Penggunaan Senjata AI Diklaim Jadi Bukti Perang Dunia Ketiga Telah Dimulai

Selasa, 03 Desember 2024 - 10:48 WIB
loading...
Penggunaan Senjata AI...
Senjata Beteknologi AI. FOTO/ DAILY
A A A
MOSCOW - Beberapa ahli percaya bahwa Perang Dunia Ketiga telah dimulai namun dengan cara yang lebih halus dibandingkan apa yang dialami Barat pada awal konflik global abad ke-20,.



Tahap awal Perang Dunia Ketiga, kata mereka, bukan melalui penggunaan tank dan parit di Ukraina, melainkan melalui ancaman hibrida, pertempuran terselubung, dan pertarungan ideologi di arena digital.

Pakar keamanan, Mark Toth dan mantan perwira intelijen Amerika Serikat (AS), Kolonel (B) Jonathan Sweet termasuk di antara mereka yang menilai Perang Dunia Ketiga sudah dimulai.

Namun, kata mereka, hal tersebut tidak terasa seperti yang dibayangkan di film-film Hollywood.

“Tidak ada awan jamur (ledakan nuklir) atau daratan apokaliptik. Sebaliknya, ini adalah perang dengan ribuan pelanggaran yang terjadi di medan perang multi-domain dan teritorial,” kata mereka.

Toth dan Sweet menuding Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pendorong utama gerakan menuju bencana dan mengatakan bahwa strategi Moskow mencakup berbagai lokasi tidak hanya di Ukraina tetapi dari benua Afrika hingga melampaui atmosfer bumi dan dunia digital.

Kelompok paramiliter Rusia seperti tentara bayaran Wagner di benua Afrika telah melancarkan kudeta, mengacaukan demokrasi, dan memperkuat pengaruh Moskow.

Sementara itu, di tempat lain, Asia Barat terguncang di tengah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Meningkatnya agresi Tiongkok terhadap Taiwan dan Filipina telah memicu kekhawatiran akan terjadinya bentrokan 'batubara panas' di wilayah tersebut.

Spionase yang korup dan operasi rahasia juga muncul kembali di negara-negara Barat.

Serangan-serangan tersebut menyasar pusat-pusat logistik di seluruh dunia Barat untuk mengganggu rantai pasokan penting, sementara pembunuhan dilakukan untuk menekan para pembangkang Rusia dan politikus yang turun ke jalan.

Menurut Sweet and Toth, peperangan 'zona abu-abu' yang tidak konvensional adalah bidang keahlian Putin.

“Kemampuan Putin untuk melancarkan perang hibrida bisa dibilang merupakan kekuatan terbesarnya,” kata mereka, merujuk pada upaya lintas benua Rusia untuk menyebarkan informasi yang salah, membangun narasi pro-Kremlin dan mempengaruhi pemerintah dan warga negara untuk berbalik melawan Barat.

“Kelompok propaganda virtual dan jaringan program otomatis Rusia telah menyusup ke kartun, meme, dan akun pengecekan fakta palsu untuk menyebarkan perselisihan dan melemahkan kepercayaan terhadap pemerintah Barat,” kata mereka.

Hal ini termasuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) canggih yang menghasilkan narasi palsu dan dibuat-buat seperti film dokumenter palsu berjudul Olympics Have Fallen dan diproduksi untuk menciptakan ketakutan menjelang Olimpiade Paris Juli lalu.

Faktanya, luar angkasa telah menjadi medan perang dan Putin mengancam akan menggunakan senjata anti-satelit yang bertujuan untuk melumpuhkan jaringan komunikasi dan intelijen Barat.

Meskipun masyarakat negara-negara Barat perlu berhati-hati terhadap informasi yang salah, ada beberapa titik rawan yang disebut perang kinetik yang sedang terjadi.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, yang memegang kunci senjata nuklir negaranya, mengirimkan pasukannya untuk membantu Putin di Ukraina.

“Invasi Putin ke Ukraina adalah tahap pembuka (dari Perang Dunia Ketiga). Ini merupakan indikasi bagi komunitas global bahwa dunia yang ada sejak akhir Perang Dunia Kedua sudah tidak ada lagi,” kata Sweet dan Toth.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2584 seconds (0.1#10.140)