Penemuan Ladang Ganja di Gunung Bromo: Mengapa Ganja Harus Ditanam di Ketinggian?
loading...

Penemuan ladang ganja di Bromo mengungkap sisi lain dari keindahan alam Indonesia. Di balik panorama yang mempesona, tersimpan kejahatan yang mengancam. Foto: ist
A
A
A
BROMO - Keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang mempesona, menyimpan rahasia gelap. Puluhan titik ladang ganja ditemukan di kawasan TNBTS Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur.
Penemuan ini menggemparkan publik dan memicu pertanyaan tentang bagaimana praktik ilegal ini bisa terjadi di salah satu ikon pariwisata Indonesia.
Decky Hendra, Kepala Bidang Wilayah II TNBTS, mengungkapkan kronologi penemuan yang menegangkan ini. “Lokasi ladang ganja yang ditemukan oleh petugas ada 59 titik yang berada di Desa Argosari Kecamatan Senduro Lumajang," kata Decky.
“Titik ladang ganja tersebut memiliki luas yang bervariasi. Lokasi ladang ganja tersebut ditemukan dengan bantuan drone,”.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menegaskan bahwa penemuan ini adalah hasil kerjasama antara Kemenhut dan pihak kepolisian. Isu yang beredar bahwa ladang ganja tersebut dibuat oleh petugas TNBTS dibantah dengan tegas. "Bahwa ladang ganja itu bukan hasil karya teman-teman Taman Nasional di sana. Tapi itu bekerja sama dengan kepolisian untuk menemukan ladangnya," ujarnya.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan bahwa penemuan ladang ganja ini bukanlah peristiwa baru. Petugas TNBTS hanya membantu mengungkap area lahan yang telah ditemukan sejak September 2024, namun sulit dijangkau. "
“Ladang ganja biasanya ditanam di tempat-tempat yang relatif sulit untuk ditemukan, sehingga kita menurunkan petugas termasuk Kepala Balai Taman Nasional waktu itu, Polhut, Masyarakat Mitra Polhut dan juga Manggala Agni yang ada di sana, semua turun ke lapangan dibantu dengan teknologi drone," imbuhnya.
Polisi Resor Lumajang telah menetapkan empat tersangka, warga Desa Argosari, Kecamatan Senduro. Mereka kini menghadapi proses hukum di Pengadilan Negeri Lumajang.
Dengan paparan sinar matahari dan sinar UV yang meningkat, tanaman ganja mengembangkan profil cannabinoid dan terpenoid yang lebih kaya. Ini adalah senyawa yang memberikan efek psikoaktif dan aroma khas pada ganja.
Karena peningkatan paparan sinar matahari dan sinar UV, misalnya, tanaman mengembangkan profil cannabinoid dan terpenoid yang lebih jelas. Cahaya ekstra juga membantu tanaman tumbuh lebih besar dan meningkatkan kemampuan fotosintesis mereka.
Selain itu, strain ganja di ketinggian diklaim memiliki potensi THC lebih tinggi dan memberikan bunga yang lebih beraroma. Disimpulkan bahwa tanaman ganja ketinggian tinggi menunjukkan jumlah cannabinoid yang lebih tinggi, terutama CBDA. Mereka juga memiliki terpen yang lebih jelas seperti beta-caryophyllene, myrcene, dan humulene.
Baca Juga: Pihak TNBTS Tanggapi soal Penemuan Ladang Ganja di Lereng Gunung Bromo
Terpen adalah senyawa aromatik yang ditemukan di semua tanaman, buah-buahan, dan sayuran, termasuk ganja. Mereka memberikan tanaman aroma karakteristik mereka. Ada ratusan terpen, sekitar 40 di antaranya ditemukan dalam ganja. Selain aroma indah mereka, terpen juga dapat memberikan tanaman potensi terapeutik. Terpen seperti humulene, limonene, dan myrcene, mungkin memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, antijamur, dan antimikroba.
Namun, menanam ganja di ketinggian tinggi juga bukan tanpa tantangan. Petani harus menghadapi cuaca dingin yang tidak terduga, angin kencang yang dapat merusak tanaman, dan pola curah hujan yang tidak teratur. Tetapi tantangan inilah yang menjadikan ganja ketinggian tinggi memiliki karakteristik unik dan kualitasyangunggul.
Penemuan ini menggemparkan publik dan memicu pertanyaan tentang bagaimana praktik ilegal ini bisa terjadi di salah satu ikon pariwisata Indonesia.
Decky Hendra, Kepala Bidang Wilayah II TNBTS, mengungkapkan kronologi penemuan yang menegangkan ini. “Lokasi ladang ganja yang ditemukan oleh petugas ada 59 titik yang berada di Desa Argosari Kecamatan Senduro Lumajang," kata Decky.
“Titik ladang ganja tersebut memiliki luas yang bervariasi. Lokasi ladang ganja tersebut ditemukan dengan bantuan drone,”.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menegaskan bahwa penemuan ini adalah hasil kerjasama antara Kemenhut dan pihak kepolisian. Isu yang beredar bahwa ladang ganja tersebut dibuat oleh petugas TNBTS dibantah dengan tegas. "Bahwa ladang ganja itu bukan hasil karya teman-teman Taman Nasional di sana. Tapi itu bekerja sama dengan kepolisian untuk menemukan ladangnya," ujarnya.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan bahwa penemuan ladang ganja ini bukanlah peristiwa baru. Petugas TNBTS hanya membantu mengungkap area lahan yang telah ditemukan sejak September 2024, namun sulit dijangkau. "
“Ladang ganja biasanya ditanam di tempat-tempat yang relatif sulit untuk ditemukan, sehingga kita menurunkan petugas termasuk Kepala Balai Taman Nasional waktu itu, Polhut, Masyarakat Mitra Polhut dan juga Manggala Agni yang ada di sana, semua turun ke lapangan dibantu dengan teknologi drone," imbuhnya.
Polisi Resor Lumajang telah menetapkan empat tersangka, warga Desa Argosari, Kecamatan Senduro. Mereka kini menghadapi proses hukum di Pengadilan Negeri Lumajang.
Misteri di Ketinggian: Mengapa Ganja Tumbuh Subur di Bromo?
Di tengah keindahan Bromo, mengapa ganja memilih ketinggian sebagai tempatnya berkembang biak? Ketinggian tinggi ternyata memberikan keuntungan tersendiri bagi pertumbuhan ganja.Dengan paparan sinar matahari dan sinar UV yang meningkat, tanaman ganja mengembangkan profil cannabinoid dan terpenoid yang lebih kaya. Ini adalah senyawa yang memberikan efek psikoaktif dan aroma khas pada ganja.
Karena peningkatan paparan sinar matahari dan sinar UV, misalnya, tanaman mengembangkan profil cannabinoid dan terpenoid yang lebih jelas. Cahaya ekstra juga membantu tanaman tumbuh lebih besar dan meningkatkan kemampuan fotosintesis mereka.
Selain itu, strain ganja di ketinggian diklaim memiliki potensi THC lebih tinggi dan memberikan bunga yang lebih beraroma. Disimpulkan bahwa tanaman ganja ketinggian tinggi menunjukkan jumlah cannabinoid yang lebih tinggi, terutama CBDA. Mereka juga memiliki terpen yang lebih jelas seperti beta-caryophyllene, myrcene, dan humulene.
Baca Juga: Pihak TNBTS Tanggapi soal Penemuan Ladang Ganja di Lereng Gunung Bromo
Terpen adalah senyawa aromatik yang ditemukan di semua tanaman, buah-buahan, dan sayuran, termasuk ganja. Mereka memberikan tanaman aroma karakteristik mereka. Ada ratusan terpen, sekitar 40 di antaranya ditemukan dalam ganja. Selain aroma indah mereka, terpen juga dapat memberikan tanaman potensi terapeutik. Terpen seperti humulene, limonene, dan myrcene, mungkin memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, antijamur, dan antimikroba.
Namun, menanam ganja di ketinggian tinggi juga bukan tanpa tantangan. Petani harus menghadapi cuaca dingin yang tidak terduga, angin kencang yang dapat merusak tanaman, dan pola curah hujan yang tidak teratur. Tetapi tantangan inilah yang menjadikan ganja ketinggian tinggi memiliki karakteristik unik dan kualitasyangunggul.
(dan)
Lihat Juga :