Nintendo Gunakan Film Super Mario Bros untuk Pikat Anak-anak Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebutkan permainan atau video game yang digemari anak-anak muda saat ini? Tentu banyak dari mereka dengan sangat fasih menyebutkan berbagai nama yang sebenarnya sudah tidak asing juga buat Anda.
Nama-nama seperti Free Fire, Valorant, Fortnite, Roblox, hingga banyak lagi merupakan game yang saat ini paling digemari oleh generasi alpha dan milenial. Bagaimana dengan Super Mario Bros ? Game yang dibuat oleh Shigeru Miyamoto dan Takashi Tezuka pada 1985 itu memiliki memori yang sangat kuat buat para generasi X dan Z.
Game yang dimainkan melalui konsol buatan Nintendo itu begitu diminati oleh anak-anak muda di masanya. Hampir semua anak-anak muda waktu itu menghabiskan waktu main Nintendo memainkan Super Mario Bros.
Tidak main-main, hingga kini bisa dikatakan Super Mario Bros adalah game yang paling laris terjual. Total penjualan game tersebut mencapai 222 juta unit dengan berbagai genre dan platform. Saking popularnya, Super Mario Bros sempat diangkat jadi serial televisi.
Perubahan besar terjadi saat bisnis konsol game semakin ketat. Gelombang kelima konsol game mulai mengikis popularitas Super Mario Bros. Gelombang kelima adalah masa dimana Sony PlayStation dan SEGA Saturn hadir menggoyang dominasi Nintendo yang kala itu punya senjata andalan Nintendo 64.
Saat itu Sony dan SEGA menghadirkan permainan-permainan yang tak kalah menarik. Didukung grafis yang semakin membaik dan kualitas game yang tinggi, pelan-pelan Super Mario Bros mulai ditinggalkan.
Nintendo memang tidak pernah lupa menyayangi Super Mario Bros. Hanya saja gap yang terjadi antara generasi X dan generasi alpha membuat game ini seakan terlihat usang. Apalagi pada kenyataannya anak-anak zaman sekarang justru kesulitan memainkan Super Mario Bros.
Bahkan Wired pernah menceritakan Nintendo membuat sebuah tes buat anak-anak muda sekarang mencoba game orisinal dari Super Mario Bros. Hasilnya sangat menyedihkan karena tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menyelesaikan game Level 1.
“Kami ingin melihat seberapa sulit sebenarnya kami membuat game ini. Nyatanya kebanyakan dari mereka bahkan tidak bisa menyelesaikan level 1,” ujar Satoru Iwata, mantan Presiden Nintendo.
Nama-nama seperti Free Fire, Valorant, Fortnite, Roblox, hingga banyak lagi merupakan game yang saat ini paling digemari oleh generasi alpha dan milenial. Bagaimana dengan Super Mario Bros ? Game yang dibuat oleh Shigeru Miyamoto dan Takashi Tezuka pada 1985 itu memiliki memori yang sangat kuat buat para generasi X dan Z.
Game yang dimainkan melalui konsol buatan Nintendo itu begitu diminati oleh anak-anak muda di masanya. Hampir semua anak-anak muda waktu itu menghabiskan waktu main Nintendo memainkan Super Mario Bros.
Tidak main-main, hingga kini bisa dikatakan Super Mario Bros adalah game yang paling laris terjual. Total penjualan game tersebut mencapai 222 juta unit dengan berbagai genre dan platform. Saking popularnya, Super Mario Bros sempat diangkat jadi serial televisi.
Perubahan besar terjadi saat bisnis konsol game semakin ketat. Gelombang kelima konsol game mulai mengikis popularitas Super Mario Bros. Gelombang kelima adalah masa dimana Sony PlayStation dan SEGA Saturn hadir menggoyang dominasi Nintendo yang kala itu punya senjata andalan Nintendo 64.
Saat itu Sony dan SEGA menghadirkan permainan-permainan yang tak kalah menarik. Didukung grafis yang semakin membaik dan kualitas game yang tinggi, pelan-pelan Super Mario Bros mulai ditinggalkan.
Nintendo memang tidak pernah lupa menyayangi Super Mario Bros. Hanya saja gap yang terjadi antara generasi X dan generasi alpha membuat game ini seakan terlihat usang. Apalagi pada kenyataannya anak-anak zaman sekarang justru kesulitan memainkan Super Mario Bros.
Bahkan Wired pernah menceritakan Nintendo membuat sebuah tes buat anak-anak muda sekarang mencoba game orisinal dari Super Mario Bros. Hasilnya sangat menyedihkan karena tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menyelesaikan game Level 1.
“Kami ingin melihat seberapa sulit sebenarnya kami membuat game ini. Nyatanya kebanyakan dari mereka bahkan tidak bisa menyelesaikan level 1,” ujar Satoru Iwata, mantan Presiden Nintendo.