Algoritma Instagram Lebih Suka Sajikan Wanita Seksi Berbikini ke Pengguna

Kamis, 18 Juni 2020 - 13:23 WIB
Dalam penelitian gabungan yang dilakukan oleh AlgorithmWatch dan European Data Journalism, ditemukan bahwa algoritman Instagram sering menampilkan foto wanita yang mengenakan bikini maupun pakaian dalam atau pria bertelanjang dada. FOTO/ IST
CALIFORNIA - Algoritma Instagram diketahui lebih menyukai foto-foto orang yang berpakaian minim. Foto dengan subjek serupa lebih sering diperlihatkan di linimasa Instagram penggunanya.

Mengutip dari laman resmi Algorithmwatch, Kamis (18/6/2020), hal tersebut diungkapkan oleh penelitian gabungan dari AlgorithmWatch dan European Data Journalism, terkait algoritma penyajian konten di Instagram. BACA JUGA -Fenomena Langka, Dalam Sehari Aceh Akan Digempur Gerhana Matahari dan Bulan

Penelitian dilakukan dengan melibatkan 26 relawan. Mereka diminta untuk memasang aplikasi ekstensi di peramban, untuk membuka Instagram secara rutin dalam kurun waktu tertentu.

Kemudian, para relawan tersebut diminta untuk mengikuti atau follow sejumlah akun pencipta konten profesional, yang memanfaatkan Instagram untuk beriklan atau menarik klien baru. BACA JUGA - Gerhana Matahari Cincin dan Fase Bulan Baru di Akhir Pekan ini

Hasilnya, dari sekitar 2.400 foto yang diunggah oleh pencipta konten itu, sebanyak 362 foto atau sekitar 21% di antaranya menampilkan foto wanita yang mengenakan bikini maupun pakaian dalam atau pria bertelanjang dada.



Memang bisa saja itu kebetulan dan algoritma Instagram tidak mendahulukan untuk menampilkan foto semacam itu. Tetapi setelah diteliti lebih jauh, hasilnya tetap sama.

Bahkan, 54% wanita berpakaian terbuka lebih tinggi potensinya tampil di halaman muka, sedangkan pria bertelanjang dada 28%. Sementara untuk foto makanan, pemandangan, atau foto lainnya, memiliki peluang 60% lebih bakal tampil di linimasa Instagram.

Namun, penelitan ini juga menemukan bahwa foto-foto orang berpakaian minim tidak ditemukan di sebagian relawan. Ada dugaan bahwa algoritma Instagram memang mendorong konten semacam itu, tapi efeknya bisa berbeda untuk tiap orang.

Selain itu, penemuan ini juga bukan bukti yang konkret tanpa akses data internal dan server yang dimiliki Facebook, pemilik Instagram. Para peneliti akan melakukan penelitian lanjutan, dengan cara mengajak lebih banyak relawan.
(wbs)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More