Gunakan Smartwatch untuk Kenali Awal Happy Hipoksia

Selasa, 22 September 2020 - 13:15 WIB
loading...
Gunakan Smartwatch untuk Kenali Awal Happy Hipoksia
Smartwatch Galaxy Watch3 memiliki fitur deteksi SpO2 untuk mengenali kadar oksigen di dalam darah. Foto: dok/Samsung
A A A
JAKARTA - Hipoksemia dan hipoksia adalah gejala pasien Covid-19 yang harus diwaspadai. Hipoksemia adalah kondisi penurunan kadar oksigen dalam darah. Jika berlanjut dapat membuat kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh seseorang. Yang kemudian disebut Hipoksia.

Nah, Covid-19 memunculkan apa yang disebut dengan Happy Hipoksia. Kondisi tersebut membuat pasien memburuk secara diam-diam. Sebabnya: penurunan kadar oksigen dalam darah yang drastis. Meski kekurangan oksigan, pasien tidak mengalami sesak napas atau tersengal-sengal. (Baca: Inilah Nasib Orang yang Bakhil)

Nah, kadar oksigen dalam darah (SpO2) sebenarnya dapat di deteksi dengan mudah lewat alat yang disebut Oxymeter atau Pulse Oxymeter. Alat tersebut biasanya juga dilengkapi pengukur detak jantung (HR= heart rate) pasien.

Yang perlu dicatat, kadar normal SpO2 adalah 85%-100%. Sebaliknya, apabila Pulse Oximeter menunjukkan SPO2 dibawah 85%, maka terjadi tingkat kejenuhan oksigen darah yang berkurang. Maka, harus diberikan terapi oksigen. (Baca juga: Penting Buat Orangtua, Kenali Gejala Kanker Pada Anak)

Tanpa Pulse Oxymeter, pasien tidak akan bisa mengetahui bahwa oksigen dalam tubuhnya sangat rendah. Karenanya, dokter Richard Levitan dari Rumah Sakit Bellevue di New York merekomendasikan agar masyarakat memiliki alat tersebut. Terutama untuk mereka yang positif setelah melakukan tes PCR atau Swab. Fungsinya adalah mendeteksi secara dini jika terjadi penurunan saturasi oksigen dalam tubuh dan cepat melakukan langkah pencegahan.

Smartwatch seperti Galaxy Watch3 bahkan juga dibekali fitur untuk mengukur dan memantau saturasi oksigen. Dengan memantau kadar SpO2 di tubuh secara berkala, paling tidak konsumen sudah bisa mendeteksi secara dini gejala Covid-19. (Lihat videonya: Banjir Bandang terjang Desa Cicurug, Sukabumi)

Meski demikian, Product Marketing Manager Samsung Indonesia Leo Hendarto Marathon menyebut bahwa konsumen tetap harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis lebih lanjut dan lebih komprehensif. ”Karena memang Galaxy Watch3 bukan medical device,” katanya. (Danang Arradian)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2857 seconds (0.1#10.140)