AS Luncurkan Program Red October, Bikin Kapal Selam Super-Senyap

Selasa, 13 Juni 2023 - 22:17 WIB
loading...
AS Luncurkan Program...
DARPA meluncurkan program yang diberi nama Red Oktober untuk mengembangkan kapal selam super-senyap dengan teknologi magnetohydrodynamics (MHD). Foto/Hunteringals/NewAtlas
A A A
WASHINGTON - Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (Defense Advanced Research Projects Agency/DARPA) meluncurkan program yang diberi nama Red October. Badan yang berada di bawah Departemen Pertahanan Amerika Serikat ini sedang mengembangkan teknologi untuk kapal selam super-senyap.

Program Red October ini terinspirasi dari film thriller yang dibintangi Sean Connery pada tahun 1990 yang berjudul The Hunt for Red October. Program ini membuat teknologi kapal selam super-senyap dengan mengembangkan penggerak menggunakan magnet dan listrik.

Dalam film The Hunt for Red October dikisahkan kapal selam Uni Soviet ini menggunakan penggerak siluman, meskipun dalam film merupakan kisah fiktif tapi itu berdasarkan teknologi yang nyata. Sebab, sejak akhir tahun 1950-an, para insinyur tertarik pada konsep eksotis yang disebut magnetohydrodynamics (MHD).



Konsep ini menggunakan prinsip yang sangat sederhana untuk menghasilkan mekanisme propulsi kuat dan senyap. Dalam konsep MHD, cairan, seperti udara atau air, diberi muatan listrik dan kemudian dipercepat oleh medan elektromagnetik, untuk menghasilkan daya dorong besar.

Pada dasarnya, konsep MHD terdiri dari tabung berongga dengan elektroda di salah satu ujungnya dan kumparan magnet di sekelilingnya. Karena perangkat tidak memiliki poros, roda gigi, baling-baling, turbin, atau jet, makan sangat sedikit menimbulkan kebisingan, nyaris senyap.

Mode penggerak siluman seperti itu akan sangat berharga untuk pengoperasian perang kapal selam. Kemampuan ini memungkinkan kapal selam untuk tetap tersembunyi, dan akan sangat membantu misi pengintaian dan intelijen.

“Efisiensi terbaik yang didemonstrasikan penggerak magnetohidrodinamik hingga saat ini adalah pada tahun 1992 di Yamato-1. Sebuah kapal sepanjang 30 m yang mencapai kecepatan 6,6 knot dengan efisiensi sekitar 30% menggunakan kekuatan medan magnet sekitar 4 Tesla,” kata Susan Swithenbank, Manajer Program PUMP di Kantor Ilmu Pertahanan DARPA dikutip SINDOnews dari laman NewAtlas, Selasa (13/6/2023).



Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi langkah besar dalam pengembangan kekuatan magnet sebagai penggerak. Namun, masih ada ruang untuk perbaikan dan menemukan bahan yang tepat untuk membuat elektroda yang masih menjadi kendala besar.
AS Luncurkan Program Red October, Bikin Kapal Selam Super-Senyap


Untuk mengatasi hal ini, DARPA telah menetapkan program Prinsip Pompa Magnetohidrodinamis Bawah Laut (PUMP) selama 42 bulan menggunakan berbagai pendekatan. Diharapkan prinsip PUMP dapat menciptakan penggerak MHD militer yang praktis.

“Industri fusi komersial telah membuat kemajuan dalam magnet Rare-Earth Barium Copper Oxide (REBCO) yang telah menunjukkan medan magnet skala besar setinggi 20 Tesla. Kekuatan ini berpotensi menghasilkan efisiensi 90% dalam penggerak magnetohidrodinamik (MHD),” beber Swithenbank.

Pertanyaan besar tentang konsep MHD adalah, jika teknologi ini sangat berharga mengapa tidak digunakan selama lebih dari 60 tahun kecuali di beberapa kapal permukaan eksperimental. Setidaknya ada dua alasan yang harus diatasi, pertama kumparan elektromagnetik harus sangat kuat dan ringan agar efisien dipasang di kapal selam. Kedua, elektroda harus tahan terhadap keausan akibat korosi, hidrolisis, dan erosi akibat interaksi medan magnet, arus listrik, dan air laut.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
Donald Trump Pastikan...
Donald Trump Pastikan HP dan Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Baru
Barang Elektronik Tak...
Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Impor Trump, Ini Alasannya
Buntut Tarif Baru Trump,...
Buntut Tarif Baru Trump, Razer Tutup Layanan Online di AS
Elon Musk dan Tantangan...
Elon Musk dan Tantangan Etika dalam Gaming
Perdana Digelar, GrabX...
Perdana Digelar, GrabX Hadirkan Inovasi Baru Untuk Semua Versi Dirimu
Buntut Tarif Impor Baru,...
Buntut Tarif Impor Baru, Elon Musk dan Mark Zuckerberg Cs Rugi Rp3,48 Kuadriliun dalam Sehari
Batas Waktu Berakhir...
Batas Waktu Berakhir Besok! TikTok Belum Laku Terjual
Rekomendasi
Militer Israel Akan...
Militer Israel Akan Duduki Wilayah Gaza, Lebanon, dan Suriah Tanpa Batas Waktu
Jadwal Semifinal Liga...
Jadwal Semifinal Liga Europa 2024/2025: 2 Raksasa Liga Inggris Bentrok di Final?
Makna Simbol Surya Majapahit...
Makna Simbol Surya Majapahit dalam Kehidupan Religius Era Nusantara Kuno
Berita Terkini
Lomba Balap Sperma untuk...
Lomba Balap Sperma untuk Tes Kesuburan Siap Digelar di AS
1 jam yang lalu
Chip Nubbin Siap Bawa...
Chip Nubbin Siap Bawa Manusia Masuk ke Dimensi Alam Tak Kasat Mata
2 jam yang lalu
Perplexity Tawarkan...
Perplexity Tawarkan AI kepada Samsung dan Lenovo
3 jam yang lalu
Bukti Terkuat Adanya...
Bukti Terkuat Adanya Kehidupan di Luar Bumi Ditemukan
12 jam yang lalu
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
12 jam yang lalu
Apple Siapkan Perangkat...
Apple Siapkan Perangkat Andalan untuk Gantikan iPhone
13 jam yang lalu
Infografis
Kapal Induk Kedua Tiba...
Kapal Induk Kedua Tiba di Timur Tengah, AS Serius Ancam Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved