Punya 205 Juta Pelanggan Premium, Spotify Mengaku Belum Balik Modal
loading...
A
A
A
TEXAS - Spotify t ercatat memiliki pelanggan premium sebanyak 205 juta pelanggan, mereka rela membayar untuk menikmati layanan musik streaming ini.
Dalam laporan kuartal keempat 2022 yang baru saja dirilis, Spotify mengatakan bahwa jumlah penggunanya naik dari 180 juta di kuartal awal tahun 2022 atau sekitar 14%. Angka tersebut terus naik hingga di kuartal ketiga 2022 berhasil meraih angka 192 juta.
Namun demikian, seperti dihimpun dari TechSpot, Jumat (3/2/2023), keuangan perusahaan bukannya menuju ke arah positif justru malah dilaporkan terus menipis. Dikabarkan bahwa Spotify terus mengalami kerugian finansial yang menyedihkan.
Spotify menghasilkan pendapatan USD3,44 miliar (Rp51,2 triliun) pada kuartal keempat tetapi membukukan kerugian bersih sebesar USD293 juta (Rp 4,3 triliun).
Sebagai perbandingan, kerugian perusahaan hanya USD37 juta (Rp 551 miliar) pada kuartal keempat tahun 2021.
Spotify menyebut biaya personel yang meningkat karena pertumbuhan jumlah karyawan dan biaya iklan yang lebih tinggi berperan untuk kerugian tersebut. Dampak akuisisi baru-baru ini seperti Heardle, Chartable, dan Podsights juga diperhitungkan.
Awal bulan ini, CEO Spotify Daniel Ek mengonfirmasi bahwa perusahaan akan mengurangi jumlah karyawannya sekitar enam persen atau sekitar 600 karyawan.
Seperti pemimpin teknologi lainnya, Spotify memperluas tenaga kerjanya terlalu cepat selama pandemi.
Ek bertanggung jawab penuh atas kesalahan langkah tersebut, mencatat bahwa dia terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan.
Baca Juga
Dalam laporan kuartal keempat 2022 yang baru saja dirilis, Spotify mengatakan bahwa jumlah penggunanya naik dari 180 juta di kuartal awal tahun 2022 atau sekitar 14%. Angka tersebut terus naik hingga di kuartal ketiga 2022 berhasil meraih angka 192 juta.
Namun demikian, seperti dihimpun dari TechSpot, Jumat (3/2/2023), keuangan perusahaan bukannya menuju ke arah positif justru malah dilaporkan terus menipis. Dikabarkan bahwa Spotify terus mengalami kerugian finansial yang menyedihkan.
Spotify menghasilkan pendapatan USD3,44 miliar (Rp51,2 triliun) pada kuartal keempat tetapi membukukan kerugian bersih sebesar USD293 juta (Rp 4,3 triliun).
Sebagai perbandingan, kerugian perusahaan hanya USD37 juta (Rp 551 miliar) pada kuartal keempat tahun 2021.
Spotify menyebut biaya personel yang meningkat karena pertumbuhan jumlah karyawan dan biaya iklan yang lebih tinggi berperan untuk kerugian tersebut. Dampak akuisisi baru-baru ini seperti Heardle, Chartable, dan Podsights juga diperhitungkan.
Awal bulan ini, CEO Spotify Daniel Ek mengonfirmasi bahwa perusahaan akan mengurangi jumlah karyawannya sekitar enam persen atau sekitar 600 karyawan.
Seperti pemimpin teknologi lainnya, Spotify memperluas tenaga kerjanya terlalu cepat selama pandemi.
Ek bertanggung jawab penuh atas kesalahan langkah tersebut, mencatat bahwa dia terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan.