Kemenkominfo Sebut Fiberisasi Syarat Penting Implementasi 5G
loading...
A
A
A
Pada kesempatan tersebut, Ismail juga mengatakan bahwa implementasi teknologi 5G dimulai ketika akses jaringan 4G telah menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia yang ditargetkan tahun 2022 .
Teknologi 5G merupakan salah satu rangkaian dari enhancement teknologi yang sudah ada saat ini.
“Kita sekarang sudah sampai pada pengujung untuk menuntaskan jaringan 4G di seluruh Indonesia, ditargetkan sampai dengan akhir tahun 2022 seluruh desa terhubung dengan jaringan 4G, itu target kita,” ujarnya.
Sembari menuntaskan 4G pada tahun 2022, menurut Dirjen SDPPI, Indonesia juga mengawali implementasi 5G, terutama untuk kebutuhan yang mendapatkan aplikasi yang bermanfaat untuk 5G. Namun, Dirjen SDPPI menilai pemerintah tidak ingin membangun 5G secara tidak tepat waktu.
“Jadi, kecepatan itu juga tidak lebih bagus tapi tepat waktu. Terlambat enggak bagus, cepat enggak bagus. Jadi harus in time, harus tepat waktunya,” katanya. (Baca juga: SMA Double Track, Terobosan Jatim untuk Tekan Pengangguran)
Menurutnya, implementasi dilaksanakan ketika semua ekosistem 5G siap. Pemerintah, kata dia, tidak ingin operator seluler membangun jaringan dengan mengeluarkan pos biaya yang sangat besar tapi pemanfaatannya belum siap.
“Belum menghasilkan produktivitas nasional yang baik, belum bisa menghasilkan return of investment (pengembalian investasi dengan cepat). Jadi kita sedang bekerja keras mempersiapkan beberapa prasyarat agar implementasi 5G itu bisa terasa dan manfaatnya langsung terasa,” jelasnya.
Pemerintah merencanakan frekuensi 5G memiliki 3 layer. Untuk kapasitas rendah, sedang, dan tinggi. Masing-masing layer untuk frekuensi 5G memiliki kandidat mulai dari 26 Ghz sampai dengan 3,5 Ghz.
“Nah masing-masing layer punya kandidat, yang middle band itu ada di kandidat 3,5 dan 26 GHz. Jadi setiap operator seluler itu butuh lower band, butuh middle band, butuh upper band. Nah kita kandidatnya untuk tiap layer tuh ada,” katanya. (Baca juga: Jangan Skip Buah Walau Sedang Berlibur)
Sebelumnya, Konferensi Komunikasi Radio Dunia atau World Radio Communications Conferences (WRC) 2019 yang diselenggarakan di Mesir menetapkan tiga pita frekuensi baru di milimeter wave untuk 5G, yaitu 26 GHz (24,5 - 27,5GHz), 40 GHz (37- 43,5 GHz), dan 66 GHz.
Di sisi lain, Plt Direktur Standardisasi Direktorat SDPPI Kominfo Indra Utama menegaskan bahwa edukasi terhadap masyarakat terkait implementasi digitalisasi di seluruh Indonesia cukup penting. Ke depan masyarakat akan sangat tergantung dengan internet dalam kehidupan sehari-hari.
Teknologi 5G merupakan salah satu rangkaian dari enhancement teknologi yang sudah ada saat ini.
“Kita sekarang sudah sampai pada pengujung untuk menuntaskan jaringan 4G di seluruh Indonesia, ditargetkan sampai dengan akhir tahun 2022 seluruh desa terhubung dengan jaringan 4G, itu target kita,” ujarnya.
Sembari menuntaskan 4G pada tahun 2022, menurut Dirjen SDPPI, Indonesia juga mengawali implementasi 5G, terutama untuk kebutuhan yang mendapatkan aplikasi yang bermanfaat untuk 5G. Namun, Dirjen SDPPI menilai pemerintah tidak ingin membangun 5G secara tidak tepat waktu.
“Jadi, kecepatan itu juga tidak lebih bagus tapi tepat waktu. Terlambat enggak bagus, cepat enggak bagus. Jadi harus in time, harus tepat waktunya,” katanya. (Baca juga: SMA Double Track, Terobosan Jatim untuk Tekan Pengangguran)
Menurutnya, implementasi dilaksanakan ketika semua ekosistem 5G siap. Pemerintah, kata dia, tidak ingin operator seluler membangun jaringan dengan mengeluarkan pos biaya yang sangat besar tapi pemanfaatannya belum siap.
“Belum menghasilkan produktivitas nasional yang baik, belum bisa menghasilkan return of investment (pengembalian investasi dengan cepat). Jadi kita sedang bekerja keras mempersiapkan beberapa prasyarat agar implementasi 5G itu bisa terasa dan manfaatnya langsung terasa,” jelasnya.
Pemerintah merencanakan frekuensi 5G memiliki 3 layer. Untuk kapasitas rendah, sedang, dan tinggi. Masing-masing layer untuk frekuensi 5G memiliki kandidat mulai dari 26 Ghz sampai dengan 3,5 Ghz.
“Nah masing-masing layer punya kandidat, yang middle band itu ada di kandidat 3,5 dan 26 GHz. Jadi setiap operator seluler itu butuh lower band, butuh middle band, butuh upper band. Nah kita kandidatnya untuk tiap layer tuh ada,” katanya. (Baca juga: Jangan Skip Buah Walau Sedang Berlibur)
Sebelumnya, Konferensi Komunikasi Radio Dunia atau World Radio Communications Conferences (WRC) 2019 yang diselenggarakan di Mesir menetapkan tiga pita frekuensi baru di milimeter wave untuk 5G, yaitu 26 GHz (24,5 - 27,5GHz), 40 GHz (37- 43,5 GHz), dan 66 GHz.
Di sisi lain, Plt Direktur Standardisasi Direktorat SDPPI Kominfo Indra Utama menegaskan bahwa edukasi terhadap masyarakat terkait implementasi digitalisasi di seluruh Indonesia cukup penting. Ke depan masyarakat akan sangat tergantung dengan internet dalam kehidupan sehari-hari.