FBI Temukan 1.580 Bitcoin di Dompet Kripto Terkait Hacker Korea Utara

Rabu, 23 Agustus 2023 - 23:59 WIB
loading...
FBI Temukan 1.580 Bitcoin...
Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) telah menerbitkan informasi tentang enam dompet kripto tempat hacker (peretas) asal Korea Utara. Foto/KoreanHerald
A A A
WASHINGTON - Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) telah menerbitkan informasi tentang enam dompet kripto tempat hacker (peretas) asal Korea Utara . Diperkirakan ada sekitar 1.580 Bitcoin yang dipindahkan dari berbagai aksi pencurian.

Biro Investigasi Federal telah menerbitkan informasi tentang enam dompet mata uang kripto yang dioperasikan oleh peretas Korea Utara dan diyakini menyimpan dana curian. Alamat mata uang kripto, kata FBI, menyimpan sekitar 1.580 Bitcoin yang kemungkinan terkait dengan pencurian aset mata uang kripto baru-baru ini senilai ratusan juta dolar.

“Selama 24 jam terakhir, FBI melacak mata uang kripto yang dicuri oleh aktor yang berafiliasi dengan TraderTraitor Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) (juga dikenal sebagai Lazarus Group dan APT38). FBI yakin DPRK mungkin mencoba mencairkan bitcoin senilai lebih dari USD40 juta dolar (Rp612 miliar),” kata FBI dikutip SINDOnews dari laman securityweek, Rabu (23/8/2023).



Menurut FBI, peretas yang berafiliasi dengan TraderTraitor mencuri USD60 juta (Rp918 miliar) dan USD37 juta (Rp566 miliar) dalam mata uang kripto dari Alphapo dan CoinsPaid pada bulan Juli. Kemudian sebanyak USD100 juta (Rp1,5 triliun) dari Atomic Wallet pada bulan Juni.

Sebelumnya, para peretas mencuri aset kripto dalam serangan terhadap jembatan Horizon Harmony dan Jembatan Ronin milik Sky Mavis. Peretas Korea Utara juga disalahkan atas serangan siber pada bulan Juli di JumpCloud, peretasan 3CX, dan operasi AppleJeus.

“Entitas sektor swasta harus memeriksa data blockchain yang terkait dengan alamat-alamat ini dan berhati-hati dalam mencegah transaksi langsung dengan, atau berasal dari, alamat-alamat tersebut,” kata FBI.

Pada bulan April 2023, pemerintah AS memperingatkan bahwa Grup Lazarus yang terkait dengan Korea Utara, yang disalahkan atas banyak serangan siber tingkat tinggi. Mereka menargetkan entitas dan bursa di industri blockchain dan mata uang kripto untuk menghasilkan dan mencuci dana.



Berdasarkan indikator kompromi bersama yang terkait dengan kampanye ini, yang oleh pemerintah AS disebut TraderTraitor. GitHub mengaitkan Korea Utara dengan serangan rekayasa sosial yang menargetkan karyawan di perusahaan teknologi pada bulan Juli.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1224 seconds (0.1#10.140)