Elon Musk Bela Palestina, DPR AS Sebut Keuntungan X Justru Melesat
Rabu, 22 November 2023 - 09:50 WIB
LONDON - Anggota parlemen AS dari Partai Demokrat, Rashida Tlaib , menuduh Elon Musk mengambil keuntungan finansial dari propaganda anti-Israel di X, Twitter.
Tlaib mengatakan bahwa Musk, yang baru saja membeli Twitter seharga USD44 miliar, telah mempromosikan akun-akun yang menyebarkan kebencian terhadap Israel.
Tlaib mengutip contoh-contoh tweet dari akun-akun tersebut, termasuk satu tweet yang menyebut Israel sebagai "negara teroris" dan tweet lain yang mengatakan bahwa "Palestina adalah negara yang sah".
Tlaib mengatakan bahwa tweet-tweet ini mempromosikan "disinformasi berbahaya" dan bahwa Musk "harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di platformnya".
Musk belum menanggapi tuduhan Tlaib.
Menurut laporan The New York Times, Musk telah bertemu dengan beberapa kelompok pro-Palestina sejak membeli Twitter. Musk dilaporkan mengatakan kepada para kelompok tersebut bahwa dia ingin membuat Twitter menjadi platform yang lebih inklusif bagi semua suara, termasuk suara-suara dari Palestina.
Namun, pertemuan Musk dengan kelompok-kelompok pro-Palestina telah memicu kekhawatiran di antara pendukung Israel. Mereka khawatir bahwa Musk akan membiarkan Twitter menjadi platform untuk menyebarkan propaganda anti-Israel.
Tlaib bukan satu-satunya anggota parlemen AS yang mengkritik Musk terkait dengan Twitter. Anggota parlemen AS dari Partai Republik, Josh Gottheimer, mengatakan bahwa Musk "harus bekerja untuk melawan penyebaran kebencian dan disinformasi di Twitter".
Musk mengatakan bahwa dia akan membebaskan Twitter dari "sensor" dan membuat platform tersebut menjadi "tempat yang lebih aman bagi semua suara". Namun, belum jelas bagaimana Musk akan mewujudkan janjinya tersebut.
Tlaib mengatakan bahwa Musk, yang baru saja membeli Twitter seharga USD44 miliar, telah mempromosikan akun-akun yang menyebarkan kebencian terhadap Israel.
Tlaib mengutip contoh-contoh tweet dari akun-akun tersebut, termasuk satu tweet yang menyebut Israel sebagai "negara teroris" dan tweet lain yang mengatakan bahwa "Palestina adalah negara yang sah".
Tlaib mengatakan bahwa tweet-tweet ini mempromosikan "disinformasi berbahaya" dan bahwa Musk "harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di platformnya".
Musk belum menanggapi tuduhan Tlaib.
Menurut laporan The New York Times, Musk telah bertemu dengan beberapa kelompok pro-Palestina sejak membeli Twitter. Musk dilaporkan mengatakan kepada para kelompok tersebut bahwa dia ingin membuat Twitter menjadi platform yang lebih inklusif bagi semua suara, termasuk suara-suara dari Palestina.
Namun, pertemuan Musk dengan kelompok-kelompok pro-Palestina telah memicu kekhawatiran di antara pendukung Israel. Mereka khawatir bahwa Musk akan membiarkan Twitter menjadi platform untuk menyebarkan propaganda anti-Israel.
Tlaib bukan satu-satunya anggota parlemen AS yang mengkritik Musk terkait dengan Twitter. Anggota parlemen AS dari Partai Republik, Josh Gottheimer, mengatakan bahwa Musk "harus bekerja untuk melawan penyebaran kebencian dan disinformasi di Twitter".
Musk mengatakan bahwa dia akan membebaskan Twitter dari "sensor" dan membuat platform tersebut menjadi "tempat yang lebih aman bagi semua suara". Namun, belum jelas bagaimana Musk akan mewujudkan janjinya tersebut.
(wbs)
tulis komentar anda