Apple dan Google Diprotes karena Dianggap Memonopoli Toko Aplikasi

Senin, 27 Juli 2020 - 15:07 WIB
loading...
Apple dan Google Diprotes...
ILUSTRASI Google. FOTO/ IST
A A A
CUPERT - App Store dan Play Store merupakan layanan aplikasi terbesar yang ada saat ini. Sebab, mayoritas ponsel yang ada berbasis iOS dan Android, sebagai penyedia dari masing-masing layanan tersebut. BACA JUGA - Hilangnya 2 Bangkai Kapal Perang Belanda di Laut Jawa Bukti Melimpahnya Harta Karun

Sepertinya kedikdayaan platform milik Apple dan Google itu tidak disukai semuanya. Terbukti kritikan datang dari CEO Epic Games, Tim Sweeny. BACA JUGA - Bunuh Ninja ZX-25R, China Datangkan Jagoan Kungfu

Pengembang game Fortnite itu menuding dua layanan aplikasi ponsel itu telah melakukan monopoli absolut. Menurutnya, tak ada banyak pilihan untuk mendistribusikan perangkat lunak ponsel di luar Apple App Store dan Google Play Store.

Sweeney menuding keras kedua raksasa teknologi itu, mengenai pengambilan biaya 30% dari pembelian dalam aplikasi. BACA JUGA - Harta Karun Berceceran, Perairan ASEAN Sampai Indonesia Jadi Incaran

Di sisi lain, Epic Games sudah meluncurkan Epic Games Store pada akhir 2018, untuk perangkat komputer Windows dan Mac. Melalui Toko miliknya, Epic Games hanya membebani penerbit lain dengan biaya 12% untuk pembelian dalam aplikasi.

Hingga saat ini Epic Games Store belum masuk ke App Store, lantaran aturan ketat dari Apple terhadap toko layanan perangkat lunak yang menjadi saingannya.

Epic menciptakan Fortnite hanya tersedia untuk perangkat Android, bukan dengan menawarkannya di Google Play Store. Jadi, pengunduhan game Fortnite dilakukan melalui situs resmi Fortnite.

Langkah ini diambil Epic untuk menghindari biaya 30% yang ditetapkan Google. Namun, karena banyak keluhan, akhirnya Epic menghadirkan Fortnite di Google Play Store sejak awal tahun ini.

Epic Games bukanlah bukan perusahaan pertama yang menyuarangan protes terhadap Apple dan biaya 30% Google. Pada Maret lalu, CEO Spotify, Daniel Ek, juga mengajukan keluhan serupa terhadap Apple kepada Komisi Uni Eropa.

Imbasnya, Spotify terpaksa menaikkan harga kenggotaan Spotify Premium secara arfitisial.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1442 seconds (0.1#10.140)