Berburu Cuan, Toko Online China Memakai AI untuk Berjualan 24 Jam Nonstop
Sabtu, 30 September 2023 - 18:15 WIB
JAKARTA - Sistem perbelanjaan online di China tak luput dari pembaruan teknologi. Sebagian besar toko online kini memakai AI (artificial intelligence) yang bisa menjual produk 24 jam nonstop dalam sepekan.
Para penjual di China tidak pernah bosan mencoba inovasi, salah satunya AI yang benar-benar dapat bekerja 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Dunia belanja online di Tiongkok sangat berbeda dengan apa yang biasa kita alami di negara-negara Barat. Streaming langsung sejauh ini merupakan saluran pemasaran yang paling menguntungkan saat ini, dengan influencer populer di platform seperti Taobao dan Douyin.
Pencapaian luar biasa ini harus dibayar mahal oleh para pebisnis. Memiliki kru untuk mengoperasionalkan kamera dan asisten broadcasting selama siaran langsung juga menambah pengeluaran.
Mencermati fenomena perdagangan di China, MIT Technology Review baru-baru ini menerbitkan artikel tentang munculnya klon AI di kalangan penjual online. Dimulai dari pengamatan banyaknya saluran populer di Taobao, Douyou atau Kuaishou masih aktif seharian.
Saluran tadi memakai para penampil muda dan energik yang mencoba menjual segala jenis barang kepada pemirsa. Namun, jika dilihat lebih dekat penjual ini mengungkapkan beberapa ketidakkonsistenan dalam cara mereka bersuara dan bagaimana bibir mereka bergerak.
Ternyata mereka bukan manusia, tapi deepfake yang dihasilkan AI. “Jika sebuah perusahaan mempekerjakan 10 host streaming langsung, tingkat keahlian mereka akan bervariasi. Mungkin dua atau tiga streamer teratas akan berkontribusi 70% hingga 80% dari total penjualan,” kata Chen Dan, CEO sebuah perusahaan khusus AI.
Host streaming langsung virtual dapat, menurut Chen Dan, lebih efektif menggantikan enam atau tujuh streamers. Lantaran para streamers tadi hanya berkontribusi lebih sedikit dan memiliki tingkat ROI (laba atas investasi) yang lebih rendah. Biayanya pun akan turun secara signifikan.
Dari pertimbangan tersebut, nampak penjual online teratas dalam dunia pemasaran streaming langsung di China masih jauh lebih baik daripada avatar bertenaga AI manapun dalam hal penjualan. Namun bagi banyak perusahaan, lebih masuk akal untuk mengeluarkan sedikit uang di awal dan hanya mengotomatiskan pekerjaannya. Lantaran biayanya lebih rendah, penjual dapat bekerja nonstop dan mereka benar-benar menjual barang.
Respons pembuat AI pun positif Pembuatan klon AI dasar kini memerlukan biaya sekitar 8.000 yuan atau sekira Rp17 juta. Fasilitasnya mencakup satu tahun pemeliharaan teknis gratis. Pengguna juga bisa mendapatkan perangkat lunak bertenaga AI untuk naskah audio sehingga yang perlu dilakukan manusia hanyalah memasukkan nama dan harga produk yang dijual, dan biarkan kloning artificial intellegence (AI) melakukan sisanya.
Para penjual di China tidak pernah bosan mencoba inovasi, salah satunya AI yang benar-benar dapat bekerja 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Dunia belanja online di Tiongkok sangat berbeda dengan apa yang biasa kita alami di negara-negara Barat. Streaming langsung sejauh ini merupakan saluran pemasaran yang paling menguntungkan saat ini, dengan influencer populer di platform seperti Taobao dan Douyin.
Pencapaian luar biasa ini harus dibayar mahal oleh para pebisnis. Memiliki kru untuk mengoperasionalkan kamera dan asisten broadcasting selama siaran langsung juga menambah pengeluaran.
Mencermati fenomena perdagangan di China, MIT Technology Review baru-baru ini menerbitkan artikel tentang munculnya klon AI di kalangan penjual online. Dimulai dari pengamatan banyaknya saluran populer di Taobao, Douyou atau Kuaishou masih aktif seharian.
Saluran tadi memakai para penampil muda dan energik yang mencoba menjual segala jenis barang kepada pemirsa. Namun, jika dilihat lebih dekat penjual ini mengungkapkan beberapa ketidakkonsistenan dalam cara mereka bersuara dan bagaimana bibir mereka bergerak.
Ternyata mereka bukan manusia, tapi deepfake yang dihasilkan AI. “Jika sebuah perusahaan mempekerjakan 10 host streaming langsung, tingkat keahlian mereka akan bervariasi. Mungkin dua atau tiga streamer teratas akan berkontribusi 70% hingga 80% dari total penjualan,” kata Chen Dan, CEO sebuah perusahaan khusus AI.
Host streaming langsung virtual dapat, menurut Chen Dan, lebih efektif menggantikan enam atau tujuh streamers. Lantaran para streamers tadi hanya berkontribusi lebih sedikit dan memiliki tingkat ROI (laba atas investasi) yang lebih rendah. Biayanya pun akan turun secara signifikan.
Baca Juga
Dari pertimbangan tersebut, nampak penjual online teratas dalam dunia pemasaran streaming langsung di China masih jauh lebih baik daripada avatar bertenaga AI manapun dalam hal penjualan. Namun bagi banyak perusahaan, lebih masuk akal untuk mengeluarkan sedikit uang di awal dan hanya mengotomatiskan pekerjaannya. Lantaran biayanya lebih rendah, penjual dapat bekerja nonstop dan mereka benar-benar menjual barang.
Respons pembuat AI pun positif Pembuatan klon AI dasar kini memerlukan biaya sekitar 8.000 yuan atau sekira Rp17 juta. Fasilitasnya mencakup satu tahun pemeliharaan teknis gratis. Pengguna juga bisa mendapatkan perangkat lunak bertenaga AI untuk naskah audio sehingga yang perlu dilakukan manusia hanyalah memasukkan nama dan harga produk yang dijual, dan biarkan kloning artificial intellegence (AI) melakukan sisanya.
(msf)
tulis komentar anda