Persulit Suku Cadang, India Usir Pabrikan Ponsel Asal China
Rabu, 09 September 2020 - 12:20 WIB
NEW DELHI - Konsumen di India akhir-akhir ini dikabarkan kesulitan mendapatkan handphone buatan pabrikan asal China . Usut punya usut ternyata pabrikan kesulitan mendapatkan suku cadang smartphone . (Baca juga: Waspada 6 Aplikasi Berbahaya ini Terinfeksi Malware Joker )
Pelanggan di India menghadapi masalah ini sejak awal Juli 2020. Saat itu, konflik berdarah terjadi di perbatasan antara China dan India. Bea Cukai India pun secara paksa memblokir impor barang dari China, sehingga mengakibatkan banyak pabrik yang berhenti bekerja.
Laman Giz China melaporkan, Bea Cukai India telah menunda izin produk elektronik asal China dengan alasan masalah sistem. Jadi beberapa merek smartphone sudah kehabisan suku cadang.
Baru-baru ini, Sistem Penilaian Tanpa Wajah baru yang diluncurkan oleh Bea Cukai India telah memengaruhi Chiyu. Asosiasi industri ponsel pintar India, ICEA, juga mengeluhkan waktu pengurusan bea cukai yang meningkat dari 2 menjadi 3 hari menjadi 8 menjadi 12 hari.
Namun, ada masalah lain yang membuat perusahaan smartphone China khawatir. Ketidakpastian geopolitik membuat 'impian India' yang besar dari para pembuat ponsel pintar di China tampak tidak nyata lagi.
India sudah mulai mengimplementasikan rencana PTI ('Program Insentif Terkait Produksi untuk Industri Manufaktur Elektronik Skala Besar India') dari manufaktur 'kemandirian'. Menurut rencana, pemerintah akan memberikan USD5,3 miliar berwujud dukungan keuangan dalam lima tahun ke depan. Insentif ini merangsang perkembangan industri manufaktur elektronik India dengan nilai output total USD153 miliar dalam lima tahun ke depan.
Merek ponsel pintar China sendiri sudah menguasai hampir 80% pasar smartphone India. Menurut data IDC, pada 2019, Xiaomi mengapalkan 43,6 juta unit ponsel di India. Mereka memiliki pangsa pasar terbesar, terhitung 28,6%.
Disusul kemudian vivo mengirimkan 23,8 juta unit ponsel, menduduki peringkat ketiga di pasar dengan market share 15,6%. Lalu Oppo dan realme yang masing-masing mengirimkan 16,3 juta dan 16,2 juta unit handphone. Mereka menempati peringkat keempat dan kelima, dengan pangsa pasar masing-masing 10,7% dan 10,
Beberapa bulan lalu, merek China memiliki ambisi besar di India dan berencana untuk berinvestasi besar-besaran. Pada Maret 2019, Xiaomi memasok investasi USD470 juta ke Xiaomi India dalam dua gelombang. Ini merupakan investasi terbesar sejak Xiaomi masuk ke India.
Pelanggan di India menghadapi masalah ini sejak awal Juli 2020. Saat itu, konflik berdarah terjadi di perbatasan antara China dan India. Bea Cukai India pun secara paksa memblokir impor barang dari China, sehingga mengakibatkan banyak pabrik yang berhenti bekerja.
Laman Giz China melaporkan, Bea Cukai India telah menunda izin produk elektronik asal China dengan alasan masalah sistem. Jadi beberapa merek smartphone sudah kehabisan suku cadang.
Baru-baru ini, Sistem Penilaian Tanpa Wajah baru yang diluncurkan oleh Bea Cukai India telah memengaruhi Chiyu. Asosiasi industri ponsel pintar India, ICEA, juga mengeluhkan waktu pengurusan bea cukai yang meningkat dari 2 menjadi 3 hari menjadi 8 menjadi 12 hari.
Namun, ada masalah lain yang membuat perusahaan smartphone China khawatir. Ketidakpastian geopolitik membuat 'impian India' yang besar dari para pembuat ponsel pintar di China tampak tidak nyata lagi.
India sudah mulai mengimplementasikan rencana PTI ('Program Insentif Terkait Produksi untuk Industri Manufaktur Elektronik Skala Besar India') dari manufaktur 'kemandirian'. Menurut rencana, pemerintah akan memberikan USD5,3 miliar berwujud dukungan keuangan dalam lima tahun ke depan. Insentif ini merangsang perkembangan industri manufaktur elektronik India dengan nilai output total USD153 miliar dalam lima tahun ke depan.
Merek ponsel pintar China sendiri sudah menguasai hampir 80% pasar smartphone India. Menurut data IDC, pada 2019, Xiaomi mengapalkan 43,6 juta unit ponsel di India. Mereka memiliki pangsa pasar terbesar, terhitung 28,6%.
Disusul kemudian vivo mengirimkan 23,8 juta unit ponsel, menduduki peringkat ketiga di pasar dengan market share 15,6%. Lalu Oppo dan realme yang masing-masing mengirimkan 16,3 juta dan 16,2 juta unit handphone. Mereka menempati peringkat keempat dan kelima, dengan pangsa pasar masing-masing 10,7% dan 10,
Beberapa bulan lalu, merek China memiliki ambisi besar di India dan berencana untuk berinvestasi besar-besaran. Pada Maret 2019, Xiaomi memasok investasi USD470 juta ke Xiaomi India dalam dua gelombang. Ini merupakan investasi terbesar sejak Xiaomi masuk ke India.
tulis komentar anda