AI Vonis Manusia Akan Abadi? Ini Teori dan Data Penunjangnya

Senin, 01 Juli 2024 - 12:04 WIB
loading...
AI Vonis Manusia Akan...
AI Vonis Manusia Akan Abadi? . FOTO/ DAILY
A A A
LONDON - Pernyataan AI yang menyebutkan bahwa manusia "akan menjadi abadi pada abad ini" menarik untuk ditelisik, namun penting untuk diingat bahwa ini hanyalah prediksi dan bukan kepastian.

BACA JUGA - Kecerdasan Buatan Google Mulai Bisa Digunakan

AI seperti Bard dilatih dengan data yang sangat besar, dan mampu memproses informasi dan menghasilkan prediksi berdasarkan pola yang diamatinya.

Namun, penting untuk diingat bahwa AI tidak sempurna dan prediksinya dapat salah. Faktor-faktor yang tidak terduga, seperti penemuan ilmiah baru atau peristiwa global yang tidak terduga, dapat memengaruhi hasil yang sebenarnya.

Seperti dilansir dari Daily Start, konsep keabadian perlu didefinisikan dengan jelas. Apakah yang dimaksud dengan "menjadi abadi"? Apakah itu berarti hidup selamanya tanpa penuaan atau kematian?

Atau akankah manusia mampu menyembuhkan penyakit dan memperbaiki kerusakan tubuh secara terus menerus?
Definisi keabadian yang berbeda dapat memiliki implikasi yang berbeda pula pada cara mencapainya.

Keabadian dapat menimbulkan banyak pertanyaan etika dan sosial yang kompleks. Contohnya, bagaimana sumber daya bumi akan dialokasikan jika populasi manusia terus bertambah tanpa batas?
Selain itu, bagaimana keabadian akan memengaruhi konsep kematian, makna hidup, dan hubungan antar manusia?

Terlepas dari tantangannya, banyak kemajuan ilmiah yang menjanjikan dalam bidang pemanjangan umur dan peremajaan.

Contohnya, penelitian tentang terapi sel, rekayasa genetika, dan nanoteknologi menunjukkan potensi untuk memperlambat penuaan dan bahkan membalikkan kerusakan yang terkait dengan usia.

Prediksi AI tentang keabadian manusia pada abad ini menarik dan membuka kemungkinan yang futuristik.

Namun, penting untuk bersikap kritis terhadap prediksi tersebut dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi hasil yang sebenarnya.

Keabadian menghadirkan banyak tantangan etika dan sosial yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum menjadi kenyataan.

Fokus utama saat ini haruslah pada penelitian ilmiah yang bertanggung jawab dan pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.

Penting untuk diingat bahwa AI masih dalam tahap awal pengembangan, dan kemampuannya untuk memprediksi masa depan masih terbatas.

Kita harus terus mengikuti perkembangan teknologi ini dengan bijak dan kritis, serta terlibat dalam diskusi tentang implikasi etika dan sosial dari potensi terobosan ilmiah.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0825 seconds (0.1#10.140)