UMM Hidupkan Lagi Guru Besar lewat Teknologi AI
Rabu, 13 Maret 2024 - 14:44 WIB
"Maka studi tentang keragaman breed sapi asli Indonesia semakin penting. Konservasi keanekaragaman genetik ternak lokal harusnya sudah menjadi program yang wajib diimplementasikan,” katanya.
Selain menyajikan orasi ilmiah menarik, prosesi pengukuhan tersebut juga menceritakan bagaimana Aris dan Maftuchah saling mendukung satu sama lain hingga mencapai titel guru besar. Aris menceritakan kisah pada tahun 1994, di mana ia dan istri menikah.
Kemudian penantian panjang selama sembilan tahun untuk mendapatkan amanah buah hati. Bahkan juga perjuangan Maftuchah yang harus menyelesaikan studi di Bogor saat masih hamil, serta upaya Aris bolak balik Malang-Bogor untuk menemani sang istri sembari menjalankan tugas sebagai dosen di UMM.
Di sisi lain, orasi ilmiah yang sudah disusun Maftuchah juga berhasil tersampaikan melalui teknologi AI. Orasinya membahas mengenai pengembangan teknologi budidaya tanaman jarak pagar (jatropha curcas linn) untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel. Tanaman jarak pagar memiliki sejarah panjang, terutama pemanfaatannya sebagai bahan bakar nabati. Saat penjajahan Jepang, biji dari buah tanaman jarak ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar penerangan maupun minyak bakar.
“Namun, hingga saat ini pengembangan tanaman jarak pagar masih belum signifikan, bahkan cenderung tidak diutamakan, terutama terkait pemanfaatannya untuk sumber energi,” ujar Maftuchah, yang dihidupkan kembali melalui teknologi AI.
Menurut orasinya, penanaman tanaman jarak pagar perlu diupayakan pada daerah-daerah marginal Jika ditanam pada lahan produktif, maka akan berkompetisi dengan tanaman pangan sehingga nilai ekonomisnya menjadi rendah dan petani tidak tertarik untuk budidaya tanaman jarak pagar. "Edukasi tentang pemanfaatan biji buah jarak untuk bahan bakar nabati juga harus tetap dilakukan, diikuti dengan pengembangan teknologinya, terutama dalam penggunaannya sebagai biofuel," katanya.
Selain menyajikan orasi ilmiah menarik, prosesi pengukuhan tersebut juga menceritakan bagaimana Aris dan Maftuchah saling mendukung satu sama lain hingga mencapai titel guru besar. Aris menceritakan kisah pada tahun 1994, di mana ia dan istri menikah.
Kemudian penantian panjang selama sembilan tahun untuk mendapatkan amanah buah hati. Bahkan juga perjuangan Maftuchah yang harus menyelesaikan studi di Bogor saat masih hamil, serta upaya Aris bolak balik Malang-Bogor untuk menemani sang istri sembari menjalankan tugas sebagai dosen di UMM.
Di sisi lain, orasi ilmiah yang sudah disusun Maftuchah juga berhasil tersampaikan melalui teknologi AI. Orasinya membahas mengenai pengembangan teknologi budidaya tanaman jarak pagar (jatropha curcas linn) untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel. Tanaman jarak pagar memiliki sejarah panjang, terutama pemanfaatannya sebagai bahan bakar nabati. Saat penjajahan Jepang, biji dari buah tanaman jarak ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar penerangan maupun minyak bakar.
“Namun, hingga saat ini pengembangan tanaman jarak pagar masih belum signifikan, bahkan cenderung tidak diutamakan, terutama terkait pemanfaatannya untuk sumber energi,” ujar Maftuchah, yang dihidupkan kembali melalui teknologi AI.
Menurut orasinya, penanaman tanaman jarak pagar perlu diupayakan pada daerah-daerah marginal Jika ditanam pada lahan produktif, maka akan berkompetisi dengan tanaman pangan sehingga nilai ekonomisnya menjadi rendah dan petani tidak tertarik untuk budidaya tanaman jarak pagar. "Edukasi tentang pemanfaatan biji buah jarak untuk bahan bakar nabati juga harus tetap dilakukan, diikuti dengan pengembangan teknologinya, terutama dalam penggunaannya sebagai biofuel," katanya.
(msf)
tulis komentar anda