Smartwatch Monster untuk Penggila Olah Raga dan Pencinta Alam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Garmin Fenix 6 Pro Solar adalah jam tangan “monster” yang menyasar pengguna spesifik: berduit, penggila olah raga, senang bertualang, serta punya gaya hidupsuper aktif. BACA JUGA :Alasan Huawei Watch GT 2e Cocok untuk Pengguna Smartwatch Newbie
Saya meminta 5 orang berbeda menebak harga Garmin Fenix 6 Pro Solar yang sedang saya kenakan di pergelangan tangan. Ternyata tidak ada satupun yang benar. Bahkan, tebakan mereka jauh dari harga sebenarnya. Ada yang menebak Rp3 juta. Ada yang Rp4 juta. Tebakan termahal hanya Rp6 juta atau setengah dari harga ritel Garmin Fenix 6 Pro Solar yang dibanderol Rp13.500.000.
Jelas smartwatch ini bukan untuk orang yang suka pamer. Buktinya, tidak ada yang menyangka harganya dua digit. Bisa jadi Apple Watch atau Samsung Galaxy Watch dengan banderol50% lebih murahmasih terlihat lebihmewahdibandingGarmin Fenix 6 Pro Solar. Karena umumnya smartwatch tersebut lebih mengutamakan desain dan tampilan yang modern, cantik,serta futuristik.
Lalu, apa yang membuat Garmin Fenix 6 Pro Solar--varian top of the line Garmin--ini dibanderol begitu tinggi untuk kelas smartwatch? Jawaban saya, ada di fungsinya.
BACA JUGA :Begini Rasanya Memakai Galaxy Watch3, Smartwatch Samsung Termahal dan Paling Premium
Jika kebanyakan smartwatch di pasar dirancang agar penggunanya bisa lebih aktif berolahraga, maka Garmin Fenix 6 Pro Solar adalah mesin yang ditujukan untuk para atlet.
Jika smartwatch umumnya cocok dikenakan untuk jogging atau bersepeda santai, maka Garmin Fenix 6 Pro Solar menyasar para penggila olah raga yang melakukan triathlon (berenang di laut, balap sepeda, dan lari) sekali sebulan.
Sensor, Satelit, dan Sinar Matahari
Semakin saya menyelami fitur-fiturnya, semakin saya menyadari bagaimana Garmin Fenix 6 Pro Solar adalah ”smartwatch monster” yang mengerikan.
Perangkat ini dijejali beragam sensor untuk mengukur apapun yang ingin Anda ukur. Dan saya tidak bercanda.
Selain sensor akselerometer, sensor detak jantung, dan gyroscope, ada juga built-in GPS, Glonass, barometric altimeter, compass, thermometer, serta pulse oxidation.
Kalau itu belum cukup, Garmin Fenix 6 Pro Solar bisa menyimpan 2.000 lagu, tahan diajak berenang di air laut, dan bisa di-charge dengan sinar matahari.
Ya, bodi Garmin Fenix 6 Pro Solar yang menggunakan standar militer itu begitu tangguh hingga bisa diajak berenang di laut. Air asin tidak akan membuatnya rontok.
Jam ini tidak hanya memberi informasi soal berapa langkah, detak jantung, dan jarak ketika jogging keliling rumah. Tapi bisa memberi tahu berapa banyak kelokan saat melakukan downhill menggunakan Mountain Bike (MTB)di Puncak, berapa banyak tanjakan di Gunung Arjuno, bahkan memberikan peta lengkap lapangan golf di seluruh Jakarta.
Dimanapun Anda berada, sistem satelit navigasi global GPS, GLONASS dan Galileo akan mengetahui presisi posisi Anda sambil terhubung ke sensor kompas tiga saklar, giroskop dan altimeter barometrik.
Fitur Pulse Ox² di jam tersebut tidak hanya mengukur saturasi oksigen darah, tapi juga memberi informasi terkait aklimasi ketinggian saat berada di gunung.
Garmin Fenix 6 Pro Solar juga tidak manja seperti smartwatch pada umumnya. Ia tidak butuh jaringan internet atau koneksi data untuk bisa beroperasi optimal.
Karena itu, jam tangan monster ini perlu "orang gila" pula yang mengendalikannya. Jika Anda tidak gila olah raga atau gila petualang, kemampuan Garmin Fenix 6 Pro Solar tidak akan bisa dioptimalkan.
BACA JUGA :Mampu Deteksi SpO2, Bisakah Smartwatch Kenali Awal Gejala Covid-19?
Tahan Sebulan Tanpa di Charge
Tentu saja pembeda Garmin Fenix 6 Pro Solar adalah daya tahan baterainya. Fiturnya serupa smartwatch yang ada di pasaran. Tapi, ketika umumnya smartwatch sudah keok dalam 1-3 hari pemakaian, pengguna Garmin Fenix 6 Pro Solar akan lupa dimana menyimpan kabel charger.
Sebab, baterai lithium internalnya bisa tahan lebih dari sebulan tanpa di-charge. Jika smartwatch biasa hanya akan menambah kerepotan saat dipakai naik gunung, keberadaan Garmin Fenix 6 Pro Solar bisa menyelamatkan nyawa.
Bahkan, diantara lini keluarga Finix, Garmin Finix 6 Pro Solar memiliki daya tahan baterai yang paling lama. Dalam moda Battery Saver, misalnya, daya tahannya bisa mencapai 48 hari tanpa di-charge.Dengantambahan tenaga surya,"nyawa" Garmin Fenix 6 Pro Solar lebih panjang 32 hari.
Desain Kurang Menarik
Garmin memiliki lini produk yang sangat luas.Mulai Garmin Forerunner, Garmin Venue, Garmin Instinct,serta Garmin Finix yang merupakan model top of the line (tertinggi).
Tentu saja, ada harga yang harus di bayar dengan bodi tangguh dan baterai tahan lama Garmin Fenix 6S Solar. Untuk bisa mencapai fitur monsternya itu, Garmin Fenix 6 Pro Solar tidak bisa tampil cantik dan trendy.
Yang dikorbankan pertama, desainnya. Biasa banget. Tidak ada ornamen-ornamen mencolok yang membuatnya gampang rusak. Layar sentuh digantikan tombol. Layar transflektif memang hemat energi dan mudah dibaca dibawah sinar matahari langsung atau di luar ruangan. Tapi, gelap saat berada di di indoor, bahkan dengan backlight menyala.
Ketiadaan layar sentuh mulanya juga membuat saya kesal. Mau tidak mau harus menghapal lima tombol navigasinya. Dan memang tidak sulit. Bahkan, bisa cepat beradaptasi. Walau, tetap lebih praktis memakai layar sentuh di smartwatch Huawei Watch GT2e saya. Sekadar untuk menekan pause dan resume, terkadang saya masih suka bingung. Karena begitu terbiasa mengusap dan menyentuh untuk melakukan navigasi.
Supercanggih, Walau Tidak Terlihat Canggih
Walau tampilannya tidak terlihat canggih, fitur Garmin Fenix 6 Pro Solar bisa dibilang sangat canggih. Jam tersebut bisa menemani olah raga Yoga dan Pilates, bisa memantau kondisi tubuh lewat Body Battery dan Stress Tracking, memiliki chip NFC, dapat terhubung ke Spotify dan menyimpan ribuan lagu, juga bisa menampilkan notifikasi email atau teks seperti halnya fitur smartwatch pada umumnya.
Saya meminta 5 orang berbeda menebak harga Garmin Fenix 6 Pro Solar yang sedang saya kenakan di pergelangan tangan. Ternyata tidak ada satupun yang benar. Bahkan, tebakan mereka jauh dari harga sebenarnya. Ada yang menebak Rp3 juta. Ada yang Rp4 juta. Tebakan termahal hanya Rp6 juta atau setengah dari harga ritel Garmin Fenix 6 Pro Solar yang dibanderol Rp13.500.000.
Jelas smartwatch ini bukan untuk orang yang suka pamer. Buktinya, tidak ada yang menyangka harganya dua digit. Bisa jadi Apple Watch atau Samsung Galaxy Watch dengan banderol50% lebih murahmasih terlihat lebihmewahdibandingGarmin Fenix 6 Pro Solar. Karena umumnya smartwatch tersebut lebih mengutamakan desain dan tampilan yang modern, cantik,serta futuristik.
Lalu, apa yang membuat Garmin Fenix 6 Pro Solar--varian top of the line Garmin--ini dibanderol begitu tinggi untuk kelas smartwatch? Jawaban saya, ada di fungsinya.
BACA JUGA :Begini Rasanya Memakai Galaxy Watch3, Smartwatch Samsung Termahal dan Paling Premium
Jika kebanyakan smartwatch di pasar dirancang agar penggunanya bisa lebih aktif berolahraga, maka Garmin Fenix 6 Pro Solar adalah mesin yang ditujukan untuk para atlet.
Jika smartwatch umumnya cocok dikenakan untuk jogging atau bersepeda santai, maka Garmin Fenix 6 Pro Solar menyasar para penggila olah raga yang melakukan triathlon (berenang di laut, balap sepeda, dan lari) sekali sebulan.
Sensor, Satelit, dan Sinar Matahari
Semakin saya menyelami fitur-fiturnya, semakin saya menyadari bagaimana Garmin Fenix 6 Pro Solar adalah ”smartwatch monster” yang mengerikan.
Perangkat ini dijejali beragam sensor untuk mengukur apapun yang ingin Anda ukur. Dan saya tidak bercanda.
Selain sensor akselerometer, sensor detak jantung, dan gyroscope, ada juga built-in GPS, Glonass, barometric altimeter, compass, thermometer, serta pulse oxidation.
Kalau itu belum cukup, Garmin Fenix 6 Pro Solar bisa menyimpan 2.000 lagu, tahan diajak berenang di air laut, dan bisa di-charge dengan sinar matahari.
Ya, bodi Garmin Fenix 6 Pro Solar yang menggunakan standar militer itu begitu tangguh hingga bisa diajak berenang di laut. Air asin tidak akan membuatnya rontok.
Jam ini tidak hanya memberi informasi soal berapa langkah, detak jantung, dan jarak ketika jogging keliling rumah. Tapi bisa memberi tahu berapa banyak kelokan saat melakukan downhill menggunakan Mountain Bike (MTB)di Puncak, berapa banyak tanjakan di Gunung Arjuno, bahkan memberikan peta lengkap lapangan golf di seluruh Jakarta.
Dimanapun Anda berada, sistem satelit navigasi global GPS, GLONASS dan Galileo akan mengetahui presisi posisi Anda sambil terhubung ke sensor kompas tiga saklar, giroskop dan altimeter barometrik.
Fitur Pulse Ox² di jam tersebut tidak hanya mengukur saturasi oksigen darah, tapi juga memberi informasi terkait aklimasi ketinggian saat berada di gunung.
Garmin Fenix 6 Pro Solar juga tidak manja seperti smartwatch pada umumnya. Ia tidak butuh jaringan internet atau koneksi data untuk bisa beroperasi optimal.
Karena itu, jam tangan monster ini perlu "orang gila" pula yang mengendalikannya. Jika Anda tidak gila olah raga atau gila petualang, kemampuan Garmin Fenix 6 Pro Solar tidak akan bisa dioptimalkan.
BACA JUGA :Mampu Deteksi SpO2, Bisakah Smartwatch Kenali Awal Gejala Covid-19?
Tahan Sebulan Tanpa di Charge
Tentu saja pembeda Garmin Fenix 6 Pro Solar adalah daya tahan baterainya. Fiturnya serupa smartwatch yang ada di pasaran. Tapi, ketika umumnya smartwatch sudah keok dalam 1-3 hari pemakaian, pengguna Garmin Fenix 6 Pro Solar akan lupa dimana menyimpan kabel charger.
Sebab, baterai lithium internalnya bisa tahan lebih dari sebulan tanpa di-charge. Jika smartwatch biasa hanya akan menambah kerepotan saat dipakai naik gunung, keberadaan Garmin Fenix 6 Pro Solar bisa menyelamatkan nyawa.
Bahkan, diantara lini keluarga Finix, Garmin Finix 6 Pro Solar memiliki daya tahan baterai yang paling lama. Dalam moda Battery Saver, misalnya, daya tahannya bisa mencapai 48 hari tanpa di-charge.Dengantambahan tenaga surya,"nyawa" Garmin Fenix 6 Pro Solar lebih panjang 32 hari.
Daya Tahan Baterai | Garmin Fenix 6 Pro Solar |
GPS | 36 jam (4 jam tambahan tenaga surya) |
Smartwatch | 14 hari (2 hari tambahan tenaga surya) |
Expedition GPS | 28 hari (8 hari tambahan tenaga surya) |
Battery Saver | 48 hari (32 hari tambahan tenaga surya) |
Desain Kurang Menarik
Garmin memiliki lini produk yang sangat luas.Mulai Garmin Forerunner, Garmin Venue, Garmin Instinct,serta Garmin Finix yang merupakan model top of the line (tertinggi).
Tentu saja, ada harga yang harus di bayar dengan bodi tangguh dan baterai tahan lama Garmin Fenix 6S Solar. Untuk bisa mencapai fitur monsternya itu, Garmin Fenix 6 Pro Solar tidak bisa tampil cantik dan trendy.
Yang dikorbankan pertama, desainnya. Biasa banget. Tidak ada ornamen-ornamen mencolok yang membuatnya gampang rusak. Layar sentuh digantikan tombol. Layar transflektif memang hemat energi dan mudah dibaca dibawah sinar matahari langsung atau di luar ruangan. Tapi, gelap saat berada di di indoor, bahkan dengan backlight menyala.
Ketiadaan layar sentuh mulanya juga membuat saya kesal. Mau tidak mau harus menghapal lima tombol navigasinya. Dan memang tidak sulit. Bahkan, bisa cepat beradaptasi. Walau, tetap lebih praktis memakai layar sentuh di smartwatch Huawei Watch GT2e saya. Sekadar untuk menekan pause dan resume, terkadang saya masih suka bingung. Karena begitu terbiasa mengusap dan menyentuh untuk melakukan navigasi.
Supercanggih, Walau Tidak Terlihat Canggih
Walau tampilannya tidak terlihat canggih, fitur Garmin Fenix 6 Pro Solar bisa dibilang sangat canggih. Jam tersebut bisa menemani olah raga Yoga dan Pilates, bisa memantau kondisi tubuh lewat Body Battery dan Stress Tracking, memiliki chip NFC, dapat terhubung ke Spotify dan menyimpan ribuan lagu, juga bisa menampilkan notifikasi email atau teks seperti halnya fitur smartwatch pada umumnya.
Plus Minus Garmin Fenix 6 Pro Solar |
Kelebihan | Kekurangan |
Punya sensor segudang | Pengoperasiannya cukup rumit |
Fiturnya banyak dan penting saat di alam. | Harganya terbilang mahal jika dibandingkan smartwatch di pasaran |
Rigid dan tahan banting | Desainnya tidak mewah. |
Baterainya tahan superlama | tidak memiliki layar sentuh |
Baterai bisa diisi dengan tenaga matahari | |
Bisadiajak berenang di air asin |
(dan)