Pasar Kamera Digital Terpuruk, Bagaimana Prediksi 2020?

Selasa, 28 Juli 2020 - 10:14 WIB
loading...
Pasar Kamera Digital...
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Industri kamera digital menghadapi tantangan berat selama lima tahun terakhir. Semakin bagus kualitas kamera smartphone, semakin mengerucut pula target pasarnya. Praktis kamera digital kini hanya diminati pehobi atau kaum profesional.

Yang terburuk, pada Juni silam raksasa Olympus akhirnya mengibarkan bendera putih. Mereka menghentikan unit bisnis kamera setelah 84 tahun. Padahal, mereka adalah salah satu merek kamera terbesar di dunia.

Menurut Olympus, mereka sudah melakukan berbagai cara, tetapi pasar kamera digital memang tidak lagi menguntungkan. Kehadiran ponsel pintar disebut menjadi pemicu utama yang terus-menerus mengikis segmentasi konsumen yang menginginkan kamera digital terpisah. Kualitas kamera smartphone sudah semakin baik.

Konsumen semakin enggan membeli kamera tambahan, kecuali benar-benar butuh, misalnya untuk hobi atau malah menunjang pekerjaan/bekerja. (Baca: Wow, Akademisi Ciptakan Kamera Terkecil di Dunia yang Bisa Dibawa Serangga)

Selama tiga tahun terakhir, bisnis kamera Olympus merugi sehingga terpaksa harus ditutup. Padahal, mereka sudah membuat kamera sejak 1936 setelah sukses membuat mikroskop. Walau divisi kamera ditutup, sampai sekarang mereka tetap membuat mikroskop dan peralatan medis lainnya. Faktanya, pasar kamera digital terus terjun bebas, diperkirakan turun 84% dari 2010 ke 2018.

Seakan kehilangan konsumen belum cukup buruk, pandemi Covid-19 juga menghantam industri kamera . Mengacu pada pasar Jepang, pasar mirrorless interchangeable lenscameras merosot hingga 50% dibandingkan tahun lalu karena Covid-19.

Jika pada Januari dan Februari 2020 penurunan pasar kamera dibanding 2019 hanya 9,9% dan 23,5%, pada Maret penurunan pasarnya mencapai 50,5%. Artinya, industri kamera digital masih akan terseok-seok pada tahun ini.

Mirrorless Full-Frame Jadi Tren Baru?

Setidaknya ada empat kategori utama kamera digital menurut BCN. Dua terbesar yaitu DSLR dan mirrorless dengan sensor APS-C. (Baca juga: 9 Pemimpin Militer Paling 'Berdarah' Sepanjang Sejarah)

Sementara dua lainnya jika dijumlahkan hanya mengakomodasi 10% pasar kamera secara keseluruhan, yakni full-frame mirrorless dan full-frame DSLR. Keduanya memang mengakomodasi segmen premium. Targetnya adalah kaum profesional yang menjunjung tinggi kualitas foto maupun video.

Jika dilihat dari harga, ukuran, kepraktisan, dan hasilnya, full-frame mirrorless ini akan menjadi kategori seksi yang besar kemungkinan pada masa depan akan semakin membesar. Dari sisi harga, kamera ini bisa lebih murah dibandingkan full-frame DSLR. Dari sisi ukuran pun lebih kecil sehingga praktis di bawa-bawa. Melihat kualitas pun tidak kalah.

Ini yang menjadi alasan mengapa Canon merilis dua kamera mirrorless full-frame terbaru di keluarga EOS R, yakni Canon EOS R5 dan EOS R6. (Lihat videonya: Kawanan Monyet Liar Serbu Permukiman di Lembang Bandung)

Beberapa fitur yang diunggulkan antara lain prosesor gambar DIGIC X, sistem AF baru, kecepatan continuous shooting hingga 20 fps, teknologi 5-axis In-BodyIS, slot kartu memori ganda, serta bodi magnesium alloy .

Canon Business Unit Director PT Datascrip Merry Harun mengatakan, Canon EOS R5 dan EOS R6 merupakan kamera mirrorless full-frame Canon pertama yang dapat merekam video berkualitas 8K. Jadi, baik fotografer maupun videografer bisa leluasa berkreativitas,” ujarnya.

Harganya memang cukup premium. Canon EOS R5 Body Only dibanderol Rp69.883.000 dan Canon EOS R5 dengan lensa 24-105 mm L IS USM Rp88.648.000. Adapun harga Canon EOS R6 Body Only yaitu Rp47.883.000, sementara Canon EOS R6 dengan lensa 24-105 mm L IS USM senilai Rp67.036.000 dan lensa 24-105 mm IS STM menjadi Rp54.353.000. (Danang Arradian)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)