November, TikTok Terancam Tetap Dipaksa Berhenti Beroperasi di AS

Kamis, 08 Oktober 2020 - 04:00 WIB
loading...
November, TikTok Terancam...
TikTok kemungkinan tetap dipaksa berhenti beroperasi di AS, meskipun mereka telah mengantongi kesepatakan dengan Oracle dan Walmart. Foto/Ist
A A A
WASHINGTON - Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) akan ditentukan pada awal November mendatang. Mengutip laman Reuters, seorang Hakim yang menangani perkara TikTok , hari ini, mengatakan, dia akan mengadakan sidang pada 4 November untuk memutuskan apakah Pemerintah AS dapat melarang transaksi TikTok . (Baca juga: AS Tuduh Facebook, Apple, Google Salah-Gunakan Pasar untuk Hancurkan Pesaing )

Aplikasi berbagi video pendek milik ByteDance ini dikhawatirkan oleh Pemerintahan Trump akan meneruskan data pribadi dan perusahaan Amerika ke Beijing. Perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden pada Agustus lalu memerintahkan ByteDance untuk melepaskan diri dari operasi TikTok di AS atau menghapusnya dari toko aplikasi di semua negara bagian.

Pada awalnya, Donald Trump mengacungkan jempol pada kesepakatan yang akan menciptakan perusahaan baru bernama TikTok Global yang akan 80% dimiliki oleh ByteDance dan 20% dimiliki oleh perusahaan AS, Oracle dan Walmart. Rencananya TikTok Global akan go public melalui IPO.

Sementara itu, keputusan pengadilan awal yang dikeluarkan oleh Hakim Distrik AS Carl Nichols pada 27 September mencegah Pemerintah AS memaksa Apple App Store dan Google Play Store menghapus listing-an mereka untuk TikTok.

Laman Phone Arena mengingatkan, perintah tersebut bersifat sementara dan Perintah Eksekutif yang ditandatangani oleh Trump terhadap TikTok dan ByteDance akan berlaku pada 12 November. Perintah ini akan menutup TikTok di AS jika tidak ada kesepakatan untuk mendivestasikan aplikasi populer saat itu.

Menurut jadwal yang dikeluarkan oleh pengadilan, tidak ada keputusan tentang masalah hukum apa pun di pengadilan terkait TikTok yang akan dikeluarkan paling cepat hingga akhir bulan depan.

Apa yang menahan kesepakatan adalah pertanyaan tentang kepemilikan mayoritas dari perusahaan baru. Selain itu, China perlu menyetujui transaksi tersebut dan mereka sekarang melarang ekspor algoritme buatan China ke negara lain.

TikTok menggunakan algoritme semacam itu untuk menentukan video apa yang dapat dilihat pelanggan. Teknologi ini kabarnya tidak akan dimasukkan dalam kesepakatan apa pun antara ByteDance, Oracle, dan Walmart.

TikTok disukai oleh banyak remaja yang menggunakan aplikasi ini untuk membuat video sinkronisasi bibir, tarian, lelucon, dan lainnya berdurasi 15 detik dan 60 detik. Selama pandemi, remaja yang terjebak di dalam rumah beralih ke aplikasi untuk memberi mereka sesuatu untuk dilakukan.

Di banyak negara bagian AS, TikTok memiliki 50 juta pengguna harian aktif dan 100 juta pengguna aktif bulanan. Data terbaru dari perusahaan analitik aplikasi Sensor Tower mengungkapkan bahwa TikTok adalah aplikasi dengan pendapatan kotor tertinggi di seluruh dunia selama kuartal ketiga.

TikTok juga merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh di iOS dan Android selama tiga bulan yang berakhir pada bulan September. Sementara belanja konsumen di aplikasi naik 800% setiap tahun dari Juli hingga September. (Baca juga: Luhut Ngeluh, Gara-gara Wisata Sepi Bali Tiap Bulan Rugi Rp9 Triliun )

Seperti kebanyakan perusahaan teknologi China yang menjalankan semacam bisnis di AS, Pemerintah AS menganggap TikTok dan perusahaan induknya sebagai ancaman keamanan nasional karena dianggap memiliki hubungan dekat dengan Pemerintah Komunis China. Hanya sampai sekarang tidak pernah ada bukti bahwa perusahaan-perusahaan ini (seperti Huawei dan ZTE) telah membangun pintu belakang ke dalam produk mereka untuk mendapatkan data pribadi.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Gambar AI Donald Trump...
Gambar AI Donald Trump Jadi Paus Picu Reaksi Keras
Tim Cook Beberkan Risiko...
Tim Cook Beberkan Risiko Besar yang Dihadapi Apple Terkait Tarif Impor
X Dilaporkan Blokir...
X Dilaporkan Blokir Akun-akun Pengkritik Elon Musk
Apple Pindahkan produksi...
Apple Pindahkan produksi iPhone untuk Pasar AS ke India
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
Warga AS Borong Produk...
Warga AS Borong Produk China di TikTok dan Amazon
Lebih dari 550 Eks Pejabat...
Lebih dari 550 Eks Pejabat Israel Desak Trump Akhiri Perang Gaza
Trump Tiba di Arab Saudi,...
Trump Tiba di Arab Saudi, Disambut Putra Mahkota Mohammed bin Salman
Hubungan Trump-Netanyahu...
Hubungan Trump-Netanyahu Retak Makin Dalam, Keduanya Saling Frustrasi
Rekomendasi
Program Konservasi Lingkungan...
Program Konservasi Lingkungan Pertamina Regional Jawa Diakui Dunia
Jokowi Kunjungi Rumah...
Jokowi Kunjungi Rumah Kasmudjo Dosen Pembimbing di UGM, Terkait Kasus Ijazah?
Efektivitas Stimulus...
Efektivitas Stimulus Ekonomi
Berita Terkini
Aturan Penggunaan Media...
Aturan Penggunaan Media Sosial di ASEAN Didesak untuk Dibuat
Logo Google Diperbarui...
Logo Google Diperbarui dengan Warna Gradasi Baru
Dibanderol Rp28 Juta,...
Dibanderol Rp28 Juta, HP Lipat Kelas Sultan Oppo Find N5 Ludes Bak Kacang Goreng, Apa Sebabnya?
Lebih Dahulu Gelap atau...
Lebih Dahulu Gelap atau Terang? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Reaksi Kasih Sayang...
Reaksi Kasih Sayang Ibu Gajah ketika Anaknya Tewas Ditabrak Truk
Anjing dan Kucing Berevolusi...
Anjing dan Kucing Berevolusi hingga Terlihat Mirip karena Alasan Aneh Ini
Infografis
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved