Teknologi AI Berpotensi Merusak Dunia, Bos OpenaAI Desak PBB dan IAEA Lakukan Pengawasan
loading...
A
A
A
GENEWA - Kecerdasan buatan atau AI diprediksi akan membawa petaka bagi umat manusia. Oleh karenanya OpenAI meminta ada badan yang khusus mengawasi AI.
CEO OpenAI Sam Altman saat melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab pada Selasa (6/6) mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa, seperti Badan Energi Atom Internasional atau IAEA dapat mengawasi pengembangan teknologi tersebut. Demikian imbauan.
Risiko eksistensial sendiri adalah ancaman pengembangan teknologi yang berpotensi memusnahkan peradaban manusia di muka Bumi.
“Kita menghadapi risiko serius. Kita menghadapi risiko eksistensial,” kata Altman, 38 tahun.
“Tantangan yang dimiliki dunia adalah bagaimana kita akan mengelola risiko tersebut dan memastikan kita masih dapat menikmati manfaat luar biasa tersebut. Tidak ada yang ingin menghancurkan dunia.” tambahnya seperti dilansir dari AFP, Minggu (9/7/2023).
ChatGPT OpenAI, sebuah chatbot populer, telah menarik perhatian dunia karena menawarkan jawaban seperti esai atas pertanyaan dari pengguna. Microsoft menggelontorkan investasi sekitar USD1 miliar di OpenAI.
Kesuksesan ChatGPT, menawarkan sekilas tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat mengubah cara manusia bekerja dan belajar, juga memicu kekhawatiran.
Ratusan pentolan industri tersebut, termasuk Altman, sepakat meneken surat pada Mei yang memperingatkan.'
'Memitigasi risiko kepunahan yang ditimbulkan AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir."
Altman mengacu pada IAEA, pengawas nuklir PBB, sebagai contoh bagaimana dunia bersatu untuk mengawasi tenaga nuklir. Badan itu dibentuk pada tahun-tahun setelah AS menjatuhkan bom atom di Jepang pada akhir Perang Dunia II.
CEO OpenAI Sam Altman saat melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab pada Selasa (6/6) mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa, seperti Badan Energi Atom Internasional atau IAEA dapat mengawasi pengembangan teknologi tersebut. Demikian imbauan.
Risiko eksistensial sendiri adalah ancaman pengembangan teknologi yang berpotensi memusnahkan peradaban manusia di muka Bumi.
“Kita menghadapi risiko serius. Kita menghadapi risiko eksistensial,” kata Altman, 38 tahun.
“Tantangan yang dimiliki dunia adalah bagaimana kita akan mengelola risiko tersebut dan memastikan kita masih dapat menikmati manfaat luar biasa tersebut. Tidak ada yang ingin menghancurkan dunia.” tambahnya seperti dilansir dari AFP, Minggu (9/7/2023).
ChatGPT OpenAI, sebuah chatbot populer, telah menarik perhatian dunia karena menawarkan jawaban seperti esai atas pertanyaan dari pengguna. Microsoft menggelontorkan investasi sekitar USD1 miliar di OpenAI.
Kesuksesan ChatGPT, menawarkan sekilas tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat mengubah cara manusia bekerja dan belajar, juga memicu kekhawatiran.
Ratusan pentolan industri tersebut, termasuk Altman, sepakat meneken surat pada Mei yang memperingatkan.'
'Memitigasi risiko kepunahan yang ditimbulkan AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir."
Altman mengacu pada IAEA, pengawas nuklir PBB, sebagai contoh bagaimana dunia bersatu untuk mengawasi tenaga nuklir. Badan itu dibentuk pada tahun-tahun setelah AS menjatuhkan bom atom di Jepang pada akhir Perang Dunia II.