Revolusi Industri 4.0: Ericsson Tantang Inovator Bersaing di Hackathon Smart Manufacturing
Kamis, 24 Oktober 2024 - 09:25 WIB
Kriteria teknis mencakup aspek-aspek seperti kebersihan dan kompleksitas kode, pemahaman dan pemanfaatan teknologi; fungsionalitas, ketahanan, dan produk akhir.
Kriteria desain mencakup aspek-aspek seperti alasan desain, estetika dan UX serta kreativitas solusi.
“Hackathon ini merupakan wujud nyata komitmen kami terhadap inovasi di Indonesia dengan membentuk masa depan industri, terutama di sektor manufaktur, melalui pemanfaatan kekuatan Gen AI dan teknologi 5G canggih,” ungkap Krishna Patil, President Director of Ericsson Indonesia.
Direktur PIDI 4.0 Saiful Bahri menyebut kehadiran Gen AI dan 5G memang menawarkan banyak peluang. Tapi, juga menghadirkan tantangan signifikan. “Satunya kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologi baru seperti AI dan konektivitas 5G yang memerlukan investasi besar, perubahan budaya dan peningkatan keterampilan dan kreativitas,” bebernya.
Adapun 5G menawarkan konektivitas yang andal tanpa pemasangan kabel yang rumit dan mahal, sehingga memungkinkan pengaturan pabrik dengan komunikasi dua arah antara mesin dan pekerja dalam pengaturan yang modular dan fleksibel.
Implementasi 5G secara penuh di Indonesia akan menjadi penggerak transformasi digital dan Industri 4.0, sehingga menciptakan nilai ekonomi yang signifikan bagi negara.
Baca Juga: Dorong Inovasi Smart Manufacturing di Indonesia, Ericsson Luncurkan Hackathon
Menurut studi Ericsson 5G for Business, digitalisasi dengan teknologi 5G akan menawarkan potensi pendapatan sebesar USD8,49 Miliar untuk operator di Indonesia.
Kriteria desain mencakup aspek-aspek seperti alasan desain, estetika dan UX serta kreativitas solusi.
“Hackathon ini merupakan wujud nyata komitmen kami terhadap inovasi di Indonesia dengan membentuk masa depan industri, terutama di sektor manufaktur, melalui pemanfaatan kekuatan Gen AI dan teknologi 5G canggih,” ungkap Krishna Patil, President Director of Ericsson Indonesia.
Direktur PIDI 4.0 Saiful Bahri menyebut kehadiran Gen AI dan 5G memang menawarkan banyak peluang. Tapi, juga menghadirkan tantangan signifikan. “Satunya kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologi baru seperti AI dan konektivitas 5G yang memerlukan investasi besar, perubahan budaya dan peningkatan keterampilan dan kreativitas,” bebernya.
Mengapa Sektor Manufaktur?
Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor prioritas utama dalam agenda transformasi digital Indonesia. Namun, transisi menuju Industri 4.0 akan bergantung pada keberhasilan adopsi berbagai teknologi baru.Adapun 5G menawarkan konektivitas yang andal tanpa pemasangan kabel yang rumit dan mahal, sehingga memungkinkan pengaturan pabrik dengan komunikasi dua arah antara mesin dan pekerja dalam pengaturan yang modular dan fleksibel.
Implementasi 5G secara penuh di Indonesia akan menjadi penggerak transformasi digital dan Industri 4.0, sehingga menciptakan nilai ekonomi yang signifikan bagi negara.
Baca Juga: Dorong Inovasi Smart Manufacturing di Indonesia, Ericsson Luncurkan Hackathon
Menurut studi Ericsson 5G for Business, digitalisasi dengan teknologi 5G akan menawarkan potensi pendapatan sebesar USD8,49 Miliar untuk operator di Indonesia.
tulis komentar anda