FOMO Indonesia, Forum Diskusi Terverifikasi dan 100% Anonim

Senin, 07 September 2020 - 23:55 WIB
FOMO dapat menjadi wadah yang tepat bagi Anda yang ingin berdiskusi secara positif, tanpa stigma dan bebas untuk mengemukakan pendapat. Foto/Ist
JAKARTA - Menggunakan media sosial (medsos) secara berlebihan memiliki efek samping untuk kesehatan mental seseorang. Meskipun berselancar di medsos bisa membuat orang senang, di sisi lain, seseorang bisa merasa kesepian, hilang rasa percaya diri, bahkan depresi. Kenapa hal ini bisa terjadi? (Baca juga: Merek Lain Patut Waspada, realme 7 dan 7i Mau Datang ke Indonesia )

Dikutip dari Forbes (November 2018), hal ini bisa terjadi karena adanya perbandingan sosial. Maksudnya, seseorang akan membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain yang mereka lihat melalui media sosial, entah lebih buruk ataupun lebih baik.

Hal ini mengakibatkan adanya rasa kompetisi antara satu orang dengan orang yang lain. Ini akan berdampak negatif kepada pribadi seseorang.

Bersosial di media online jadi ajang hebat-hebatan. Bahkan ada media sosial yang menghilangkan tampilan jumlah likes yang didapat oleh sebuah posting-an di sosial media tersebut. “Kami ingin follower Anda fokus pada apa yang Anda bagikan, bukan berapa banyak jumlah likes yang Anda dapat,” begitu tulisan yang ada di halaman notifikasi aplikasi media sosial tersebut.





Untuk itu, FOMO hadir dengan sesuatu yang unik dan berbeda. Ditemui di kantornya di Jakarta, Niko Questera, salah satu perintis FOMO mengatakan, FOMO adalah sebuah forum 100% anonim bagi para profesional untuk saling berinteraksi dan berbagi informasi dalam dunia profesional.

"FOMO dapat menjadi wadah yang tepat bagi Anda yang ingin berdiskusi secara positif, tanpa stigma dan bebas untuk mengemukakan pendapat," kata Niko.

Anonimitas bisa jadi jawaban yang tepat untuk Anda yang ingin bebas mengemukakan pendapat tanpa ada yang menghakimi. Identitas Anda tidak akan terlihat pada forum diskusi, sehingga memiliki nilai yang sama dengan user yang lain.

Peter Adjiwibawa, salah satu perintis FOMO menambahkan, FOMO ingin agar orang fokus pada nilai dari sebuah posting-an yakni secara objektif, bukan subjektif. "Kami ingin setiap orang memiliki hak dan value yang setara satu sama lain,” ujar Peter.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More