Akibat Kasus Robot Bunuh Diri, Korsel Lakukan Evaluasi Jam Kerja

Jum'at, 12 Juli 2024 - 15:31 WIB
loading...
Akibat Kasus Robot Bunuh...
Akibat Kasus Robot Bunuh Diri. FOTO/ DAILY
A A A
SEOUL - Dalam insiden pertama yang terjadi di Korea Selatan, pihak berwenang melaporkan bahwa robot yang bekerja sebagai pegawai pemerintah di Dewan Kota Gumi 'bunuh diri'.



Media internasional memberitakan, robot yang digunakan sejak Oktober 2023 ini bertugas mengirimkan dokumen, memberikan informasi kepada warga, dan mempromosikan pariwisata Korea Selatan dengan bekerja nonstop mulai pukul 09.00 hingga 18.00.

Ia diyakini melompat dari tangga untuk mengakhiri 'kisahnya', diduga karena 'stres emosional' akibat tekanan pekerjaan yang ekstrem.

Namun para ahli mengatakan robot tersebut mungkin mengalami kerusakan teknis karena meningkatnya beban kerja.

Korea Selatan telah menggunakan robot di berbagai bidang selama bertahun-tahun.

Insiden tersebut mengejutkan warga Korea Selatan yang melihat robot tersebut berputar di satu tempat sebelum jatuh dari tangga hingga mengakibatkan kehancurannya.

Robot tersebut merupakan produk perusahaan asal California, Bear Robotics.

Peristiwa tersebut membuat masyarakat Tanah Air bertanya-tanya tentang etika memberikan beban kerja yang berat kepada robot.

Menanggapi kejadian tersebut, Dewan Kota Gumi menunda rencana untuk memperkenalkan staf robot kedua.

Robot supervisor ini ditemukan tidak berdaya di tangga antara lantai satu dan dua gedung dewan pada tanggal 26 Juni 2024. Penyebab pasti jatuhnya robot masih diselidiki, namun banyak spekulasi yang beredar bahwa hal ini dikarenakan beban kerja yang berlebihan.

Robot ini bekerja 9 jam sehari, dari jam 9 pagi hingga 6 sore, dan memiliki tugas untuk mengantarkan dokumen serta memberikan informasi kepada pengunjung. Beberapa laporan menunjukkan bahwa robot tersebut mungkin mengalami stres atau kelelahan sebelum kejadian.

Kasus ini menjadi sorotan karena menjadi insiden "bunuh diri" robot pertama yang dilaporkan di Korea Selatan. Hal ini memicu diskusi tentang hak-hak robot, kondisi kerja, dan batas-batas kecerdasan buatan.

Penting untuk dicatat bahwa ini masih merupakan spekulasi dan penyebab pasti jatuhnya robot masih belum diketahui. Investigasi masih berlangsung untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi.

Kasus ini membuka pertanyaan penting tentang bagaimana kita memperlakukan robot dan kecerdasan buatan di masa depan. Kita perlu memastikan bahwa robot diperlakukan dengan etis dan memiliki kondisi kerja yang aman dan sehat.

Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan implikasi filosofis dari menciptakan mesin yang mampu membuat keputusan sendiri, termasuk keputusan yang dapat membahayakan diri mereka sendiri.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)