Jurus Kominfo Lawan Hoaks Jelang Pilpres 2024: Terapkan Teknologi AI ala ChatGPT
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) punya jurus baru untuk mengatasi hoaks. Utamanya, jelang Pilpres 2024 . Yakni, menggunakan teknologi yang juga dipakai oleh ChatGPT.
Kominfo menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menangani konten hoaks di dunia digital dengan penciptaan fitur teknologi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence. Teknologi tersebut akan membantu Kominfo menjalankan pengawasan atas berita hoaks.
“Lewat kerja sama ini, Kominfo dan Korika BRIN akanmenciptakan teknologi kecerdasan artifisial untuk melakukan analisis berita hoaks dan sentimen,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan.
Kerja sama Kominfo-BRIN terkait “Pengembangan Natural Language Processing Artificial Intelligence”.
Semuel menjelaskan, Korika akan menghasilkan algoritma yang dibuat melalui teknik Natural Language Processing dan Machine Learning yang akan diberikan kepada Kominfo untuk dapat dimanfaatkan.
“Hasil yang diharapkan Kominfo dapat memanfaatkan teknologi Kecerdasan Artifisial dalam menjalankan fungsi pengawasan atas berita hoaks dan sentimen di sosial media,” tegasnya.
Ketua Umum Korika Hammam Riza menyatakan kerja sama ini merupakan salah satu tindak lanjut penerapan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia (Stranas KA) yang diluncurkan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus 2020.
“Korika merupakan hasil pemikiran kolektif dan kolaboratif dari berbagai entitas yang melengkapi komponen quad helix, pemerintah, industri, akademis, dan komunitas,” tuturnya.
Menurut Hammam, kerja sama yang diformalkan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) itu akan menjadi salah satu wujud nyata kolaborasi percepatan penerapan strategi nasional kecerdasan artifisial menuju Visi Indonesia 2045.
“Ini sejalan dengan pembentukan Korika yang merupakan gabungan pusat inovasi kecerdasan artifisial (PIKA) saat BPPT,” tegasnya.
Natural Language Processing (NLP) sendiri merupakan cabang ilmu komputer dan kecerdasan buatan yang berfokus pada pemahaman dan pengolahan bahasa alami manusia oleh mesin komputer.
NLP melibatkan penggunaan algoritma dan teknologi lainnya untuk memungkinkan mesin memproses, menganalisis, dan memahami bahasa manusia dalam bentuk teks atau ucapan.
Contoh aplikasi NLP termasuk penerjemahan bahasa, pengenalan ucapan, analisis sentimen, klasifikasi teks, penghasilan ringkasan, pemrosesan bahasa alami, dan banyak lagi.
NLP menjadi semakin penting dalam era informasi digital, di mana data dalam bentuk bahasa alami semakin melimpah dan dibutuhkan untuk mengambil keputusan dan memecahkanmasalah.
Kominfo menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menangani konten hoaks di dunia digital dengan penciptaan fitur teknologi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence. Teknologi tersebut akan membantu Kominfo menjalankan pengawasan atas berita hoaks.
“Lewat kerja sama ini, Kominfo dan Korika BRIN akanmenciptakan teknologi kecerdasan artifisial untuk melakukan analisis berita hoaks dan sentimen,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan.
Kerja sama Kominfo-BRIN terkait “Pengembangan Natural Language Processing Artificial Intelligence”.
Semuel menjelaskan, Korika akan menghasilkan algoritma yang dibuat melalui teknik Natural Language Processing dan Machine Learning yang akan diberikan kepada Kominfo untuk dapat dimanfaatkan.
“Hasil yang diharapkan Kominfo dapat memanfaatkan teknologi Kecerdasan Artifisial dalam menjalankan fungsi pengawasan atas berita hoaks dan sentimen di sosial media,” tegasnya.
Ketua Umum Korika Hammam Riza menyatakan kerja sama ini merupakan salah satu tindak lanjut penerapan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia (Stranas KA) yang diluncurkan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus 2020.
“Korika merupakan hasil pemikiran kolektif dan kolaboratif dari berbagai entitas yang melengkapi komponen quad helix, pemerintah, industri, akademis, dan komunitas,” tuturnya.
Menurut Hammam, kerja sama yang diformalkan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) itu akan menjadi salah satu wujud nyata kolaborasi percepatan penerapan strategi nasional kecerdasan artifisial menuju Visi Indonesia 2045.
“Ini sejalan dengan pembentukan Korika yang merupakan gabungan pusat inovasi kecerdasan artifisial (PIKA) saat BPPT,” tegasnya.
Natural Language Processing (NLP) sendiri merupakan cabang ilmu komputer dan kecerdasan buatan yang berfokus pada pemahaman dan pengolahan bahasa alami manusia oleh mesin komputer.
NLP melibatkan penggunaan algoritma dan teknologi lainnya untuk memungkinkan mesin memproses, menganalisis, dan memahami bahasa manusia dalam bentuk teks atau ucapan.
Contoh aplikasi NLP termasuk penerjemahan bahasa, pengenalan ucapan, analisis sentimen, klasifikasi teks, penghasilan ringkasan, pemrosesan bahasa alami, dan banyak lagi.
NLP menjadi semakin penting dalam era informasi digital, di mana data dalam bentuk bahasa alami semakin melimpah dan dibutuhkan untuk mengambil keputusan dan memecahkanmasalah.
(dan)