Kemenkominfo Sebut Fiberisasi Syarat Penting Implementasi 5G

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 10:11 WIB
loading...
Kemenkominfo Sebut Fiberisasi Syarat Penting Implementasi 5G
Kemenkominfo tengah menyiapkan ekosistem implementasi jaringan 5G di Indonesia. Salah satu prasyarat implementasi 5G adalah fiberisasi. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah menyiapkan ekosistem implementasi jaringan 5G di Indonesia. Salah satu prasyarat implementasi 5G adalah fiberisasi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail mengatakan operator telekomunikasi harus membangun jaringan fiber optik yang menghubungkan antar-base transceiver station (BTS)-nya. “Karena 5G itu kan last mile. Jadi digunakan di ujung akhir dari BTS ke publik,” ujarnya saat membuka focus group discussion (FGD) bertema “Peran Strategis Ditjen SDPPI di Masa Pandemi”, di Tangerang Selatan, Banten, Senin (26/10).



Menurut Ismail, dari jumlah BTS yang sudah ada, jangan sampai terjadi bottlenecking atau penyempitan saluran karena informasi yang disalurkan besar di ujung atau last mile dengan 5G, tapi kemudian ke belakangnya terjadi pelambatan. (Baca: 4 Golongan Manusia yang Tertipu dengan Ilmu)

“Ini yang sekarang sedang dikerjakan seluruh operator menggunakan fiberisasi untuk membangun fiber optik yang menghubungkan antar-BTS itu. Tanpa fiberisasi, jaringan 5G juga tetap tidak dirasakan manfaatnya, hampir sama dengan 4G ketika terjadi bottlenecking,” sebutnya.

Dirjen Ismail menjelaskan syarat kedua implementasi 5G adalah aplikasi yang harus dibangun operator seluler dan industri secara keseluruhan yang diutamakan membangun aplikasi lokal.

“Jangan sampai nanti kita membangun network 5G tapi isinya adalah aplikasi asing semua sehingga tidak ada aplikasi lokal yang mengeluarkan karya anak bangsa karena pendapatan atau rupiah adanya di level aplikasi itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berharap Komunitas Postel mulai mempersiapkan beragam aplikasi lokal agar ketika network 5G dibangun dapat memanfaatkan produk dalam negeri karya anak bangsa.

Adapun prasyarat ketiga berkaitan dengan digital talent atau sumber daya manusia (SDM) bagi Indonesia untuk siap mengimplementasikan teknologi 5G. “Jangan sampai teknologi 5G diimplementasikan tapi kita tidak mampu memelihara, tidak mampu melakukan pengembangan, tidak ada orang yang cukup untuk melakukan enhancement (peningkatan) dari kemampuan 5G itu, baik dari sisi operator maupun juga dari sisi user,” kata Ismail. (Baca juga: Sepakat Tingkatkan Kerja Sama, RI-AS Kian Mesra)

Mengingat pentingnya talenta digital yang harus dipersiapkan sebelum rool up teknologi 5G benar-benar dibangun. “Kementerian Kominfo menjawab kebutuhan tersebut melalui program pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS) dimulai dari pelatihan dasar (basic), intermediate hingga advance,” kata Dirjen Ismail.

Pada kesempatan tersebut, Ismail juga mengatakan bahwa implementasi teknologi 5G dimulai ketika akses jaringan 4G telah menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia yang ditargetkan tahun 2022 .
Teknologi 5G merupakan salah satu rangkaian dari enhancement teknologi yang sudah ada saat ini.

“Kita sekarang sudah sampai pada pengujung untuk menuntaskan jaringan 4G di seluruh Indonesia, ditargetkan sampai dengan akhir tahun 2022 seluruh desa terhubung dengan jaringan 4G, itu target kita,” ujarnya.

Sembari menuntaskan 4G pada tahun 2022, menurut Dirjen SDPPI, Indonesia juga mengawali implementasi 5G, terutama untuk kebutuhan yang mendapatkan aplikasi yang bermanfaat untuk 5G. Namun, Dirjen SDPPI menilai pemerintah tidak ingin membangun 5G secara tidak tepat waktu.

“Jadi, kecepatan itu juga tidak lebih bagus tapi tepat waktu. Terlambat enggak bagus, cepat enggak bagus. Jadi harus in time, harus tepat waktunya,” katanya. (Baca juga: SMA Double Track, Terobosan Jatim untuk Tekan Pengangguran)

Menurutnya, implementasi dilaksanakan ketika semua ekosistem 5G siap. Pemerintah, kata dia, tidak ingin operator seluler membangun jaringan dengan mengeluarkan pos biaya yang sangat besar tapi pemanfaatannya belum siap.

“Belum menghasilkan produktivitas nasional yang baik, belum bisa menghasilkan return of investment (pengembalian investasi dengan cepat). Jadi kita sedang bekerja keras mempersiapkan beberapa prasyarat agar implementasi 5G itu bisa terasa dan manfaatnya langsung terasa,” jelasnya.

Pemerintah merencanakan frekuensi 5G memiliki 3 layer. Untuk kapasitas rendah, sedang, dan tinggi. Masing-masing layer untuk frekuensi 5G memiliki kandidat mulai dari 26 Ghz sampai dengan 3,5 Ghz.

“Nah masing-masing layer punya kandidat, yang middle band itu ada di kandidat 3,5 dan 26 GHz. Jadi setiap operator seluler itu butuh lower band, butuh middle band, butuh upper band. Nah kita kandidatnya untuk tiap layer tuh ada,” katanya. (Baca juga: Jangan Skip Buah Walau Sedang Berlibur)

Sebelumnya, Konferensi Komunikasi Radio Dunia atau World Radio Communications Conferences (WRC) 2019 yang diselenggarakan di Mesir menetapkan tiga pita frekuensi baru di milimeter wave untuk 5G, yaitu 26 GHz (24,5 - 27,5GHz), 40 GHz (37- 43,5 GHz), dan 66 GHz.

Di sisi lain, Plt Direktur Standardisasi Direktorat SDPPI Kominfo Indra Utama menegaskan bahwa edukasi terhadap masyarakat terkait implementasi digitalisasi di seluruh Indonesia cukup penting. Ke depan masyarakat akan sangat tergantung dengan internet dalam kehidupan sehari-hari.

“Untuk itu, kita terus mendorong sosialisasi digital kepada masyarakat, termasuk membentuk digital talent di seluruh Indonesia. Sesuai dengan instruksi Bapak Presiden Jokowi, alhamdulillah, responsnya sangat positif,” paparnya. (Lihat videonya: Buaya Raksasa Tertangkap Warga di Bangka Belitung)

Suka atau tidak, kata dia, era digitalisasi atau internet bakal menjadi kebutuhan pada masa depan. Khususnya dari kalangan milenial. Hanya saja, internet haruslah dikembangkan untuk hal-hal yang positif dan produktif. Semisal, mendorong adanya pusat data nasional yang efisien dan valid. (Sudarsono)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2733 seconds (0.1#10.140)