Hati-Hati, Bubble pada Algoritma di Medsos Membuat Orang Mudah Terpapar Hoaks
Senin, 15 Maret 2021 - 08:05 WIB
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa algoritma bisa menimbulkan dampak buruk berkat fitur Bubble atau gelombang fitur.
Pengguna media sosial pasti tidak asing dengan algoritma. Setiap konten yang muncul di beranda atau halaman explore berbeda-beda antara satu pengguna media sosial dan lainnya, karena kinerja algoritma.
Algoritma media sosial hanya menyesuaikan topik-topik konten yang disukai oleh setiap pengguna. Biasanya, konten yang muncul adalah yang sering dilihat oleh pengguna tersebut.
Filter Bubble merupakan penyaring informasi yang didapatkan pengguna saat menggunakan media sosial dan mesin pencari. Filter ini dapat membuat orang terisolasi secara intelektual.
"Informasi atau konten yang didapatkan seorang user akan terbatas pada konten sejenis yang disukainya akibat algoritma yang berlaku," jelas Kominfo melalui akun Twitter resminya.
Dengan begitu, ada kemungkinan orang yang suka melihat informasi hoaks akan terus terpapar hoaks melalui akun media sosial miliknya.
Untuk menghindari filter Bubble, Kominfo menyarankan agar pengguna mencari informasi lainnya yang diminati. Selain itu, menerapka perilaku kritis dan mengatur informasi yang ingin dilihat.
Pengguna media sosial pasti tidak asing dengan algoritma. Setiap konten yang muncul di beranda atau halaman explore berbeda-beda antara satu pengguna media sosial dan lainnya, karena kinerja algoritma.
Algoritma media sosial hanya menyesuaikan topik-topik konten yang disukai oleh setiap pengguna. Biasanya, konten yang muncul adalah yang sering dilihat oleh pengguna tersebut.
Filter Bubble merupakan penyaring informasi yang didapatkan pengguna saat menggunakan media sosial dan mesin pencari. Filter ini dapat membuat orang terisolasi secara intelektual.
"Informasi atau konten yang didapatkan seorang user akan terbatas pada konten sejenis yang disukainya akibat algoritma yang berlaku," jelas Kominfo melalui akun Twitter resminya.
Dengan begitu, ada kemungkinan orang yang suka melihat informasi hoaks akan terus terpapar hoaks melalui akun media sosial miliknya.
Untuk menghindari filter Bubble, Kominfo menyarankan agar pengguna mencari informasi lainnya yang diminati. Selain itu, menerapka perilaku kritis dan mengatur informasi yang ingin dilihat.
(dan)
tulis komentar anda