Mengenal Pager, Alat Komunikasi yang Dipakai Israel Membunuh Militan Hizbullah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sembilan orang dilaporkan meninggal dunia dan 2.750 lainnya luka-luka pada Selasa, 17 September, akibat ledakan pager di berbagai lokasi di Lebanon. Selama sekitar setengah jam, terjadi beberapa ledakan pager milik anggota Hizbullah , diduga akibat serangan Israel .
Pager atau radio panggil adalah alat komunikasi yang populer pada era 90-an yang dipakai untuk mengirim dan menerima pesan pendek. Nama lain dari alat ini adalah beeper karena suara khasnya. Para pejuang Hizbullah selama ini menggunakan pager sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah untuk menghindari pelacakan lokasi oleh Israel.
Dilansir dari Bakti Kominfo, Kamis (18/9/2024) pager memiliki bentuk persegi panjang dan berukuran kecil sehingga bisa ditenteng ke mana saja. Selain itu terdapat layar minimalis yang berfungsi menampilkan pesan. Cara kerja dari pager berdasarkan prinsip kode sinyal radio pada frekuensi tertentu yang ditransmisikan melalui suatu provider.
Generasi TikTok, Instagram, dan WhatsApp tentu tidak begitu mengenal perangkat ini. Pager memungkinkan siapa saja menerima pesan bahkan dari daerah terpencil. Serangan siber yang melukai para pejuang ini mengungkap fakta bahwa perangkat, yang dianggap banyak orang telah punah, masih digunakan oleh Hizbullah.
Pager awalnya ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Al Gross, pengusaha yang juga menemukan radio kecil pertama, mengembangkan beeper pada tahun 1940-an. Awalnya, digunakan dalam sistem keamanan dan publik di AS, terutama di rumah sakit dan unit darurat. Pada tahun 1950-an, Federal Communications Commission (FCC) menyetujui beeper untuk digunakan secara komersial secara luas, menandai awal penggunaannya sebagai solusi komunikasi pribadi.
Essanews melansir, di Israel, pager menjadi sangat populer dari tahun 1970-an hingga awal 1990-an. Perangkat ini umumnya digunakan oleh para profesional yang perlu tersedia setiap saat, seperti dokter, pekerja keamanan, dan pengusaha. Bagi mereka, beeper adalah cara yang efisien untuk tetap berhubungan di luar kantor tanpa perlu telepon rumah. Pengguna akan menerima pesan suara atau teks singkat, biasanya meminta mereka untuk melakukan panggilan ke nomor tertentu.
Beeper bekerja dengan mentransmisikan gelombang radio pada frekuensi yang ditetapkan untuk setiap perangkat. Ketika pesan diterima, perangkat mengeluarkan bunyi bip, mendorong pengguna untuk mengembalikan panggilan. Seiring kemajuan teknologi, perangkat menjadi lebih kecil, dan pesan singkat baik berupa angka atau beberapa kata dapat muncul di layar kecil pager.
Ketika seseorang ingin mengirim pesan ke pengguna pager, mereka akan menghubungi pusat beeper dan memberikan pesan ke operator. Pesan tersebut kemudian akan dikirim melalui frekuensi radio yang unik untuk perangkat pengguna. Setelah menerima pesan, pager akan mengeluarkan bunyi bip keras atau bergetar.
Pesan tersebut biasanya termasuk nomor telepon yang harus dihubungi pengguna, dan kadang-kadang pesan yang lebih pendek. Pengguna harus mencari telepon umum atau telepon rumah untuk melakukan panggilan. Meskipun perangkat tidak memungkinkan komunikasi dua arah, cukup untuk menyampaikan pesan mendesak dengan relatif segera pada saat itu.
Pada tahun 1990-an, seiring dengan semakin luasnya ketersediaan ponsel, penggunaan pager dengan cepat menurun. Ponsel menawarkan opsi komunikasi yang lebih luas, dengan kemampuan melakukan panggilan dari mana saja, mengirim pesan teks, dan menawarkan layanan tambahan. Seiring dengan semakin mudahnya akses ponsel, pager kehilangan tempatnya sebagai alat komunikasi utama bagi para profesional dan institusi.
Pager atau radio panggil adalah alat komunikasi yang populer pada era 90-an yang dipakai untuk mengirim dan menerima pesan pendek. Nama lain dari alat ini adalah beeper karena suara khasnya. Para pejuang Hizbullah selama ini menggunakan pager sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah untuk menghindari pelacakan lokasi oleh Israel.
Dilansir dari Bakti Kominfo, Kamis (18/9/2024) pager memiliki bentuk persegi panjang dan berukuran kecil sehingga bisa ditenteng ke mana saja. Selain itu terdapat layar minimalis yang berfungsi menampilkan pesan. Cara kerja dari pager berdasarkan prinsip kode sinyal radio pada frekuensi tertentu yang ditransmisikan melalui suatu provider.
Generasi TikTok, Instagram, dan WhatsApp tentu tidak begitu mengenal perangkat ini. Pager memungkinkan siapa saja menerima pesan bahkan dari daerah terpencil. Serangan siber yang melukai para pejuang ini mengungkap fakta bahwa perangkat, yang dianggap banyak orang telah punah, masih digunakan oleh Hizbullah.
Pager awalnya ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Al Gross, pengusaha yang juga menemukan radio kecil pertama, mengembangkan beeper pada tahun 1940-an. Awalnya, digunakan dalam sistem keamanan dan publik di AS, terutama di rumah sakit dan unit darurat. Pada tahun 1950-an, Federal Communications Commission (FCC) menyetujui beeper untuk digunakan secara komersial secara luas, menandai awal penggunaannya sebagai solusi komunikasi pribadi.
Essanews melansir, di Israel, pager menjadi sangat populer dari tahun 1970-an hingga awal 1990-an. Perangkat ini umumnya digunakan oleh para profesional yang perlu tersedia setiap saat, seperti dokter, pekerja keamanan, dan pengusaha. Bagi mereka, beeper adalah cara yang efisien untuk tetap berhubungan di luar kantor tanpa perlu telepon rumah. Pengguna akan menerima pesan suara atau teks singkat, biasanya meminta mereka untuk melakukan panggilan ke nomor tertentu.
Beeper bekerja dengan mentransmisikan gelombang radio pada frekuensi yang ditetapkan untuk setiap perangkat. Ketika pesan diterima, perangkat mengeluarkan bunyi bip, mendorong pengguna untuk mengembalikan panggilan. Seiring kemajuan teknologi, perangkat menjadi lebih kecil, dan pesan singkat baik berupa angka atau beberapa kata dapat muncul di layar kecil pager.
Baca Juga
Cara kerja pager
Ketika seseorang ingin mengirim pesan ke pengguna pager, mereka akan menghubungi pusat beeper dan memberikan pesan ke operator. Pesan tersebut kemudian akan dikirim melalui frekuensi radio yang unik untuk perangkat pengguna. Setelah menerima pesan, pager akan mengeluarkan bunyi bip keras atau bergetar.
Pesan tersebut biasanya termasuk nomor telepon yang harus dihubungi pengguna, dan kadang-kadang pesan yang lebih pendek. Pengguna harus mencari telepon umum atau telepon rumah untuk melakukan panggilan. Meskipun perangkat tidak memungkinkan komunikasi dua arah, cukup untuk menyampaikan pesan mendesak dengan relatif segera pada saat itu.
Penurunan penggunaan pager
Pada tahun 1990-an, seiring dengan semakin luasnya ketersediaan ponsel, penggunaan pager dengan cepat menurun. Ponsel menawarkan opsi komunikasi yang lebih luas, dengan kemampuan melakukan panggilan dari mana saja, mengirim pesan teks, dan menawarkan layanan tambahan. Seiring dengan semakin mudahnya akses ponsel, pager kehilangan tempatnya sebagai alat komunikasi utama bagi para profesional dan institusi.