Xiaomi Jadi No 1 Karena Mendengarkan Masukan dari Mi Fans
Selasa, 07 September 2021 - 20:15 WIB
Produk Kompetitif, Gerai Offline Diperbanyak
Menjadi no 1 memang pencapaian besar. Menurut Alvin, pertumbuhan Xiaomi yang eksponensial terjadi karena dua hal.
Pertama, Alvin mengklaim bahwa dalam dua tahun terakhir Xiaomi secara konsisten terus merilis produk yang sangat baik dengan harga kompetitif. Dampaknya, pengguna Xiaomi meluas dan produk mereka laris diburu.
Faktor kedua, terkait strategi penjualan. Xiaomi yang tadinya dikenal hanya berjualan online, dibawah komando Alvin justru terus memperkokoh infrastruktur penjualan offline.
”Ketika pertama saya datang di Indonesia, Xiaomi hanya punya 3 staff untuk penjualan offline. Sekarang, kami memiliki lebih dari 3.000 orang yang bertanggung jawab pada penjualan offline serta hampir 300 gerai resmi hanya dalam waktu 2 tahun,” ungkapnya.
Menurut Alvin, banyak Mi Fans yang ingin lebih nyaman membeli Xiaomi di gerai/toko dekat tempat tinggal mereka.
”Apalagi, saat ini penetrasi perangkat mobile di Indonesia baru 50 persen. Sehingga pasar di Indonesia masih sangat luas. Kami ingin membawa smartphone ke wilayah pedesaan yang sulit terjangkau,” katanya.
Menjadi no 1 memang pencapaian besar. Menurut Alvin, pertumbuhan Xiaomi yang eksponensial terjadi karena dua hal.
Pertama, Alvin mengklaim bahwa dalam dua tahun terakhir Xiaomi secara konsisten terus merilis produk yang sangat baik dengan harga kompetitif. Dampaknya, pengguna Xiaomi meluas dan produk mereka laris diburu.
Faktor kedua, terkait strategi penjualan. Xiaomi yang tadinya dikenal hanya berjualan online, dibawah komando Alvin justru terus memperkokoh infrastruktur penjualan offline.
”Ketika pertama saya datang di Indonesia, Xiaomi hanya punya 3 staff untuk penjualan offline. Sekarang, kami memiliki lebih dari 3.000 orang yang bertanggung jawab pada penjualan offline serta hampir 300 gerai resmi hanya dalam waktu 2 tahun,” ungkapnya.
Menurut Alvin, banyak Mi Fans yang ingin lebih nyaman membeli Xiaomi di gerai/toko dekat tempat tinggal mereka.
”Apalagi, saat ini penetrasi perangkat mobile di Indonesia baru 50 persen. Sehingga pasar di Indonesia masih sangat luas. Kami ingin membawa smartphone ke wilayah pedesaan yang sulit terjangkau,” katanya.
(dan)
tulis komentar anda