Diskusi Online Wantiknas Diserang Zoombombing, Tampilkan Video Cabul
Kamis, 16 April 2020 - 15:04 WIB
JAKARTA - Diskusi online yang digelar oleh Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS) siang ini melalui platform Zoom disusupi orang tak dikenal atau zoombombing.
Parahnya, di tengah diskusi TIK-Talk bertema "Kolaborasi Multistakeholders Memerangi Hoax dan Disinformasi di Tengah Pandemi Covid-19" yang berjalan peserta tak dikenal membagikan video porno di layar.
Lewat fitur share screen, pelaku juga mengambil alih screen sehingga seluruh peserta bisa melihat video tidak senonoh dua pria asing di layar masing-masing. Hal ini cukup mengagetkan sekitar 100 peserta diskusi yang saat itu sedang melakukan sesi tanya jawab.
Diskusi online ini dibuka oleh Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional, Ilham Habibie. Hadir pula sebagai narasumber Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo, Founder platform analisis media sosial Drone Emprit Ismail Fahmi, dan anggota tim pelaksana Wantiknas Garuda Sugardo.
Zoombombing sendiri adalah gangguan yang tidak diinginkan ke dalam panggilan konferensi video oleh seseorang, yang menyebabkan gangguan selama konferensi video berlangsung.
Istilah ini populer setelah pandemi COVID-19 memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah dan konferensi video digunakan dalam skala besar oleh bisnis, sekolah, dan kelompok sosial.
Menanggapi kejadian ini, Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya, mengatakan, Zoombombing kemungkinan terjadi bukan karena celah keamanan dari Zoom, melainkan ada kelalaian dari tuan rumah (host) atau pihak admin video conference Zoom terkait.
Para admin perlu mengatur, agar partisipan tidak bisa membagikan layar mereka, sehingga tidak bisa membagi gambar-gambar atau video yang tidak pantas.
"Admin harusnya ngejagain, ada waiting room kan sebelum dia approve. Kemungkinan besar adminnya langsung masuk aja. Kalau begitu itu kesalahan admin," ungkapnya saat memberikan keterangan pada media melalui Zoom, Kamis (16/4/2020)
Parahnya, di tengah diskusi TIK-Talk bertema "Kolaborasi Multistakeholders Memerangi Hoax dan Disinformasi di Tengah Pandemi Covid-19" yang berjalan peserta tak dikenal membagikan video porno di layar.
Lewat fitur share screen, pelaku juga mengambil alih screen sehingga seluruh peserta bisa melihat video tidak senonoh dua pria asing di layar masing-masing. Hal ini cukup mengagetkan sekitar 100 peserta diskusi yang saat itu sedang melakukan sesi tanya jawab.
Diskusi online ini dibuka oleh Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional, Ilham Habibie. Hadir pula sebagai narasumber Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo, Founder platform analisis media sosial Drone Emprit Ismail Fahmi, dan anggota tim pelaksana Wantiknas Garuda Sugardo.
Zoombombing sendiri adalah gangguan yang tidak diinginkan ke dalam panggilan konferensi video oleh seseorang, yang menyebabkan gangguan selama konferensi video berlangsung.
Istilah ini populer setelah pandemi COVID-19 memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah dan konferensi video digunakan dalam skala besar oleh bisnis, sekolah, dan kelompok sosial.
Menanggapi kejadian ini, Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya, mengatakan, Zoombombing kemungkinan terjadi bukan karena celah keamanan dari Zoom, melainkan ada kelalaian dari tuan rumah (host) atau pihak admin video conference Zoom terkait.
Para admin perlu mengatur, agar partisipan tidak bisa membagikan layar mereka, sehingga tidak bisa membagi gambar-gambar atau video yang tidak pantas.
"Admin harusnya ngejagain, ada waiting room kan sebelum dia approve. Kemungkinan besar adminnya langsung masuk aja. Kalau begitu itu kesalahan admin," ungkapnya saat memberikan keterangan pada media melalui Zoom, Kamis (16/4/2020)
(wbs)
tulis komentar anda