Profesor Yoshua Bengio Ingatkan Bahaya AI Bagi Militer Bisa Picu Perang Nuklir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang ahli artificial intelligence (AI) menyatakan, keprihatinannya atas penggunaan teknologi tersebut oleh militer. Penggunaan teknologi itu oleh militer bisa memicu perang nuklir.
Profesor Yoshua Bengio dari Universitas de Montreal mengatakan, militer seharusnya tidak dapat menggunakan AI.
Bengio, yang dikenal karena pekerjaan awalnya mengembangkan AI, berpikir bahwa kecepatan di mana teknologi itu berkembang semakin mengkhawatirkan. Salah satu kekhawatiran utamanya adalah AI untuk militer.
"Mungkin militer, mungkin teroris. Mudah untuk memprogram sistem AI da meminta mereka melakukan sesuatu yang sangat buruk, ini bisa sangat berbahaya," katanya, dikutip dari The Sun, Jumat (2/6/2023).
Menurutnya, AI lebih pintar dari yang diperkirakan. Hal ini tentu akan sulit bagi manusia untuk menghentikannya.
Awal pekan ini, ilmuwan komputer Kanada mengatakan, para pemimpin perlu bergerak secepat mungkin untuk mengesahkan peraturan AI, karena menganggap AI sangat berbahaya.
"Memitigasi risiko kepunahan dari AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya, seperti pandemi dan perang nuklir," pungkasnya.
Profesor Yoshua Bengio dari Universitas de Montreal mengatakan, militer seharusnya tidak dapat menggunakan AI.
Bengio, yang dikenal karena pekerjaan awalnya mengembangkan AI, berpikir bahwa kecepatan di mana teknologi itu berkembang semakin mengkhawatirkan. Salah satu kekhawatiran utamanya adalah AI untuk militer.
"Mungkin militer, mungkin teroris. Mudah untuk memprogram sistem AI da meminta mereka melakukan sesuatu yang sangat buruk, ini bisa sangat berbahaya," katanya, dikutip dari The Sun, Jumat (2/6/2023).
Menurutnya, AI lebih pintar dari yang diperkirakan. Hal ini tentu akan sulit bagi manusia untuk menghentikannya.
Awal pekan ini, ilmuwan komputer Kanada mengatakan, para pemimpin perlu bergerak secepat mungkin untuk mengesahkan peraturan AI, karena menganggap AI sangat berbahaya.
"Memitigasi risiko kepunahan dari AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya, seperti pandemi dan perang nuklir," pungkasnya.
(san)