Ganjar-Mahfud Bertekad Modernisasi Pertanian dengan 5 Teknologi Ini!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Modernisasi petani, peternak, dan nelayan menjadi salah satu fokus pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD jika mereka terpilih nanti. Pasangan dengan nomor urut 3 ini ingin petani, peternak, dan nelayan lebih sejahtera. Hal ini tercermin dalam visi misi mereka yang berfokus pada tema 'Menuju Indonesia Unggul Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari'.
Dalam visi misi mereka, Ganjar-Mahfud berkomitmen untuk meningkatkan nilai tukar bagi petani, nelayan, dan peternak, dengan pendekatan kebijakan perdagangan yang mendukung produksi dalam negeri.
Peningkatan tingkat kesejahteraan ini akan dicapai dengan menghentikan praktek alih fungsi lahan, sehingga memastikan bahwa lahan subur dan produktif diperuntukkan bagi petani kecil dan buruh tani. Selain itu, mereka akan memperkuat pengelolaan tata ruang yang adil dan berkelanjutan.
Khudori, seorang pengamat pangan dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), menyoroti pentingnya perhatian terhadap modal kerja bagi petani guna meningkatkan kesejahteraan mereka, termasuk nelayan dan peternak.Oleh karena itu, ia menekankan perlunya pemerintahan ke depan secara besar-besaran menyuarakan pemberian modal bagi petani, nelayan, dan peternak, dengan syarat yang mudah dan bunga yang rendah.
"Modal usaha dengan persyaratan yang mudah dan bunga rendah dari pemerintah sangatlah penting," ungkap Khudori dalam konfirmasinya pada Senin (20/11).
Tidak hanya itu, visi-misi juga mencantumkan misi untuk mendukung para petani dan nelayan dengan perlengkapan modern untuk membantu produk yang dihasilkannya.Dengan anggaran yang diolah dengan baik dan juga perlengkapan yang mengikuti jaman, potensi pertanian Indonesia bisa berkembang.
Berikut 3 teknologi pertanian modern yang bisa diterapkan!
1. Mesin Tanam Transplanter
Inovasi dalam teknologi pertanian terutama pada mesin tanam transplanter direkomendasikan oleh Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Kementerian Pertanian. Mesin ini dirancang untuk menciptakan jarak yang optimal antar tanaman padi selama proses penanaman.
Dengan menerapkan konsep jajar legowo dari Jawa Timur, teknologi ini dapat meningkatkan produksi padi hingga 30%. Penggunaan transplanter tidak hanya memudahkan petani dalam perawatan, tetapi juga memberikan efisiensi yang signifikan.
Meskipun harganya sekitar Rp 75 juta per unit, pemerintah berencana memberikan bantuan mesin ini kepada para petani. Keunggulan lainnya adalah kemampuan transplanter untuk mengapung di lumpur sawah, dan mesin ini dirancang dengan bobot yang ringan untuk memudahkan petani.
2. Pemanen Gabungan Indo Combine
Melalui penggunaan teknologi pertanian pemanen gabungan Indo Combine, petani dapat mengoptimalkan proses panen padi mulai dari pemotongan, pengangkutan, perontokan, pembersihan, sortasi, hingga pengantongan.
Dengan Indo Combine Harvester, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk panen padi berkurang drastis, hanya memerlukan tiga orang untuk satu mesin dengan kapasitas kerja empat sampai enam jam per hektar.
Performa teknologi ini semakin unggul ketika digunakan di lahan yang basah. Mesin ini memiliki tekanan ke permukaan tanah yang rendah, mengurangi risiko tenggelam di tanah. Selain itu, Indo Combine Harvester dapat menghasilkan gabah dengan tingkat kebersihan mencapai 99.5%.
3. Sistem Pemrosesan Limbah
Limbah ternak seringkali tidak dikelola dengan efektif oleh petani, padahal limbah ini memiliki potensi manfaat yang besar. Agar tidak mencemari lingkungan, limbah ternak dapat diolah menjadi pupuk organik.
Untuk memudahkan proses ini, terdapat instalasi pemrosesan limbah yang dapat mengubah limbah yang tidak terpakai menjadi pupuk organik dan biogas.
Dengan menggunakan instalasi pemrosesan limbah, bahan yang sebelumnya dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi sumber daya yang bernilai, mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam visi misi mereka, Ganjar-Mahfud berkomitmen untuk meningkatkan nilai tukar bagi petani, nelayan, dan peternak, dengan pendekatan kebijakan perdagangan yang mendukung produksi dalam negeri.
Peningkatan tingkat kesejahteraan ini akan dicapai dengan menghentikan praktek alih fungsi lahan, sehingga memastikan bahwa lahan subur dan produktif diperuntukkan bagi petani kecil dan buruh tani. Selain itu, mereka akan memperkuat pengelolaan tata ruang yang adil dan berkelanjutan.
Khudori, seorang pengamat pangan dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), menyoroti pentingnya perhatian terhadap modal kerja bagi petani guna meningkatkan kesejahteraan mereka, termasuk nelayan dan peternak.Oleh karena itu, ia menekankan perlunya pemerintahan ke depan secara besar-besaran menyuarakan pemberian modal bagi petani, nelayan, dan peternak, dengan syarat yang mudah dan bunga yang rendah.
"Modal usaha dengan persyaratan yang mudah dan bunga rendah dari pemerintah sangatlah penting," ungkap Khudori dalam konfirmasinya pada Senin (20/11).
Tidak hanya itu, visi-misi juga mencantumkan misi untuk mendukung para petani dan nelayan dengan perlengkapan modern untuk membantu produk yang dihasilkannya.Dengan anggaran yang diolah dengan baik dan juga perlengkapan yang mengikuti jaman, potensi pertanian Indonesia bisa berkembang.
Berikut 3 teknologi pertanian modern yang bisa diterapkan!
1. Mesin Tanam Transplanter
Inovasi dalam teknologi pertanian terutama pada mesin tanam transplanter direkomendasikan oleh Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Kementerian Pertanian. Mesin ini dirancang untuk menciptakan jarak yang optimal antar tanaman padi selama proses penanaman.
Dengan menerapkan konsep jajar legowo dari Jawa Timur, teknologi ini dapat meningkatkan produksi padi hingga 30%. Penggunaan transplanter tidak hanya memudahkan petani dalam perawatan, tetapi juga memberikan efisiensi yang signifikan.
Meskipun harganya sekitar Rp 75 juta per unit, pemerintah berencana memberikan bantuan mesin ini kepada para petani. Keunggulan lainnya adalah kemampuan transplanter untuk mengapung di lumpur sawah, dan mesin ini dirancang dengan bobot yang ringan untuk memudahkan petani.
2. Pemanen Gabungan Indo Combine
Melalui penggunaan teknologi pertanian pemanen gabungan Indo Combine, petani dapat mengoptimalkan proses panen padi mulai dari pemotongan, pengangkutan, perontokan, pembersihan, sortasi, hingga pengantongan.
Dengan Indo Combine Harvester, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk panen padi berkurang drastis, hanya memerlukan tiga orang untuk satu mesin dengan kapasitas kerja empat sampai enam jam per hektar.
Performa teknologi ini semakin unggul ketika digunakan di lahan yang basah. Mesin ini memiliki tekanan ke permukaan tanah yang rendah, mengurangi risiko tenggelam di tanah. Selain itu, Indo Combine Harvester dapat menghasilkan gabah dengan tingkat kebersihan mencapai 99.5%.
3. Sistem Pemrosesan Limbah
Limbah ternak seringkali tidak dikelola dengan efektif oleh petani, padahal limbah ini memiliki potensi manfaat yang besar. Agar tidak mencemari lingkungan, limbah ternak dapat diolah menjadi pupuk organik.
Untuk memudahkan proses ini, terdapat instalasi pemrosesan limbah yang dapat mengubah limbah yang tidak terpakai menjadi pupuk organik dan biogas.
Dengan menggunakan instalasi pemrosesan limbah, bahan yang sebelumnya dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi sumber daya yang bernilai, mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
(wur)