Wabah COVID-19 Membuat Investasi Divisi TI Makin Diperhitungkan

Kamis, 03 September 2020 - 03:09 WIB
loading...
A A A
Di India (57%) dan Brazil (34%) COVID-19 disebut berdampak signifikan terhadap para karyawan. Sementara di Hong Kong (12%) dan Meksiko (10%) dampaknya kecil.

Ada 78% di pasar APAC mengatakan bahwa investasi dalam proyek jaringan telah ditunda atau melambat sejak kasus COVID-19 mulai merebak, dan 27% mengindikasikan bahwa proyek telah sepenunya dibatalkan.

Pembatalan proyek di seluruh pasar APAC terjadi paling tinggi di India (37%) dan terendah di Australia (17%). Angka ini sekaligus menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antarnegara di kawasan yang sama. Sementara 37% pengambil keputusan TI di bidang pendidikan dan 35% di perhotelan mengatakan mereka harus membatalkan investasi jaringan.

Masa Depan Tetap Cerah
Sebaliknya, rencana di masa depan ternyata agresif, di mana sebagian besar para pengambil keputusan TI justru berencana mempertahankan atau meningkatkan investasi jaringan mereka setelah COVID-19 berlalu. Hal ini dilakukan demi mendukung kebutuhan baru karyawan dan para pelanggan mereka.

Secara mengejutkan, 38% secara global akan meningkatkan investasi mereka dalam jaringan berbasis cloud, di mana 45% akan mempertahankan level yang sama dan 15% akan melakukan pengurangan. Wilayah APAC menjadi yang terdepan di mana 45% menyatakan akan meningkatkan investasi dalam jaringan berbasis cloud.

Di India, persentasenya bahkan mencapai 59%. Dengan solusi cloud yang memungkinkan pengelolaan jaringan dari jarak jauh dalam skala besar, ini sangat menarik bagi tim TI ketika infrastruktur on-premise terasa sudah tak mungkin dipakai lagi atau terlalu banyak hambatannya.

ITDM juga mencari tool yang lebih baik untuk monitoring dan memperoleh insight dari jaringan. Sebanyak 34% berencana untuk meningkatkan investasi mereka dalam analytic and assurance, 48% akan mempertahankan tingkat investasi mereka dan 15% akan menguranginya.

Hal ini memungkinkan organisasi TI untuk melakukan troubleshooting dan penyempurnaan jaringan secara lebih efisien, karena kebutuhan untuk hal semacam itu makin meningkat dipicu oleh tenaga kerja yang semakin tersebar.

Ada juga penekanan pada teknologi inovatif yang menyederhanakan pekerjaan tim TI dengan cara mengotomatiskan tugas yang bersifat repetitif. "Kami menemukan 35% ITDM global berencana untuk meningkatkan investasi mereka dalam teknologi jaringan berbasis AI. Wilayah APAC ada di urutan teratas dengan 44% (termasuk 60% dari ITDM di India dan 54% di Hong Kong)," kata Justin Chiah.

Saat pengambil keputusan TI menyusun rencana investasi, mereka juga mencari berbagai alternatif model penggunaan untuk mencapai keseimbangan terbaik antara value dan fleksibilitas.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2508 seconds (0.1#10.140)