Pemodal Asing Ini Incar Startup Indonesia Biar Tambah Josss

Jum'at, 02 Oktober 2020 - 08:16 WIB
Jungle Ventures mengincar startup Indonesia untuk lebih berkembang dan bisa ekspansi global. Foto/Ist
JAKARTA - Jungle Ventures , perusahaan modal ventura independen Asia Tenggara , menyatakan komitmen investasi jangka panjangnya di Indonesia. Sejak didirikan pada 2012, mereka telah mengalami pertumbuhan pesat dengan lebih dari 35 total perusahaan portfolio dan dana kelolaan senilai lebih dari USD352 juta. (Baca juga: Digrebek Densus 88, Ini Peran R dalam Penyerangan di Pasar Kliwon Solo )

Selama kurun waktu 5 tahun, Jungle Ventures berperan penting dalam pertumbuhan sejumlah perusahaan rintisan ( startup ) di Indonesia. Termasuk di dalamnya, Kredivo , RedDoorz , Sociolla, Waresix, dan lainnya.

Tahun 2020 menjadi tahun gemilang Jungle Ventures dengan catatan rekor baru bagi perusahaan portofolio mereka yang mendapat pendanaan lanjutan, seperti perusahaan teknologi logistik Waresix senilai USD100 juta yang juga merupakan penggalangan dana Seri B terbesar di Indonesia, pendanaan Seri E di platform e-commerce kecantikan Sociolla senilai USD58 juta, serta perusahaan desain interior Livspace lewat pendanaan Seri D senilai USD90 juta dolar AS.

Jungle Ventures juga mengumumkan 3 exit (penjualan kepemilikan saham mereka) pada masa pandemi yaitu Paysense yang dijual ke Naspers, Pokkt kepada Anymind Group, dan yang terbaru adalah TradeGecko kepada Intuit.

Menurut data World Bank, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 dan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia. Bangsa ini diperkiraan tumbuh 2,1% di tahun 2020 meskipun dalam keadaan pandemik.



Salah satu Founding Partners Jungle Ventures, Amit Anand menekankan pentingnya bekerja sama bareng founders asal Indonesia dengan ambisi regional dan global yang melebihi pasar domestik. Amit juga menekankan pentingnya founder memanfaatkan ekonomi digital untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Kita sama-sama menyaksikan kawasan Asia Tenggara digital yang sangat berbeda dari situasi sebelumnya yang terbagi atas berbagai bahasa, budaya, dan tingkat inklusi keuangan, serta adopsi teknologi," kata Amit.

Sementara ke depan kita dihadapkan dengan masyarakat Asia Tenggara yang terdiri dari lebih dari 300 penduduk milenial melek digital dan bertindak serta berpikir sebagai masyarakat homogen. "Kami ingin berinvestasi kepada para founder yang memiliki visi yang sama dalam ekonomi digital untuk mengatasi keterbatasan model bisnis dan pasar yang ada,” ujarnya.

Dengan filosofi “Build to Last”, Jungle Ventures melakukan pendekatan model investasi portofolio yang terkonsolidasi. Setiap tahun berfokus terhadap pemilihan beberapa bisnis yang sudah berjalan secara efisien, membantu pengembangan kepemimpinan secara langsung, memberikan modal jangka panjang, sekaligus membantu penataan neraca keuangan, berinvestasi bersama, dan kemitraan strategis.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More