Mencari Penerus Nokia dan Siemens dari Eropa untuk Melawan Apple dan Samsung

Selasa, 01 November 2022 - 07:30 WIB
Ponsel Nothing Phone (1) merupakan salah satu ponsel buatan Eropa yang mendapat apresiasi tinggi. Foto/IST
JAKARTA - Dulu, pernah ada suatu masa dimana Eropa dikenal sebagai kawasan yang duduk di puncak industri telepon seluler ( ponsel ). Di masa-masa itu, seluruh ponsel buatan Eropa begitu mudah ditemukan dimana saja.

Nokia merupakan perangkat ponsel yang paling banyak digunakan orang. Siemens kerap jadi pusat pembicaraan karena teknologi yang ditawarkan. Belum lagi kolaborasi Sony dan Ericsson yang selalu menghadirkan ponsel-ponsel yang indah dan sedap dipandang mata.

Hanya saja semuanya dengan cepat berubah 180 derajat. Transformasi yang terjadi pada industri ponsel tiba-tiba saja bergerak cepat. Layar yang semula konvensional kini bisa dioperasionalkan dengan sistem sentuh. Ringtone yang semula polyphonic kini bisa diganti dengan lagu favorit.



Semuanya jadi serba ajaib. Sama ajaibnya karena tiba-tiba dominasi ponsel buatan Eropa seperti Nokia, Siemens, dan Ericsson langsung turun drastic. Posisi mereka tergantikan oleh merek-merek baru yang datang dari wilayah yang tidak pernah mereka sangka sebelumhya. Sebut saja Apple, Samsung, hingga Xiaomi.

Tidak hanya besar di dunia, Apple , Samsung, dan Xiaomi bahkan mendominasi Eropa. Statistik tidak bisa bohong. Saat ini di Eropa, Apple mendominasi pasar dengan market share 34,29 persen, Samsung di posisi kedua dengan perolehan pasar 31,21 persen, dan Xiaomi di posisi ketiga dengan capaian 13,97 persen.

Lalu kemana ponsel-ponsel buatan Eropa? Apa yang membuat produsen-produsen teknologi di benua biru itu tidak lagi mampu membuat ponsel-ponsel baru yang dominan. Setidaknya bisa menjegal dominasi Apple dan Samsung di wilayah mereka sendiri.





Jan Stryjak, Associate Director dari Counterpoint Research justru pesimis ponsel-ponsel dari Eropa bisa bangkit lagi. Menurutnya mustahil konsumen bisa melirik ponsel-ponsel buatan Eropa lagi karena ruangannya sudah penuh sesak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More