Google Bard vs ChatGPT: Perang Kecerdasan Buatan di 2023!
loading...
A
A
A
CEO Microsoft Satya Nadella awal pekan ini mengatakan bahwa pencarian yang ditenagai oleh kecerdasan buatan sebagai sesuatu yang revolusioner. Bahkan ini adalah perubahan teknologi terbesar yang terjadi di Microsoft selama ia menjabat sebagai CEO. "Saya tidak melihat perubahan sebesar ini sejak 2007-2008, ketika cloud/komputasi awan pertama keluar," beber Nadella kepada Media.
Google Jadi Gerah
Tampilan jawaban dari Google Bard yang berada diatas hasil pencarian. Foto: dok Google
Hiruk pikuk soal ChatGPT ini bikin Google gerah. Banyak yang mempertanyakan langkah Google selanjutnya. Padahal, sebenarnya mereka juga sudah punya AI chatbot sendiri. Tapi, diam-diam saja.
Langkah Microsoft yang “menyerang”, mau tidak mau bikin Google buka suara. Mereka akhirnya mengumumkan soal teknologi AI generatif bernama Bard.
“Bard berupaya menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas pemodelan bahasa kami. Semua itu mengacu pada informasi dari web untuk memberi tanggapan yang segar dan berkualitas tinggi. Bard dapat membantu Anda menjelaskan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA kepada anak berusia 9 tahun, misalnya," tulis CEO Google Sundar Pichai dalam blog Google.
Chatbot AI Microsoft dan Google ini berpotensi merevolusi cara konsumen mencari informasi atau membuat konten sesuai perintah. Namun, seperti halnya teknologi baru, kemungkinan akan ada tantangan yang muncul saat AI chatbots semakin tersebar luas.
Salah satu masalah potensial adalah potensi chatbot AI untuk menghasilkan jawaban yang salah atau tidak masuk akal. Memastikan keakuratan dan keandalan teknologi ini akan sangat penting dalam mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan publik.
Mungkin juga ada masalah privasi dan keamanan saat pengguna memasukkan informasi pribadi dan data sensitif ke dalam sistem ini. Walaupun Microsoft dan Google yang sedang bersaing, tapi pemenang akhirnya nanti adalah konsumen dan perusahaan. Mereka yang akan mendapat manfaat dari kenyamanan dan efisiensiteknologiini.
Google Jadi Gerah
Tampilan jawaban dari Google Bard yang berada diatas hasil pencarian. Foto: dok Google
Hiruk pikuk soal ChatGPT ini bikin Google gerah. Banyak yang mempertanyakan langkah Google selanjutnya. Padahal, sebenarnya mereka juga sudah punya AI chatbot sendiri. Tapi, diam-diam saja.
Langkah Microsoft yang “menyerang”, mau tidak mau bikin Google buka suara. Mereka akhirnya mengumumkan soal teknologi AI generatif bernama Bard.
“Bard berupaya menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas pemodelan bahasa kami. Semua itu mengacu pada informasi dari web untuk memberi tanggapan yang segar dan berkualitas tinggi. Bard dapat membantu Anda menjelaskan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA kepada anak berusia 9 tahun, misalnya," tulis CEO Google Sundar Pichai dalam blog Google.
Chatbot AI Microsoft dan Google ini berpotensi merevolusi cara konsumen mencari informasi atau membuat konten sesuai perintah. Namun, seperti halnya teknologi baru, kemungkinan akan ada tantangan yang muncul saat AI chatbots semakin tersebar luas.
Salah satu masalah potensial adalah potensi chatbot AI untuk menghasilkan jawaban yang salah atau tidak masuk akal. Memastikan keakuratan dan keandalan teknologi ini akan sangat penting dalam mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan publik.
Mungkin juga ada masalah privasi dan keamanan saat pengguna memasukkan informasi pribadi dan data sensitif ke dalam sistem ini. Walaupun Microsoft dan Google yang sedang bersaing, tapi pemenang akhirnya nanti adalah konsumen dan perusahaan. Mereka yang akan mendapat manfaat dari kenyamanan dan efisiensiteknologiini.
(dan)