Tiga Jagoan IT Tinggalkan Apple buat Google karena Masalah Kecerdasan Buatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga jagoan IT yang telah lama bekerja dengan Apple hengkang ke Google karena masalah kecerdasan buatan. Tidak main-main ketiganya justru punya sejarah yang sangat panjang dengan perusahaan teknologi berlogo buah apel itu.
Ketiganya yakni Srinivasan Venkatachary, Steven Baker, dan Anand Shukla telah membantu Apple dalam memoderenisasi teknologi pencarian yang dibanggakan oleh perusahaan yang berdiri sejak 1 April 1976 itu. Sayangnya dilaporkan The Information ketiganya justru memutuskan pindah ke Google karena masalah yang sangat penting yakni pengembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
"Mereka yakin Google adalah tempat yang lebih baik untuk mengembangkan kecerdasan buatan. Google dianggap lebih punya teknologi yang lebih memahami bahasa dan menghasilkan respons seperti manusia," sebut The Information.
Ketiganya juga merasa Apple sama sekali tidak punya ambisi dengan teknologi kecerdasan buatan. Banyak pemegang kuasa dari Apple justru terkesan menghentikan seluruh upaya pengembangan kecerdasan buatan yang saat ini justru diakselerasi oleh perusahan-perusahaan teknologi lainnya.
Sumber yang dikutip The Information menyebutkan para eksekutif Apple seakan takut melakukan kesalahan yang biasa terjadi dalam setiap pengembangan teknologi kecerdasan buatan. "Apple bahkan menyebutkan upaya pengembangan produk kecerdasan buatan itu sebagai proyek halusinasi," terang The Information.
Hal itu justru bertolak belakang dengan visi tiga jagoan IT tersebut, Srinivasan Venkatachary, Steven Baker, dan Anand Shukla.
Ketiganya justru tengah berupaya agar asisten virtual buatan Apple, Siri, bisa jauh lebih baik lagi. Mereka ingin Siri tidak terkesan generatif dan dikuratori oleh manusia.
Sayangnya para eksekutif Apple justru tidak ingin upaya pengembagan itu justru akan mencederai imej Siri.
Beberapa insinyur di dalam perusahaan berpendapat bahwa Apple harusnya memang lebih toleran terhadap kesalahan faktual. Apalagi proses pengembangan kecerdasan buatan yang kadang terjadi kesalahan memang diperlukan untuk benar-benar memperbaikinya.
"Tidak heran beberapa orang senior dalam perusahaan telah meninggalkan Google atau startup karena frustrasi dengan pola pikir konservatif Apple," pungkas The Information.
Ketiganya yakni Srinivasan Venkatachary, Steven Baker, dan Anand Shukla telah membantu Apple dalam memoderenisasi teknologi pencarian yang dibanggakan oleh perusahaan yang berdiri sejak 1 April 1976 itu. Sayangnya dilaporkan The Information ketiganya justru memutuskan pindah ke Google karena masalah yang sangat penting yakni pengembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
"Mereka yakin Google adalah tempat yang lebih baik untuk mengembangkan kecerdasan buatan. Google dianggap lebih punya teknologi yang lebih memahami bahasa dan menghasilkan respons seperti manusia," sebut The Information.
Ketiganya juga merasa Apple sama sekali tidak punya ambisi dengan teknologi kecerdasan buatan. Banyak pemegang kuasa dari Apple justru terkesan menghentikan seluruh upaya pengembangan kecerdasan buatan yang saat ini justru diakselerasi oleh perusahan-perusahaan teknologi lainnya.
Sumber yang dikutip The Information menyebutkan para eksekutif Apple seakan takut melakukan kesalahan yang biasa terjadi dalam setiap pengembangan teknologi kecerdasan buatan. "Apple bahkan menyebutkan upaya pengembangan produk kecerdasan buatan itu sebagai proyek halusinasi," terang The Information.
Hal itu justru bertolak belakang dengan visi tiga jagoan IT tersebut, Srinivasan Venkatachary, Steven Baker, dan Anand Shukla.
Ketiganya justru tengah berupaya agar asisten virtual buatan Apple, Siri, bisa jauh lebih baik lagi. Mereka ingin Siri tidak terkesan generatif dan dikuratori oleh manusia.
Sayangnya para eksekutif Apple justru tidak ingin upaya pengembagan itu justru akan mencederai imej Siri.
Beberapa insinyur di dalam perusahaan berpendapat bahwa Apple harusnya memang lebih toleran terhadap kesalahan faktual. Apalagi proses pengembangan kecerdasan buatan yang kadang terjadi kesalahan memang diperlukan untuk benar-benar memperbaikinya.
"Tidak heran beberapa orang senior dalam perusahaan telah meninggalkan Google atau startup karena frustrasi dengan pola pikir konservatif Apple," pungkas The Information.
(wsb)