Mengenal Abdulfattah Jandali, Ayah Kandung Steve Jobs Imigran Suriah yang Jarang Diketahui Orang
loading...
A
A
A
TEXAS - Steve Jobs telah dikenal sebagai inovator besar dalam dunia teknologi usai ciptakan Apple. Meski telah meninggal pada 2020 lalu, namun masih banyak hal yang belum banyak orang ketahui tentangnya.
Salah satunya adalah tentang ayah kandung Steve Jobs yang merupakan seorang imigran Suriah. Abdulfattah Jandali diketahui merupakan nama dari ayah kandung bos Apple tersebut.
Dilansir dari Macworld, Steve Jobs lahir di California, dia sebenarnya diadopsi, dan ayah kandungnya adalah seorang migran politik dari kota Homs di Suriah.
Abdulfattah Jandali lahir pada tahun 1931 dan merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara yang lahir dari keluarga muslim di Suriah.
Menurut Biografi resmi Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson, pada awal 1950-an Jandali sempat belajar di American University of Beirut.
Sebelumnya Jandali sempat ingin belajar hukum di Universitas Damaskus untuk menjadi pengacara, tetapi ayahnya tidak setuju dengan pilihannya tersebut.
Ketika mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi, dia dikenal sebagai seorang aktivis nasionalis Arab, dan kerap berdemonstrasi untuk kemerdekaan Aljazair.
Tidak seperti kebanyakan imigran Suriah yang memilih melarikan diri ke Eropa, Jandali pindah ke New York, di mana dia tinggal bersama seorang kerabat, Najm Eddin al-Rifai, yang merupakan duta besar Suriah untuk PBB.
Jandali belajar di Universitas Kolombia dan Universitas Wisconsin di mana dia menerima beasiswa yang memungkinkannya memperoleh gelar Ph.D. dalam Ilmu Ekonomi dan Politik.
Saat belajar di Wisconsin Jandali bertemu dan berkencan dengan seorang Katolik Jerman-Swiss bernama Joanne Carol Schieble, yang segera mengandung anaknya.
Ayah Schieble yang seorang Katolik konservatif menolak untuk mengizinkannya menikah dengan Jandali karena dia seorang Muslim.
Hal inilah yang membuat Jandali meninggalkan Schieble tak lama sebelum kelahiran bayinya pada 24 Februari 1955.
Anak laki laki yang baru lahir itu kemudian disiapkan untuk diadopsi. Hingga akhirnya pasangan Paul dan Clara Jobs, mengadopsi bocah itu.
Tak lama setelah itu, Jandali bertemu kembali dengan Schieble untuk melangsungkan pernikahan. Setahun kemudian mereka memiliki seorang putri, bernama Mona Simpson yang sukses jadi novelis Amerika.
Steve Jobs percaya bahwa dia tanpa sadar bertemu dengan ayah kandungnya ketika Jandali menjadi manajer sebuah restoran di Sacramento. Hal ini diungkapkan melalui biografi resminya.
Jobs juga memberi tahu bahwa dia memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan sang ayah kandung. Berbeda dengan perlakuannya pada sang ayah, Jobs justru lebih bisa menerima kembali ibu kandungnya. Dia juga "merangkul" adik kandungnya, Mona Simpson, yang baru dikenalnya setelah dewasa.
Meski sangat ingin bertemu, Jandali mengaku tidak berani untuk menelpon Jobs karena khawatir anaknya akan salah sangka dan mengira sang ayah hanya mengejar sang anak yang telah sukses.
Salah satunya adalah tentang ayah kandung Steve Jobs yang merupakan seorang imigran Suriah. Abdulfattah Jandali diketahui merupakan nama dari ayah kandung bos Apple tersebut.
Dilansir dari Macworld, Steve Jobs lahir di California, dia sebenarnya diadopsi, dan ayah kandungnya adalah seorang migran politik dari kota Homs di Suriah.
Abdulfattah Jandali lahir pada tahun 1931 dan merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara yang lahir dari keluarga muslim di Suriah.
Menurut Biografi resmi Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson, pada awal 1950-an Jandali sempat belajar di American University of Beirut.
Sebelumnya Jandali sempat ingin belajar hukum di Universitas Damaskus untuk menjadi pengacara, tetapi ayahnya tidak setuju dengan pilihannya tersebut.
Ketika mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi, dia dikenal sebagai seorang aktivis nasionalis Arab, dan kerap berdemonstrasi untuk kemerdekaan Aljazair.
Tidak seperti kebanyakan imigran Suriah yang memilih melarikan diri ke Eropa, Jandali pindah ke New York, di mana dia tinggal bersama seorang kerabat, Najm Eddin al-Rifai, yang merupakan duta besar Suriah untuk PBB.
Jandali belajar di Universitas Kolombia dan Universitas Wisconsin di mana dia menerima beasiswa yang memungkinkannya memperoleh gelar Ph.D. dalam Ilmu Ekonomi dan Politik.
Saat belajar di Wisconsin Jandali bertemu dan berkencan dengan seorang Katolik Jerman-Swiss bernama Joanne Carol Schieble, yang segera mengandung anaknya.
Ayah Schieble yang seorang Katolik konservatif menolak untuk mengizinkannya menikah dengan Jandali karena dia seorang Muslim.
Hal inilah yang membuat Jandali meninggalkan Schieble tak lama sebelum kelahiran bayinya pada 24 Februari 1955.
Anak laki laki yang baru lahir itu kemudian disiapkan untuk diadopsi. Hingga akhirnya pasangan Paul dan Clara Jobs, mengadopsi bocah itu.
Tak lama setelah itu, Jandali bertemu kembali dengan Schieble untuk melangsungkan pernikahan. Setahun kemudian mereka memiliki seorang putri, bernama Mona Simpson yang sukses jadi novelis Amerika.
Steve Jobs percaya bahwa dia tanpa sadar bertemu dengan ayah kandungnya ketika Jandali menjadi manajer sebuah restoran di Sacramento. Hal ini diungkapkan melalui biografi resminya.
Jobs juga memberi tahu bahwa dia memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan sang ayah kandung. Berbeda dengan perlakuannya pada sang ayah, Jobs justru lebih bisa menerima kembali ibu kandungnya. Dia juga "merangkul" adik kandungnya, Mona Simpson, yang baru dikenalnya setelah dewasa.
Meski sangat ingin bertemu, Jandali mengaku tidak berani untuk menelpon Jobs karena khawatir anaknya akan salah sangka dan mengira sang ayah hanya mengejar sang anak yang telah sukses.
(wbs)