Meteorit Paling Tua Ditemukan di Gurun Sahara, Berusia 4,6 Miliar Tahun
loading...

Meteorit Erg Chech 002 ditemukan pada tahun 2020 di wilayah Erg Chech di Gurun Sahara, Aljazair. Foto/Australian National University
A
A
A
CANBERRA - Meteorit Erg Chech 002 ditemukan pada tahun 2020 di wilayah Erg Chech di Gurun Sahara , Aljazair. Setelah diteliti meteorit ini berusia sekitar 4,6 miliar tahun dan merupakan achondrite andesitik, meteorit berbatu tertua saat ini.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, meteorit ini mengandung Aluminium-26 (26Al). Ini adalah isotop radioaktif yang ada dalam meteorit ketika terbentuk, tersebar tidak merata di seluruh tata surya.
Diketahui 26Al adalah sumber panas utama yang menyebabkan pencairan planet awal. Usia Erg Chech 002 yang diperkirakan sekitar 4,6 miliar tahun memberikan peluang untuk mengeksplorasi lebih jauh distribusi awal isotop di awal tata surya.
Baca juga; Ini Perbedaan Antara Meteor, Meteorit, dan Asteroid
“Data usia meteorit diketahui dengan mengembangkan pendekatan umum untuk penanggalan isotop dengan Al-Mg dan kronometer isotop punah lainnya. Dengan memperhitungkan distribusi heterogen dari radionuklida induk memungkinkan menghasilkan data usia meteorit, asteroid, dan planet yang lebih akurat,” kata Evgenii Krestianinov dari Australian National University, dikutip SINDOnews dari laman independent, Rabu (30/8/2023).
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, meteorit ini mengandung Aluminium-26 (26Al). Ini adalah isotop radioaktif yang ada dalam meteorit ketika terbentuk, tersebar tidak merata di seluruh tata surya.
Diketahui 26Al adalah sumber panas utama yang menyebabkan pencairan planet awal. Usia Erg Chech 002 yang diperkirakan sekitar 4,6 miliar tahun memberikan peluang untuk mengeksplorasi lebih jauh distribusi awal isotop di awal tata surya.
Baca juga; Ini Perbedaan Antara Meteor, Meteorit, dan Asteroid
“Data usia meteorit diketahui dengan mengembangkan pendekatan umum untuk penanggalan isotop dengan Al-Mg dan kronometer isotop punah lainnya. Dengan memperhitungkan distribusi heterogen dari radionuklida induk memungkinkan menghasilkan data usia meteorit, asteroid, dan planet yang lebih akurat,” kata Evgenii Krestianinov dari Australian National University, dikutip SINDOnews dari laman independent, Rabu (30/8/2023).
Lihat Juga :