Kumpulkan Emak-Emak Bloger, SOS Children’s Villages Ajak Asah Bakat Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal, menyikapi hal itu SOS Children’s Villages Indonesia, mengadakan gandeng Travelio, Campaign.com, Yayasan Rangkul Keluarga Kita Berdaya, Aliansi Laki-laki Baru, Indorelawan dan media partner Mommies Daily, Women for Indonesia, Kumpulan Emak2 Blogger, Cerita Ibu Cerdas, serta diikuti oleh berbagai komunitas pegiat pengasuhan anak dan keluarga. (
)
Melihat kondisi yang telah dipaparkan sebelumnya, webinar ini membahas pentingnya mempertahankan usaha perlindungan anak dan menjaga kualitas pengasuhan yang setara di masa pandemi. Dengan menghadirkan empat narasumber, yaitu Tri Lestari Dewi Saraswati selaku Child Rights & Child Protection Specialist dari SOS Children’s Villages Indonesia, Haryo Widodo sebagai Koordinator Aliansi Laki-Laki Baru Yogyakarta, Yunita Fransisca sebagai Pengelola Data dan Monev Keluarga Kita, juga Riyanti sebagai seorang Ibu - dampingan program Family Strengthening SOS Children’s Villages Indonesia. ( )
“Kita semua ingin kekerasan di dalam keluarga berkurang. Hal ini dapat kita mulai dengan mengasah berperilaku adil terhadap setiap anggota keluarga. Dari awal doronglah anak-anak untuk dapat meningkatkan minat dan bakatnya tanpa membatasi ‘sesuai dengan gender’.”, ujar Tri Lestari Dewi Saraswati selaku Child Rights & Child Protection Specialist dari SOS Children’s Villages Indonesia.
Sementara itu, Yunita Fransisca sebagai Pengelola Data dan Monev Keluarga Kita juga menambahkan, Kehadiran setiap orang (suami dan istri) dalam pengasuhan menjadi hal yang sangat penting. Orang tua perlu berbagi peran memberikan dampak yang besar pada kehidupan anak.
''Ketika ia terbiasa melihat dan merasakan orang tuanya hadir dalam pengasuhan, anak dapat menerapkan hal yang sama pada saat ia beranjak dewasa. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi kecenderungan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.” tutur Yunita
Haryo Widodo sebagai perwakilan bapak dari Aliansi Laki-laki Baru juga menambahkan pemaparan tentang pentingnya peran pengasuhan setara bagi anak, “Laki-laki sendiri memiliki beban terhadap norma-norma yang digaungkan selama ini. Tanggung jawab yang ditujukan pada kaum adam memberikan tekanan dan memaksa laki-laki untuk memendam emosinya. Ketika hal ini terjadi, sering kali laki-laki jadi enggan ikut mengerjakan pekerjaan domestik dan pekerjaan domestik pun dibebankan pada perempuan.
Padahal, penting bagi laki-laki untuk memiliki empati dan membuka ruang dialog bersama istri untuk saling memahami satu sama lain apabila ingin relasinya terbangun dengan sehat. Ketika suami merefleksikan bagaimana mereka terlibat dalam pekerjaan domestik, keluarga akan terasa lebih harmonis dan berdampak positif pada pengasuhan anak.”
Melihat kondisi yang telah dipaparkan sebelumnya, webinar ini membahas pentingnya mempertahankan usaha perlindungan anak dan menjaga kualitas pengasuhan yang setara di masa pandemi. Dengan menghadirkan empat narasumber, yaitu Tri Lestari Dewi Saraswati selaku Child Rights & Child Protection Specialist dari SOS Children’s Villages Indonesia, Haryo Widodo sebagai Koordinator Aliansi Laki-Laki Baru Yogyakarta, Yunita Fransisca sebagai Pengelola Data dan Monev Keluarga Kita, juga Riyanti sebagai seorang Ibu - dampingan program Family Strengthening SOS Children’s Villages Indonesia. ( )
“Kita semua ingin kekerasan di dalam keluarga berkurang. Hal ini dapat kita mulai dengan mengasah berperilaku adil terhadap setiap anggota keluarga. Dari awal doronglah anak-anak untuk dapat meningkatkan minat dan bakatnya tanpa membatasi ‘sesuai dengan gender’.”, ujar Tri Lestari Dewi Saraswati selaku Child Rights & Child Protection Specialist dari SOS Children’s Villages Indonesia.
Sementara itu, Yunita Fransisca sebagai Pengelola Data dan Monev Keluarga Kita juga menambahkan, Kehadiran setiap orang (suami dan istri) dalam pengasuhan menjadi hal yang sangat penting. Orang tua perlu berbagi peran memberikan dampak yang besar pada kehidupan anak.
''Ketika ia terbiasa melihat dan merasakan orang tuanya hadir dalam pengasuhan, anak dapat menerapkan hal yang sama pada saat ia beranjak dewasa. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi kecenderungan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.” tutur Yunita
Haryo Widodo sebagai perwakilan bapak dari Aliansi Laki-laki Baru juga menambahkan pemaparan tentang pentingnya peran pengasuhan setara bagi anak, “Laki-laki sendiri memiliki beban terhadap norma-norma yang digaungkan selama ini. Tanggung jawab yang ditujukan pada kaum adam memberikan tekanan dan memaksa laki-laki untuk memendam emosinya. Ketika hal ini terjadi, sering kali laki-laki jadi enggan ikut mengerjakan pekerjaan domestik dan pekerjaan domestik pun dibebankan pada perempuan.
Padahal, penting bagi laki-laki untuk memiliki empati dan membuka ruang dialog bersama istri untuk saling memahami satu sama lain apabila ingin relasinya terbangun dengan sehat. Ketika suami merefleksikan bagaimana mereka terlibat dalam pekerjaan domestik, keluarga akan terasa lebih harmonis dan berdampak positif pada pengasuhan anak.”
(wbs)