Temu: E-commerce dengan 850 Juta Pengguna Dilarang di Indonesia!
Sabtu, 05 Oktober 2024 - 08:52 WIB
JAKARTA - Temu, platform e-commerce yang dikenal dengan harga barang super murah, sedang naik daun di pasar global. Didukung oleh keberhasilan saudaranya, Pinduoduo, di China, Temu berhasil mencuri perhatian konsumen di Amerika Serikat dan berbagai negara lainnya.
Namun, perjalanan Temu tidak selalu mulus. Di Indonesia, Menkominfo Budi Arie Setiadi dengan tegas menolak kehadiran Temu, menganggapnya sebagai ancaman bagi UMKM lokal.
Selain itu, PDD juga menawarkan fitur “belanja kelompok” yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan potongan harga lebih besar dengan mengundang teman untuk membeli barang yang sama.
Strategi ini terbukti sangat efektif di China, di mana harga jadi faktor penentu utama dalam keputusan pembelian. Dalam waktu singkat, PDD berhasil menghimpun ratusan juta pengguna dan menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia.
Keberhasilan PDD di China mendorong perusahaan induknya, PDD Holdings, untuk melebarkan sayap ke pasar internasional dengan meluncurkan Temu pada 2022. Temu mengadopsi strategi serupa PDD, yaitu menawarkan harga sangat murah dan beragam promo menarik untuk memikat konsumen.
Dampak Temu di Berbagai Negara
Di Amerika Serikat, Temu dengan cepat menjadi fenomena. Aplikasi ini berhasil menduduki peringkat teratas di App Store dan Google Play Store, mengalahkan aplikasi-aplikasi populer lainnya seperti Amazon dan Shein. Keberhasilan Temu di AS didorong oleh beberapa faktor, antara lain:
• Harga sangat murah: Temu menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan e-commerce lainnya, bahkan untuk produk-produk yang sama.
Namun, perjalanan Temu tidak selalu mulus. Di Indonesia, Menkominfo Budi Arie Setiadi dengan tegas menolak kehadiran Temu, menganggapnya sebagai ancaman bagi UMKM lokal.
Kisah Sukses Pinduoduo dan Temu
Pinduoduo (PDD), yang berdiri pada 2015, berhasil merajai pasar e-commerce di China dengan strategi "harga murah" dan “social commerce”. PDD menawarkan berbagai macam produk dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan para pesaingnya, seperti Alibaba dan JD.com.Selain itu, PDD juga menawarkan fitur “belanja kelompok” yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan potongan harga lebih besar dengan mengundang teman untuk membeli barang yang sama.
Strategi ini terbukti sangat efektif di China, di mana harga jadi faktor penentu utama dalam keputusan pembelian. Dalam waktu singkat, PDD berhasil menghimpun ratusan juta pengguna dan menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia.
Keberhasilan PDD di China mendorong perusahaan induknya, PDD Holdings, untuk melebarkan sayap ke pasar internasional dengan meluncurkan Temu pada 2022. Temu mengadopsi strategi serupa PDD, yaitu menawarkan harga sangat murah dan beragam promo menarik untuk memikat konsumen.
Dampak Temu di Berbagai Negara
Di Amerika Serikat, Temu dengan cepat menjadi fenomena. Aplikasi ini berhasil menduduki peringkat teratas di App Store dan Google Play Store, mengalahkan aplikasi-aplikasi populer lainnya seperti Amazon dan Shein. Keberhasilan Temu di AS didorong oleh beberapa faktor, antara lain:• Harga sangat murah: Temu menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan e-commerce lainnya, bahkan untuk produk-produk yang sama.
tulis komentar anda