Tanda Tangan Digital dalam Rekam Medis Elektronik, dari Keamanan-Keakuratan
Selasa, 19 Desember 2023 - 15:05 WIB
BANDUNG - Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bandung menggelar seminar berjudul Tanda Tangan Digital dalam Rekam Medis Elektronik: Keamanan, Efisiensi, dan Keakuratan Data. Kegiatan dengan menggandeng Docotel Group ini digelar di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung, Kamis (14/12/2023).
Seminar ini juga bekerja sama dengan Tilaka Nusa Teknologi, Mega Cyber Security, Citraraya Nusatama, serta mengikutsertakan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia. Dengan banyak pihak yang terlibat membuat acara ini menjadi daya tarik bagi para tenaga medis dan pemangku kepentingan di industri kesehatan .
Mereka hadir untuk memahami tanda tangan digital dan dampaknya terhadap keamanan data, efisiensi layanan, dan akurasi informasi dalam konteks rekam medis elektronik. Turut hadir, RS swasta yang tergabung dalam ARSSI, di antaranya: RS Advent Bandung, RS Santosa Bandung, RS Cahya Kawaluyaan, RS Mayapada Bandung, RSIA Parahiyangan, RS immanuel Bandung dan lainnya.
Kegiatan ini bertujuan menyampaikan informasi mengenai konsep tanda tangan digital, mulai dari manfaatnya, proses kerja, ketentuannya, serta bagaimana solusi ini dapat diadopsi di rumah sakit. Seminar ini mengundang tiga narasumber ahli yang memberikan wawasan mendalam.
Mereka yakni Ismu Hadi, Sandiman Ahli Madya dari BSSN yang memberikan pandangan hukum dan regulasi terkini mengenai keamanan tanda tangan digital dalam konteks kesehatan. Kedua dr Dian Jauhari, dokter sekaligus VP R&D dari DHealth yang menjelaskan kegunaan tanda tangan digital dalam rekam medis elektronik untuk meningkatkan efisiensi layanan kesehatan dan keakuratan data pasien.
Ketiga, Abdulloh Fahmi, VP Product dari Tilaka yang membahas strategi untuk memastikan keakuratan data melalui penggunaan tanda tangan digital. Acara dimoderatori Yudis Tuasamu, CBO dari Docotel Group.
dr Dian Jauhari mengatakan, penggunaan tanda tangan digital pada rekam medis elektronik bisa membantu banyak pihak. Tidak hanya dokter tetapi juga dari sisi pasien dan pihak keluarga yang akan menjadi penanggung jawab pasien.
Dia juga menyampaikan setidaknya ada 12 form pada rawat jalan yang membutuhkan tanda tangan, dan minimal 10 form pada rawat inap. ”Tidak hanya untuk informed concern saja, tetapi juga untuk form lainnya yang memang dibutuhkan tanda tangan di dalamnya," katanya.
Yudis Tuasamu menambahkan, seminar ini tidak hanya mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan tanda tangan digital pada rekam medis elektronik. Kegiatan ini tetapi juga memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan tentang manfaat, proses kerja, hukum, dan regulasi tanda tangan digital pada rekam medis elektronik.
Fahmi Abdullah mengatakan, Tilaka akan membantu pemerintah untuk mensosialisasikan pentingnya tanda tangan digital di lingkungan rumah sakit. ”Kami berkomitmen untuk memberikan layanan tanda tangan digital tersertifikat yang dapat disesuaikan dengan anggaran rumah sakit," ujarnya.
Ismu Hadi dan Fahmi Abdullah sepakat, bahwa Electronic Medical Record (EMR) akan lebih maksimal pemanfaatannya jika disertai dengan penggunaan tanda tangan secara elektronik. Tentunya tanda tangan tersebut telah tersertifikasi oleh kominfo.
Dengan penuh antusias peserta, seminar ini berhasil menciptakan dialog interaktif antara narasumber, para pemangku kepentingan di sektor kesehatan, hingga hadirin yang meluangkan waktu untuk datang di seminar tersebut. Docotel dan ARSSI berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan transformasi positif di dunia kesehatan.
Seminar ini juga bekerja sama dengan Tilaka Nusa Teknologi, Mega Cyber Security, Citraraya Nusatama, serta mengikutsertakan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia. Dengan banyak pihak yang terlibat membuat acara ini menjadi daya tarik bagi para tenaga medis dan pemangku kepentingan di industri kesehatan .
Mereka hadir untuk memahami tanda tangan digital dan dampaknya terhadap keamanan data, efisiensi layanan, dan akurasi informasi dalam konteks rekam medis elektronik. Turut hadir, RS swasta yang tergabung dalam ARSSI, di antaranya: RS Advent Bandung, RS Santosa Bandung, RS Cahya Kawaluyaan, RS Mayapada Bandung, RSIA Parahiyangan, RS immanuel Bandung dan lainnya.
Kegiatan ini bertujuan menyampaikan informasi mengenai konsep tanda tangan digital, mulai dari manfaatnya, proses kerja, ketentuannya, serta bagaimana solusi ini dapat diadopsi di rumah sakit. Seminar ini mengundang tiga narasumber ahli yang memberikan wawasan mendalam.
Mereka yakni Ismu Hadi, Sandiman Ahli Madya dari BSSN yang memberikan pandangan hukum dan regulasi terkini mengenai keamanan tanda tangan digital dalam konteks kesehatan. Kedua dr Dian Jauhari, dokter sekaligus VP R&D dari DHealth yang menjelaskan kegunaan tanda tangan digital dalam rekam medis elektronik untuk meningkatkan efisiensi layanan kesehatan dan keakuratan data pasien.
Ketiga, Abdulloh Fahmi, VP Product dari Tilaka yang membahas strategi untuk memastikan keakuratan data melalui penggunaan tanda tangan digital. Acara dimoderatori Yudis Tuasamu, CBO dari Docotel Group.
dr Dian Jauhari mengatakan, penggunaan tanda tangan digital pada rekam medis elektronik bisa membantu banyak pihak. Tidak hanya dokter tetapi juga dari sisi pasien dan pihak keluarga yang akan menjadi penanggung jawab pasien.
Dia juga menyampaikan setidaknya ada 12 form pada rawat jalan yang membutuhkan tanda tangan, dan minimal 10 form pada rawat inap. ”Tidak hanya untuk informed concern saja, tetapi juga untuk form lainnya yang memang dibutuhkan tanda tangan di dalamnya," katanya.
Yudis Tuasamu menambahkan, seminar ini tidak hanya mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan tanda tangan digital pada rekam medis elektronik. Kegiatan ini tetapi juga memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan tentang manfaat, proses kerja, hukum, dan regulasi tanda tangan digital pada rekam medis elektronik.
Fahmi Abdullah mengatakan, Tilaka akan membantu pemerintah untuk mensosialisasikan pentingnya tanda tangan digital di lingkungan rumah sakit. ”Kami berkomitmen untuk memberikan layanan tanda tangan digital tersertifikat yang dapat disesuaikan dengan anggaran rumah sakit," ujarnya.
Ismu Hadi dan Fahmi Abdullah sepakat, bahwa Electronic Medical Record (EMR) akan lebih maksimal pemanfaatannya jika disertai dengan penggunaan tanda tangan secara elektronik. Tentunya tanda tangan tersebut telah tersertifikasi oleh kominfo.
Dengan penuh antusias peserta, seminar ini berhasil menciptakan dialog interaktif antara narasumber, para pemangku kepentingan di sektor kesehatan, hingga hadirin yang meluangkan waktu untuk datang di seminar tersebut. Docotel dan ARSSI berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan transformasi positif di dunia kesehatan.
(poe)
tulis komentar anda