Gereja St Paul Jerman Mulai Gunakan ChatGPT untuk Khotbah Kebaktian

Minggu, 18 Juni 2023 - 08:43 WIB
loading...
Gereja St Paul Jerman...
Jemaat Gereka St Paul Jerman gunakan ChatGPT saat beribadah. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - Ada yang baru dalam acara kebaktian di gereja St Paul, Kota Furth, Jerman. Jemaat gereja ini mulai menggunakan ChatGPT dalam mendengarkan khutbah acara kebaktian.

Dalam laporan Associated Press, seperti dikutip dari Ars Technica, para jemaat memakai ChatGPT selama 40 menit.

"Chatbot awalnya dipersonifikasikan sebagai pria berjanggut, dengan ekspresi tetap dan suara. Lalu berbicara kepada hadirin yang berjumlah sekitar 300 orang," tulis laporan itu, dikutip Minggu (18/6/2023).


Sejurus kemudian, robot itu menyatakan, teman-teman terkasih, merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk berdiri di sini dan berkhotbah kepada Anda sebagai kecerdasan buatan pertama di konvensi tahun ini.

"Kebaktian yang tidak biasa itu terjadi sebagai bagian dari konvensi yang disebut Deutscher Evangelischer Kirchentag (German Evangelical Church Congress)," sambungnya

Konvensi itu, diadakan dua tahun sekali di Jerman dan menarik puluhan ribu hadirin. Ibadah yang meliputi doa dan musik ini, merupakan gagasan dari Jonas Simmerlein, seorang teolog dan filsuf dari Universitas Wina.

"Simmerlein memberi tahu Associated Press, bahwa layanan itu sekitar 98 persennya berasal dari mesin," jelasnya.

Simmerlein juga mengatakan, ChatGPT tidak berfungsi dengan sendirinya. Simmerlein memandu setiap aspek pembuatan layanan, bekerja dari moto acara seperti sekarang adalah waktunya.


Khotbah yang dipimpin oleh avatar yang dihasilkan komputer dari dua pria dan dua wanita, berfokus pada topik meninggalkan masa lalu, mengatasi rasa takut akan kematian, dan tidak pernah kehilangan keyakinan.

"Saya memberi tahu kecerdasan buatan, Kami berada di kongres gereja, Anda adalah seorang pengkhotbah, seperti apa kebaktian gereja itu?" ungkap Simmerlein dalam prompt ChatGPT-nya.

Kemudian, dia meminta dimasukkannya mazmur, doa, dan berkat di bagian akhir. "Anda berakhir dengan kebaktian gereja yang cukup solid," sambung Simmerlein.

Jika di masa depan pendeta mulai mengandalkan LLM untuk bimbingan saat menulis khotbah, umat akhirnya akan mendengar interpretasi baru yang tidak disengaja dari doktrin agama, karena teknologi pintar mengarang.
(san)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2512 seconds (0.1#10.140)