500 Juta Nomor HP Pengguna WhatsApp dari 84 Negara Diduga Bocor, 130 Ribu dari Indonesia
Senin, 28 November 2022 - 09:46 WIB
Bagaimana hacker bisa mendapatkan data no HP yang begitu besar? Cybernews menduga bahwa pelaku menggunakan serangan smishing dan vishing.
Smishing adalah penipuan phishing melalui pesan elektronik/SMS, atau disebut juga SMS phishing.
Voice phishing atau vhishing adalah bentuk penipuan melalui telepon. Penipu menggunakan social engineering melalui telepon untuk mendapatkan akses ke informasi dan keuangan pribadi korban.
Data no HP yang dijual dipastikan valid atau aktif oleh Cybernews. Foto: ist
Hacker yang menjual data tersebut tidak menyebutkan metode pasti, tapi menjamin validitas data yang dibocorkan. Hal tersebut juga telah dikonfirmasi oleh Cybernews, yang mencoba meminta contoh data dan melakukan pengecekan langsung sejumlah pengguna di Inggris.
“Kita semua meninggalkan jejak digital cukup besar. Sementara raksasa teknologi seperti Meta harus mengambil semua tindakan pencegahan dan sarana untuk melindungi data tersebut,” kata kepala tim riset Cybernews Mantas Sasnauskas.
“Perusahaan seperti Meta harus mengambil langkah tegas untuk mengurangi ancaman dan mencegah penyalahgunaan platform dari sudut pandang teknis,” tambah Mantas.
Saat ini WhatsApp telah digunakan lebih dari 2 miliar orang di lebih dari 180 negara. Melansir laporan Business of Apps, jumlah pengguna WhatsApp terbesar berasal dari India, yakni 390 juta orang pada 2021.
Smishing adalah penipuan phishing melalui pesan elektronik/SMS, atau disebut juga SMS phishing.
Voice phishing atau vhishing adalah bentuk penipuan melalui telepon. Penipu menggunakan social engineering melalui telepon untuk mendapatkan akses ke informasi dan keuangan pribadi korban.
Data no HP yang dijual dipastikan valid atau aktif oleh Cybernews. Foto: ist
Hacker yang menjual data tersebut tidak menyebutkan metode pasti, tapi menjamin validitas data yang dibocorkan. Hal tersebut juga telah dikonfirmasi oleh Cybernews, yang mencoba meminta contoh data dan melakukan pengecekan langsung sejumlah pengguna di Inggris.
“Kita semua meninggalkan jejak digital cukup besar. Sementara raksasa teknologi seperti Meta harus mengambil semua tindakan pencegahan dan sarana untuk melindungi data tersebut,” kata kepala tim riset Cybernews Mantas Sasnauskas.
“Perusahaan seperti Meta harus mengambil langkah tegas untuk mengurangi ancaman dan mencegah penyalahgunaan platform dari sudut pandang teknis,” tambah Mantas.
Baca Juga
Saat ini WhatsApp telah digunakan lebih dari 2 miliar orang di lebih dari 180 negara. Melansir laporan Business of Apps, jumlah pengguna WhatsApp terbesar berasal dari India, yakni 390 juta orang pada 2021.
tulis komentar anda