Roket Elon Musk yang Bikin Perjalanan Luar Angkasa Seksi Lagi
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 16:30 WIB
Dari situlah Elon Musk melihat adanya peluang untuk memaksimalkan jasa transportasi luar angkasa.
Sejak beroperasi pada 2002, Elon Musk tidak henti-hentinya membuat roket yang dihasilkan di kantor pusat SpaceX, seluas 4.000 hektare, di McGregor, Texas. Berkali-kali juga SpaceX menjalankan misinya. Mulai dari peluncuran Falcon 1 pada 2008, hingga tiga kali misi Falcon 9 pada 2012, 2015 dan, 2019.
Nama SpaceX mulai diperhatikan ketika mereka mengembangkan roket operasional yang diklaim paling kuat di dunia, Falcon Heavy. Falcon Heavy mampu membawa muatan besar di orbit dan bisa dipakai untuk mendukung misi perjalanan ruang angkasa, entah itu ke Bulan atau Mars. Pada 7 Februari 2018, roket ini melakukan peluncuran pertamanya ke orbit, dan berhasil mendaratkan dua dari tiga boosternya. Peluncuran muatan ke luar angkasa ini pun juga berjalan sangat mulus.
Hanya saja tidak selamanya perjalanan membuat roket itu mulus. Dalam setiap kali uji coba, roket-roket SpaceX ada saja kegagalan yang terjadi. Misalnya ketika megujicoba roket SN8 pada 9 Desember 2020 yang meledak berantakan setelah mengudara. Elon Musk sendiri tetap tidak terganggu dengan kegagalan itu.
"Gagal adalah pilihan di tempat ini. Jika kita tidak gagal, kita tidak akan berinovasi. Setidaknya saat roket itu meledak kami mendapatkan data-data yang sangat baik," ucap Elon Musk kala itu.
Inovasi dari kegagalan-kegagalan itu justru membuat Elon Musk berhasil menjadi sosok sentral yang bikin perjalanan luar angkasa jadi seksi lagi. Kini, orang-orang super kaya di dunia mulai berlomba-lomba membuat roket yang bisa membawa banyak orang jalan-jalan ke luar angkasa. Misalnya Richard Branson dengan Virgin Atlantic dan Jeff Bezos.
Sejak beroperasi pada 2002, Elon Musk tidak henti-hentinya membuat roket yang dihasilkan di kantor pusat SpaceX, seluas 4.000 hektare, di McGregor, Texas. Berkali-kali juga SpaceX menjalankan misinya. Mulai dari peluncuran Falcon 1 pada 2008, hingga tiga kali misi Falcon 9 pada 2012, 2015 dan, 2019.
Nama SpaceX mulai diperhatikan ketika mereka mengembangkan roket operasional yang diklaim paling kuat di dunia, Falcon Heavy. Falcon Heavy mampu membawa muatan besar di orbit dan bisa dipakai untuk mendukung misi perjalanan ruang angkasa, entah itu ke Bulan atau Mars. Pada 7 Februari 2018, roket ini melakukan peluncuran pertamanya ke orbit, dan berhasil mendaratkan dua dari tiga boosternya. Peluncuran muatan ke luar angkasa ini pun juga berjalan sangat mulus.
Hanya saja tidak selamanya perjalanan membuat roket itu mulus. Dalam setiap kali uji coba, roket-roket SpaceX ada saja kegagalan yang terjadi. Misalnya ketika megujicoba roket SN8 pada 9 Desember 2020 yang meledak berantakan setelah mengudara. Elon Musk sendiri tetap tidak terganggu dengan kegagalan itu.
"Gagal adalah pilihan di tempat ini. Jika kita tidak gagal, kita tidak akan berinovasi. Setidaknya saat roket itu meledak kami mendapatkan data-data yang sangat baik," ucap Elon Musk kala itu.
Inovasi dari kegagalan-kegagalan itu justru membuat Elon Musk berhasil menjadi sosok sentral yang bikin perjalanan luar angkasa jadi seksi lagi. Kini, orang-orang super kaya di dunia mulai berlomba-lomba membuat roket yang bisa membawa banyak orang jalan-jalan ke luar angkasa. Misalnya Richard Branson dengan Virgin Atlantic dan Jeff Bezos.
tulis komentar anda