Kata kuncinya tahun ini adalah komoditas yang masih akan menguat, minyak, batubara, beras, gandum. Menurut saya Nikel juga masih akan jadi game changer tahun ini walau saat ini masih banyak yang nyangkut di sana,” papar Ellen saat memberikan materi mengenai stocks outlook 2021.
Ellen pun menggarisbawahi kondisi IHSG yang saat ini turun masih terbilang wajar. Sebab saat Maret dan Desember tahun lalu IHSG naik begitu cepat, bahkan lebih signifikan dibanding tahun 2008.
Dia pun menyarankan untuk para investor atau calon investor saham untuk memiliki risiko manajemen yang baik. Ellen pun mengedukasi untuk tahun ini ada baiknya membagi portofolio saham dengan bijak, misalnya dengan 80% untuk investasi atau menabung saham, dan 20% untuk trading jangka pendek.
Sementara itu, Gema Goeyardi, CEO Astronacci, menilai, tahun ini akan ada sideways besar-besaran. Stimulus dari Biden, sentimen terkait COVID-19 hingga pergantian suasana politik di Amerika Serikat patut diperhatikan untuk memprediksi pergerakan pasar.
“Setiap pergantian presiden market-nya berubah banget, satu bulan pertama dari presiden baru kondisi market akan berubah. Karena itu harus ubah strategi dan atur manajemen risiko, jangan agresif dulu,” sarannya.
Untuk diketahui, Investor fest 2021 bertujuan untuk mengedukasi dan bukan merupakan ajakan untuk berinvestasi. Jadi semua investasi aset apapun harus dilakukan dengan bijaksana, memahami risiko yang ada, dan tanpa ada unsur paksaan.
Antara lain Ellen May, Founder EMtrade; Kevin Widjaja, Chief Investment Officer Mandiri Investment Management Singapura; Yossy Girsang, CEO YG Strategic; Daryl Yahya, CEO TID Trading Academy; Oscar Darmawan, CEO Indodax; Gabriel Rey, CEO TRIV; dan Gema Goeyardi, CEO Astronacci.
Acara ini mengupas tuntas seputar alat investasi di 2021, baik secara fundamental dan teknikal. Audiens siaran langsung pun diajarkan melakukan manajemen risiko agar investasi yang mereka lakukan bisa terkendali dan meminimalisir kerugian. Salah satu bahasan yang menarik di acara ini adalah mengenai proyeksi market 2021, baik crypto, saham atau forex.
Menurut Oscar Darmawan, tahun ini menjadi tahun bullish bagi Bitcoin yang diikuti dengan banyaknya investor besar masuk ke aset crypto tersebut. Seperti yang publik tahu di awal tahun ini saja Bitcoin sempat meroket ke angka USD40.000, sebelum akhirnya harus turun kembali.
Kesempatan turun ini bisa dimanfaatkan oleh para trader untuk melakukan pembelian, namun harus tetap memerhatikan risiko yang ada. Sebab pasar crypto adalah pasar yang volatile.
“Saran saya jika ingin membeli crypto pilihlah yang market cap-nya besar, seperti Bitcoin dan Ethereum karena harganya tidak terlalu volatile. Karena kalau market cap-nya kecil ada kemungkinan menjadi abu. Karena untuk menjaga market cap butuh kepercayaan dari market,” saran Oscar saat menyampaikan materi mengenai crypto outlook 2021.
Lalu bagaimana dengan kondisi pasar saham di 2021? Hal ini pun dijawab oleh Ellen May, Founder dari EmTrade. 2021 menurutnya Indonesia dan negara lain sedang mengalami masa pemulihan ekonomi.
“Kata kuncinya tahun ini adalah komoditas yang masih akan menguat, minyak, batubara, beras, gandum. Menurut saya Nikel juga masih akan jadi game changer tahun ini walau saat ini masih banyak yang nyangkut di sana,” papar Ellen saat memberikan materi mengenai stocks outlook 2021.
Ellen pun menggarisbawahi kondisi IHSG yang saat ini turun masih terbilang wajar. Sebab saat Maret dan Desember tahun lalu IHSG naik begitu cepat, bahkan lebih signifikan dibanding tahun 2008.
Dia pun menyarankan untuk para investor atau calon investor saham untuk memiliki risiko manajemen yang baik. Ellen pun mengedukasi untuk tahun ini ada baiknya membagi portofolio saham dengan bijak, misalnya dengan 80% untuk investasi atau menabung saham, dan 20% untuk trading jangka pendek.
Sementara itu, Gema Goeyardi, CEO Astronacci, menilai, tahun ini akan ada sideways besar-besaran. Stimulus dari Biden, sentimen terkait COVID-19 hingga pergantian suasana politik di Amerika Serikat patut diperhatikan untuk memprediksi pergerakan pasar.
“Setiap pergantian presiden market-nya berubah banget, satu bulan pertama dari presiden baru kondisi market akan berubah. Karena itu harus ubah strategi dan atur manajemen risiko, jangan agresif dulu,” sarannya.
Untuk diketahui, Investor fest 2021 bertujuan untuk mengedukasi dan bukan merupakan ajakan untuk berinvestasi. Jadi semua investasi aset apapun harus dilakukan dengan bijaksana, memahami risiko yang ada, dan tanpa ada unsur paksaan.
(iqb)