Teknologi Jadi Solusi Kesenjangan Komunikasi di Tempat Kerja

Selasa, 20 Oktober 2020 - 19:06 WIB
Perusahaan tidak boleh terjebak dalam euforia maupun kebiasaan yang lama dan harus segera berani melakukan digital transformasi di masa pandemik COVID-19. Foto/Ist
JAKARTA - Pandemik COVID-19 memberikan tantangan baru bagi bisnis di dunia, yakni kesenjangan komunikasi. Untuk itu Lark hadir ke tengah-tengah industri. (Baca juga: Begini Cara Memilih Internet WFH Berkualitas agar Lebih Produktif )

Platform kolaborasi terintegrasi tersebut hadir dengan berbagai fitur yang mampu untuk menjembatani seluruh hal yang dibutuhkan untuk tetap produktif kapanpun dan di manapun. Dengan demikian jarak bukan lagi masalah.



Beberapa bulan ini masyarakat dianjurkan untuk membatasi interaksi fisik dan mobilisasi ke area publik. Sehingga perusahaan mengambil beberapa kebijakan seperti pembatasan kehadiran karyawan, atau penerapan bekerja dari rumah. Hal ini dapat berdampak pada kesenjangan komunikasi dan produktivitas usaha.



Tetapi menurut Firman Kurniawan S, Akademisi, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital, penerapan teknologi dapat menjadi solusi. “Terlepas dari situasi pandemik yang dialami saat ini, sesungguhnya memang sudah saatnya perusahaan untuk menerapkan dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam ruang lingkup tempat kerja dan cara mereka bekerja," kata Firman.

Lebih lanjut dikatakan, hal ini mencakup seluruh lini usaha, dari industri rumah tangga hingga korporasi besar. Perusahaan tidak boleh terjebak dalam euforia maupun kebiasaan yang lama dan harus segera berani melakukan digital transformasi.

"Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia dalam penerapan Fourth Industrial Revolution (4IR) atau Revolusi Industri 4.0. Bagi Indonesia, hal ini penting yang di mana memberikan peluang untuk mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi negara 10 besar dengan perekonomian terkuat di dunia," tandas Firman.



Penelitian Deloitte dalam laporan The Digital Workplace, organisasi dengan penerapan teknologi online yang kuat memiliki produktivitas 7% lebih tinggi daripada yang tidak. “Walau demikian, perubahan juga harus didukung perubahan pola pikir dan emosional dari manajemen untuk dapat menyesuaikan kembali cara baru dalam bekerja, serta bagaimana individu, kelompok, dan pimpinan berinteraksi satu sama lain. Di samping itu, manajemen juga harus jeli menentukan jenis platform yang paling tepat bagi perusahaan,” tambahnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More