Lubang Ozon di Atas Antartika Terbuka 16 Juta Km Persegi, Dampaknya Bikin Khawatir

Selasa, 05 September 2023 - 21:55 WIB
loading...
Lubang Ozon di Atas...
Lubang ozon di atas Antartika telah terbuka secara luar biasa pada awal tahun ini dan luasnya mencapai 16 Juta Kilometer persegi. Foto/NASA
A A A
FLORIDA - Lubang ozon di atas Antartika telah terbuka secara luar biasa pada awal tahun ini dan luasnya mencapai 16 Juta Kilometer persegi. Kondisi ini akan terus tumbuh hingga sekitar akhir September sehingga kondisi di Antartika mulai menghangat saat memasuki periode musim semi.

Data baru yang dirilis oleh badan pemantau lingkungan Eropa, Copernicus, menunjukkan konsentrasi ozon di atas Antartika turun sangat rendah pada awal Juli. Kerusakan lapisan ozon ini terjadi secara cepat sekitar belasan kali dalam 43 tahun sejak pengukuran ilmiah dimulai.

Data menunjukkan luasnya lubang ozon pada Agustus 2023 menempati urutan ke-10 terbesar yang pernah tercatat. Saat ini, lubang tersebut berukuran lebih dari 6 juta mil persegi atau 16 juta kilometer persegi.



“Lubang tersebut akan tertutup setidaknya hingga akhir November, namun kemungkinan akan bertahan lebih lama,” laporan Copernicus dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (5/9/2023).

Para ilmuwan berpendapat kondisi ini terjadi akibat letusan gunung berapi Hunga Tonga yang dahsyat dan menimbulkan gelombang kejutan di seluruh dunia pada Januari 2022. Letusan gunung berapi Hunga Tonga menyuntikan air dalam jumlah besar ke stratosfer sehingga merusak lapisan ozon.
Lubang Ozon di Atas Antartika Terbuka 16 Juta Km Persegi, Dampaknya Bikin Khawatir


Para ahli ozon memperkirakan awal tahun ini letusan tersebut, menyuntikkan 50 juta ton atau 45 juta metrik ton uap air ke atmosfer bumi. Dampaknya konsentrasi uap air di stratosfer, lapisan atmosfer bumi terendah kedua tempat lapisan ozon berada, meningkat sebesar 10%.

“Pendinginan signifikan di stratosfer, merupakan berita buruk bagi tingkat ozon,” kata Paul Newman, kepala ilmu atmosfer di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA kepada live Science.



Pendinginan stratosfer akibat peningkatan konsentrasi uap air di stratosfer menyebabkan lebih sering terjadi pembentukan awan stratosfer kutub. Para ilmuwan percaya bahwa awan stratosfer yang warna-warni pada ketinggian antara 15 hingga 25 kilometer membentuk zat kimia perusak ozon (ODS).

Zat-zat seperti klorofluorokarbon dan hidrofluorokarbon membutuhkan waktu puluhan tahun mengurainya dan konsentrasi di atmosfer masih tinggi. Selain itu, para ilmuwan berpendapat perubahan iklim yang terus berlanjut semakin berkontribusi terhadap penipisan ozon.

Lubang yang sangat besar ini merupakan berita buruk bagi Antartika, yang sudah merasakan tekanan akibat pemanasan suhu. Karena lapisan ozon melindungi Antartika dari radiasi UV matahari, lubang tersebut bisa berarti benua dan laut di sekitarnya terkena lebih banyak panas.

“Semakin banyak radiasi UV yang mencapai Antartika dan Samudra Selatan, berarti semakin banyak energi yang tersedia untuk mencairkan es. Ada risiko bahwa Samudra Selatan akan semakin memanas dan secara tidak langsung mencairkan lebih banyak es karena air di sekitar es tersebut lebih hangat,” kata Dr Martin Jucker, dosen di Pusat Penelitian Perubahan Iklim di Universitas New South Wales, kepada The Guardian.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Polusi Udara Merenggut...
Polusi Udara Merenggut 7 Juta Nyawa Setiap Tahun
Begini Kondisi Bumi...
Begini Kondisi Bumi saat Es Antartika Seluruhnya Mencair
Kota-Kota di Asia Tenggara...
Kota-Kota di Asia Tenggara Termasuk yang Paling Tercemar di Dunia, Jakarta Ada?
Angka Perceraian Penguin...
Angka Perceraian Penguin Terus Naik, Ilmuwan Beberkan Pemicunya
Teliiti Sejarah Bumi,...
Teliiti Sejarah Bumi, Gletser Purba Ungkap Fakta Baru
Sumber Air Hangat Ditemukan...
Sumber Air Hangat Ditemukan Mengalir ke Gunung Es Terbesar Antartika
Arkeolog Ungkap Rahasia...
Arkeolog Ungkap Rahasia yang Terkubur di Pegunungan Rocky selama 6.000 Tahun
100 Gunung Api Terdeteksi...
100 Gunung Api Terdeteksi Rawan Meletus Akibat Mencairnya Es Antartika
Ilmuwan Temukan Logat...
Ilmuwan Temukan Logat Bahasa di Antartika
Rekomendasi
Gempa Dahsyat M7,3 Guncang...
Gempa Dahsyat M7,3 Guncang Argentina, BMKG: Tak Mempengaruhi Kegempaan di Indonesia
Malam Ini di 30 Menit...
Malam Ini di 30 Menit Bersama Kabinet Merah Putih Srikandi Kabinet Prabowo Pembela TKI Bersama Anisha Dasuki dan Christina Aryani, di iNews
Manjakan Hewan Kesayangan,...
Manjakan Hewan Kesayangan, PCG Hadir di PetFest 2025 dengan Produk Premium
Berita Terkini
Stasiun Radio Australia...
Stasiun Radio Australia Tipu' Pendengar Pakai Host AI
6 jam yang lalu
Apple Tunggu Tangan...
Apple Tunggu Tangan Robot untuk Pindahkan iPhone dari China
9 jam yang lalu
Mencekam! Badai Pasir...
Mencekam! Badai Pasir dari 9 Negara Arab Bergeser Menerjang Israel
10 jam yang lalu
Membelah Kegelapan Visual:...
Membelah Kegelapan Visual: Xiaomi A Pro Series 2026: TV Pintar Kelas Sultan, Harga Merakyat!
10 jam yang lalu
Israel Dikepung Badai...
Israel Dikepung Badai Pasir, Langit Jerusalem Berubah Merah Darah
12 jam yang lalu
Spesifikasi Oppo Find...
Spesifikasi Oppo Find N5: Layar Lipat 8 Inci, Kamera Hasselblad, Fast Charging 80W, dan Baterai 5.600 mAh
13 jam yang lalu
Infografis
Reaksi PBB atas Tumbangnya...
Reaksi PBB atas Tumbangnya Rezim Bashar al-Assad di Suriah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved