Kisah Tragis Dokter Pencuri Otak Albert Einstein Akhirnya Dibuat Jadi Film
loading...

Thomas Stoltz Harvey menunjukkan sisa irisan otak Albert Einstein yang masih dia miliki. Foto/Live Science.
A
A
A
JAKARTA - Ilmuwan terkenal dunia Albert Einstein meninggal dunia pada 18 April 1955 karena pendarahan dalam karena pecahnya aneurisma aorta perut. Sesuai dengan harapannya, jenazah Albert Einstein dikremasi dan abunya disebar di beberapa tempat.
Menariknya sebelum proses kremasi dilakukan di Princeton Hospital, Hans Albert Einstein melihat ada yang salah dengan jenazah ayahnya tersebut. Ternyata setelah diselidiki otak ayahnya ternyata tidak ada alias menghilang.
Selidik punya selidik ternyata otak dari Albert Einstein telah diambil tanpa persetujuan pihak keluarga oleh seorang dokter bermama Thomas Stoltz Harvey. Kala itu demi kepentingan sains, Thomas Stoltz Harvey penasaran dengan otak Albert Einstein.
Dia pun memotong otak ilmuwan kelahiran 14 Maret 1879 itu menjadi 240 irisan. Diharapkan setiap bagian dari otak Albert Einstein bisa memberikan jawaban mengapa dia begitu jenius.
"Saya pikir dia berharap bisa terkenal dengan caranya sendiri dan suatu pagi dia datang untuk bekerja dan menemukan Albert Einstein di meja otopsi," tulis Carolyn Abraham, penulis buku Possessing Genius: The Bizarre Odyssey of Einstein's Brain.
Menariknya sebelum proses kremasi dilakukan di Princeton Hospital, Hans Albert Einstein melihat ada yang salah dengan jenazah ayahnya tersebut. Ternyata setelah diselidiki otak ayahnya ternyata tidak ada alias menghilang.
Selidik punya selidik ternyata otak dari Albert Einstein telah diambil tanpa persetujuan pihak keluarga oleh seorang dokter bermama Thomas Stoltz Harvey. Kala itu demi kepentingan sains, Thomas Stoltz Harvey penasaran dengan otak Albert Einstein.
Dia pun memotong otak ilmuwan kelahiran 14 Maret 1879 itu menjadi 240 irisan. Diharapkan setiap bagian dari otak Albert Einstein bisa memberikan jawaban mengapa dia begitu jenius.
"Saya pikir dia berharap bisa terkenal dengan caranya sendiri dan suatu pagi dia datang untuk bekerja dan menemukan Albert Einstein di meja otopsi," tulis Carolyn Abraham, penulis buku Possessing Genius: The Bizarre Odyssey of Einstein's Brain.
Lihat Juga :