Layanan FMC Diklaim Terobosan Teknologi Telekomunikasi untuk Mengakhiri Perang Harga
loading...
A
A
A
“Oleh karena itu, XL Axiata mengubah pola servis proposisi ritel ke servis atau layanan untuk Indonesian progressing family," kata Group Head Indirect Channel Management XL Axiata Junius Koestadi.
Dengan cara itu, XL Axiata menargetkan layanan XL Satu terdapat di lebih dari 150 kota pada dua tahun mendatang. Tujuannya agar pengguna yang ingin tambah device atau tambah speed bisa mudah dilakukan.
Untuk itu, XL Axiata akan menambah partnership juga dengan berabagai mitra, misald engan edukasi, working need s dan sebagainya.
"Yang terpenting, bagaimana ketersediaan jaringan kita, oleh karena itu pada 2025 ada di 150 kita akan dicover dengan home pass," kata Junius. XL Axiata sendiri sebagai pelopor FMC di Indonesia meras apunya competitive advantage untuk tahu apa yang diinginkan konsumen, sehingga kemudian bisa memberikan lebih ke konsumen.
Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin mengingatkan agar layanan baru FMC tidak terjebak pada perang harga atau perang tarif.
Sebab jika kembali terjebak ke dalam perang harga ketika menyelenggarakan FMC, maka yang dirugikan tidak hanya operator tetapi masyarakat.
"Dimana dari sisi kecepatan pelanggan merasakan true broadband, dari sisi harga terjangkau, dan pelayanan purna jual membuat nyaman pelanggan,” kata Doni.
“Kalau FMC ternyata sama saja dengan era 3G, 4G, atau 5G, lama-lama masyarakat bisa apatis dengan teknologi baru dan beranggapan itu hanya bagian dari gimmick pemasaran,” kata Doni.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute dan Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Heru Sutadi menambahkan, dengan adanya FMC, 2-3 tahun ke depan harapannya industri antara XL Axiata dan Telkomsel akan makin memperkuat posisi.
"Harapannya juga pelangan dapat layanan nomor satu sehingga akan mendorong hadirnya layanan broadband yang lebih luas lagi," ujar Heru.
Dengan cara itu, XL Axiata menargetkan layanan XL Satu terdapat di lebih dari 150 kota pada dua tahun mendatang. Tujuannya agar pengguna yang ingin tambah device atau tambah speed bisa mudah dilakukan.
Untuk itu, XL Axiata akan menambah partnership juga dengan berabagai mitra, misald engan edukasi, working need s dan sebagainya.
"Yang terpenting, bagaimana ketersediaan jaringan kita, oleh karena itu pada 2025 ada di 150 kita akan dicover dengan home pass," kata Junius. XL Axiata sendiri sebagai pelopor FMC di Indonesia meras apunya competitive advantage untuk tahu apa yang diinginkan konsumen, sehingga kemudian bisa memberikan lebih ke konsumen.
Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin mengingatkan agar layanan baru FMC tidak terjebak pada perang harga atau perang tarif.
Sebab jika kembali terjebak ke dalam perang harga ketika menyelenggarakan FMC, maka yang dirugikan tidak hanya operator tetapi masyarakat.
"Dimana dari sisi kecepatan pelanggan merasakan true broadband, dari sisi harga terjangkau, dan pelayanan purna jual membuat nyaman pelanggan,” kata Doni.
“Kalau FMC ternyata sama saja dengan era 3G, 4G, atau 5G, lama-lama masyarakat bisa apatis dengan teknologi baru dan beranggapan itu hanya bagian dari gimmick pemasaran,” kata Doni.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute dan Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Heru Sutadi menambahkan, dengan adanya FMC, 2-3 tahun ke depan harapannya industri antara XL Axiata dan Telkomsel akan makin memperkuat posisi.
"Harapannya juga pelangan dapat layanan nomor satu sehingga akan mendorong hadirnya layanan broadband yang lebih luas lagi," ujar Heru.