WhatsApp Business Akan Jadi Alat Facebook untuk Kumpulkan Cuan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak diluncurkan pada 2018, pengguna WhatsApp Business terus meroket. Bahkan, saat ini ada 175 juta orang mengirim pesan ke akun WhatsApp Business setiap harinya. BACA JUGA :4 Kamera, 64 MP, Rp3 jutaan, Ini Fitur Kamera Terbaik Poco X3 NFC
Karena itu, platform ini yang akan dijadikan WhatsApp sebagai sumber pundi-pundi untuk mendapatkan uang. Karena sejak dibeli Facebook pada 2014 senilai USD19 miliar, WhatsApp sama sekali tidak menyumbang pendapatan sepeserpun. Dan dalam waktu dekat hal itu berubah.
Itu karena satu fitur: Tombol Belanja di WhatsApp. Dimana pengguna WhatsApp nantinya akan bisa langsung bertransaksi dengan toko/UKM pemilik WhatsApp Business langsung dari aplikasi WhatsApp.
Tentu saja, fitur tersebut sudah di dukung oleh ekosistem yang kuat. Pertama, sudah sangat banyak UKM/pebisnis di Indonesia yang memanfaatkan WhatsApp Business untuk menunjang usaha mereka.
Baik untuk menerima pesanan, menjawab pertanyaan, memajang katalog barang danganan, atau bahkan menjawab komplain.
Kedua, karakter pengguna di Indonesia yang sangat tech savvy atau melek teknologi.
Tombol belanja baru tersebut dirilis di beberapa negara sekaligus. Termasuk Indonesia sebagai salah satu negara pertama yang mendapatkannya.
BACA JUGA:10 Alasan Poco X3 NFC Layak Disebut The Real Mid Range Killer
Tombol itu akan memberi konsumen tanda bahwa suatu bisnis memiliki katalog, sehingga konsumen dapat dengan cepat dan mudah menemukan sesuatu yang mungkin ingin mereka beli.
Tapi, tentu saja, tidak ada yang gratis. Facebook akan mengutip biaya bagi UKM untuk menggunakan fitur WhatsApp Business. Mereka menyebutnya “biaya hosting”, sehingga UKM bisa menjual produk, memperbarui inventaris, dan merespons dengan cepat pesan yang mereka terima.
Apakah Konsumen Indonesia Akan Belanja di WhatsApp?
Melalui survei The Harris Poll yang melibatkan 1.019 responden berusia 18 tahun ke atas pada 4-10 September 2020 di Indonesia, di dapat hasil bahwa fitur WhatsApp Business sangat relevan bagi konsumen Indonesia. Berikut hasilnya:
Karena itu, platform ini yang akan dijadikan WhatsApp sebagai sumber pundi-pundi untuk mendapatkan uang. Karena sejak dibeli Facebook pada 2014 senilai USD19 miliar, WhatsApp sama sekali tidak menyumbang pendapatan sepeserpun. Dan dalam waktu dekat hal itu berubah.
Itu karena satu fitur: Tombol Belanja di WhatsApp. Dimana pengguna WhatsApp nantinya akan bisa langsung bertransaksi dengan toko/UKM pemilik WhatsApp Business langsung dari aplikasi WhatsApp.
Tentu saja, fitur tersebut sudah di dukung oleh ekosistem yang kuat. Pertama, sudah sangat banyak UKM/pebisnis di Indonesia yang memanfaatkan WhatsApp Business untuk menunjang usaha mereka.
Baik untuk menerima pesanan, menjawab pertanyaan, memajang katalog barang danganan, atau bahkan menjawab komplain.
Kedua, karakter pengguna di Indonesia yang sangat tech savvy atau melek teknologi.
Tombol belanja baru tersebut dirilis di beberapa negara sekaligus. Termasuk Indonesia sebagai salah satu negara pertama yang mendapatkannya.
BACA JUGA:10 Alasan Poco X3 NFC Layak Disebut The Real Mid Range Killer
Tombol itu akan memberi konsumen tanda bahwa suatu bisnis memiliki katalog, sehingga konsumen dapat dengan cepat dan mudah menemukan sesuatu yang mungkin ingin mereka beli.
Tapi, tentu saja, tidak ada yang gratis. Facebook akan mengutip biaya bagi UKM untuk menggunakan fitur WhatsApp Business. Mereka menyebutnya “biaya hosting”, sehingga UKM bisa menjual produk, memperbarui inventaris, dan merespons dengan cepat pesan yang mereka terima.
Apakah Konsumen Indonesia Akan Belanja di WhatsApp?
Melalui survei The Harris Poll yang melibatkan 1.019 responden berusia 18 tahun ke atas pada 4-10 September 2020 di Indonesia, di dapat hasil bahwa fitur WhatsApp Business sangat relevan bagi konsumen Indonesia. Berikut hasilnya:
88% orang di Indonesia setuju bahwa berkirim pesan (misalnya melalui aplikasi perpesanan atau SMS) adalah cara cepat dan mudah untuk berkomunikasi dengan sebuah bisnis. |
81% orang di Indonesia setuju "berkirim pesan (misal melalui aplikasi perpesanan atau SMS) dengan bisnis menghemat waktu dibanding menelepon. |
88% orang di Indonesia setuju mereka “ingin dapat berkomunikasi dengan bisnis dengan cara yang sama seperti berkomunikasi dengan teman/keluarga melalui pesan (misal melalui aplikasi perpesanan atau SMS).” |
81% orang di Indonesia setuju "berkirim pesan (misal melalui aplikasi perpesanan atau SMS) dengan bisnis menghemat waktu dibanding menelepon.” |
85% orang di Indonesia setuju bahwa mereka “saat ini lebih memilih mengirim pesan (misal melalui aplikasi perpesanan atau SMS) ketika perlu menghubungi sebuah bisnis dibanding sebelum pandemi.” |
86% orang di Indonesia cenderung berbisnis dengan/membeli dari perusahaan yang dapat dihubungi melalui pesan (misal melalui aplikasi perpesanan atau SMS) daripada dengan bisnis yang tidak menyediakan fasilitas tersebut.” |
(dan)