Fakta Menarik Cangkang Kepiting, Mengandung Unsur Logam Pengganti Baterai Lithium

Sabtu, 24 September 2022 - 16:16 WIB
Cangkang kepiting yang keras ternyata mengandung unsur logam penting yang berguna untuk membuat baterai lithium. Foto/Foodal
ANNAPOLIS - Cangkang kepiting yang keras ternyata mengandung unsur logam penting yang berguna untuk membuat baterai lithium . Para ilmuwan saat ini berusaha untuk mengekstrasi unsur tersebut agar dapat digunakan sebagai bahan baku baterai lithium yang aman dan ramah lingkungan.

Cangkang atau eksoskeleton kepiting yang kuat dan sejenisnya ternyata mengandung banyak bahan kimia yang berguna dan serbaguna. Di antaranya kalsium karbonat, yang memiliki kegunaan obat dan industri, dan kitin (chitin), polimer alami paling melimpah kedua yang ditemukan di Bumi.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah menambang kitin dari cangkang krustasea untuk berbagai kepentingan, mulai dari rekayasa jaringan hingga pembuatan plastik yang dapat terurai secara alami. Apalagi kitin merupakan turunan polimer kitosan (chitosan) yang ramah lingkungan dan tidak beracun.





Banyak ide untuk menggabungkan senyawa kimia ini ke dalam baterai serba guna. Sebab, kitosan, turunan kitin yang diolah secara kimia, berinteraksi dengan baik dengan air dan mampu menahannya agar tidak mengambang.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan awal bulan September 2022 di jurnal Matter, sekelompok insinyur di University of Maryland, membuat baterai kitin-seng (chitin-zinc battery) yang mengesankan, dapat terurai secara alami dan memiliki daya listrik yang cukup besar.

“Ini adalah aplikasi kitin yang sangat menarik, memanfaatkan kemampuan terbarukannya dan potensinya untuk mengikat seng dapat menjadi bahan baku elektroda baru,” kata Mark MacLachlan, seorang profesor bahan supramolekul di University of British Columbia, kepada Popular Mechanics.



Tentu ini menjadi harapan baru untuk menciptakan baterai isi ulang dari bahan alternatif, cangkang kepiting. Bahkan bisa dikembangkan untuk menjadi pengganti baterai lithium-ion yang permintaannya terus meningkat seiring pesatnya perkembangan kendaraan listrik (EV). Apalagi, sumber daya Lithium sangat langka.



Sedangkan cangkang kepiting, setiap tahun, ada sekitar 6 hingga 8 juta ton limbah cangkang kepiting, udang, dan lobster diproduksi di seluruh dunia. Sebagian besar cangkang itu dibuang langsung kembali ke laut atau ke tempat pembuangan sampah.

Para ilmuwan telah banyak melakukan eksperimen dengan kitin dalam beberapa tahun terakhir, mencari cara untuk memasukkan zat organic ke dalam baterai. Pada tahun 2016, MacLachlan dan labnya di University of British Columbia menemukan bahwa ketika memasak kitin dengan nitrogen pada suhu setinggi 1.652 derajat Fahrenheit, maka akan mengubah bekas cangkang kepiting menjadi bahan karbon-nitrogen yang cocok untuk elektroda.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More